Equityworld Futures - Harga minyak turun setelah pasar menyorot keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi dan mempertanyakan apakah produksi tambahan dapat menebus hilangnya pasokan dari Rusia serta memenuhi meningkatnya permintaan China di tengah pelonggaran pembatasan COVID.
Seperti dilansir Reuters, keputusan pada hari Kamis oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya, bersama-sama disebut OPEC+, untuk meningkatkan produksi sebesar 648.000 barel per hari (bph) pada bulan Juli dan Agustus, berbeda dari 432.000 bph seperti yang disepakati sebelumnya, dianggap tidak cukup untuk pasar yang ketat.
Harga minyak WTI turun 0,65% di $116,11 per barel, sementara harga minyak Brent turun 0,58% di $116,95 per barel.
Kenaikan produksi dibagi secara proporsional di seluruh negara anggota. Tetapi Rusia yang masuk dalam pakta dan anggota seperti Angola dan Nigeria sudah gagal memenuhi targetnya dan analis mengatakan peningkatan pasokan kemungkinan akan kurang dari volume yang diumumkan.
"Fakta bahwa Rusia tetap berada dalam kelompok menunjukkan bahwa produksi dari aliansi akan terus kesulitan untuk memenuhi bahkan peningkatan kecil dalam kenaikan kuota ini,"
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia
Produksi Rusia telah turun 1 juta barel per hari sejak invasinya ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus", dan kemungkinan akan turun lebih jauh ketika larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia dimulai.
"Dengan kata lain, trader berpikir peningkatan tambahan ini terlalu kecil dibandingkan dengan meningkatnya risiko pasokan turun dari embargo UE di tengah perkiraan peningkatan permintaan dari China," Managing Partner SPI Asset Management Stephen Innes menyatakan.
Seiring turunnya kasus COVID-19 tiap hari, pusat keuangan China Shanghai dan ibu kota, Beijing, telah melonggarkan pembatasan COVID-19 minggu ini. Pemerintah pusat China menjanjikan dukungan luas untuk merangsang ekonomi negara itu, yang diperkirakan menargetkan sektor-sektor dengan intensitas bahan bakar tinggi seperti infrastruktur dan konstruksi properti.
Namun, analis mengingatkan adanya risiko penurunan permintaan dan harga minyak, karena Beijing tidak mengubah pendiriannya terhadap aturan COVID-19.
"Pembukaan kembali China dari lockdown Covid adalah hal positif untuk permintaan saat ini tetapi negara itu mempertahankan kebijakan Nol-Covid sehingga penguncian cepat dapat dengan cepat mengikis dampak ini,"
Data pemerintah pada hari Kamis menunjukkan stok minyak mentah AS turun jauh lebih besar dari estimasi dalam seminggu hingga 27 Mei dan persediaan bensin turun, berbeda dari ekspektasi untuk peningkatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar