Jumat, 30 September 2022

PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1,00 per troy ons pada waktu penulisan, menurun 0,43%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.622,20 dan resistance pada USD1.671,25.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun, Sempat Pulih tapi Ditahan oleh Naiknya Dolar Lagi

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,63% dan diperdagangkan pada USD113,21.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember jatuh 0,62% dan diperdagangkan pada USD18,76 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember jatuh 0,67% dan diperdagangkan pada USD3,36 per pon. 

 

 

Equityworld Futures 

Rabu, 28 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Jatuh 1,5% ke $77, Kekhawatiran Resesi Tekan Sentimen Terbatasnya Pasokan

Equityworld Futures - Rebound harga minyak tampaknya kehabisan bahan bakar akibat kekhawatiran melambatnya permintaan jangka pendek menghambat sentimen potensi kekurangan pasokan yang berasal dari pengurangan produksi OPEC dan badai di Teluk Meksiko.

Harga masih mendekati posisi terendah delapan bulan, pasalnya kenaikan suku bunga dan meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi mengurangi ekspektasi permintaan jangka pendek.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London jatuh 1,56% di $84,46 per barel, dan harga minyak WTI jatuh 1,55% di $77,28 per barel. Kedua kontrak tersebut masing-masing naik hampir 2% pada hari Selasa.

Kekhawatiran atas melambatnya permintaan kembali muncul setelah data dari American Institute of Petroleum menunjukkan stok minyak mentah AS naik lebih besar dari ekspektasi minggu lalu, atau naik 4 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi 333.000 barel.

Angka-angka tersebut menimbulkan lebih banyak kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dan inflasi di tertinggi 40 tahun kemungkinan akan membebani permintaan dalam waktu dekat.

Bank investasi Goldman Sachs (NYSE:GS) juga memangkas perkiraan harga minyaknya, tetapi mengatakan bahwa pengetatan pasokan, terutama dari Rusia, kemungkinan akan memacu rebound harga di awal tahun depan.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas & Tembaga Turun di Tengah Meningkatnya Bayang Perlambatan Ekonomi

Selain itu, dolar naik kembali mendekati level tertinggi 20 tahun, memberikan lebih banyak tekanan bagi harga minyak mentah. Federal Reserve yang hawkish telah menopang nilai dolar tahun ini, dan merupakan salah satu pendorong penurunan terbesar harga minyak mentah.

Kekhawatiran melemahnya permintaan sebagian besar mengimbangi harapan atas potensi krisis pasokan di Amerika Serikat.

Sekitar 1% dari produksi minyak AS di Teluk Meksiko, atau 190.000 barel per hari (bph), ditutup minggu ini karena produsen utama mengevakuasi pekerja di beberapa anjungan lepas pantai untuk mengantisipasi Badai Ian.

Produsen termasuk Chevron (NYSE:CVX), Occidental Petroleum (NYSE:OXY) dan BP (NYSE:BP) mulai mengambil tindakan pencegahan terhadap badai pada awal minggu ini. Teluk Meksiko menyumbang sekitar 15% dari total produksi minyak AS.

Selain itu, Reuters melaporkan bahwa Rusia akan mendorong OPEC+ untuk memangkas pasokan setidaknya 1 juta barel per hari selama pertemuan bulanannya minggu depan. Anggota kelompok lainnya juga telah mendukung pemangkasan produksi untuk menstabilkan harga minyak.

Meski harga minyak mentah telah anjlok dari level tertinggi yang dicapai awal tahun ini, pengetatan pasokan, utamanya dari Rusia, dapat memberikan dorongan ke atas pada akhir tahun. Permintaan minyak pemanas selama musim dingin juga dapat mendukung harga.

Sementara, karet naik 1,74% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 435,65, kakao AS naik 1,5% hingga dini hari. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.181,00 pada Selasa dan gas alam naik 1%.

Lainnya, nikel turun 2% hingga dini hari tadi, timah naik 1,96% di ICE London, dan tembaga turun 0,7%.

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 27 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik, Ada Gangguan Pasokan karena Datangnya Badai

Equityworld Futures - Harga minyak naik dan pasar mempertimbangkan potensi gangguan pasokan dari Badai Ian, kendati prospek permintaan minyak yang memburuk membuat harga tetap tertahan di dekat posisi terendah sembilan bulan.

Produsen minyak utama BP PLC ADR (NYSE:BP) dan Chevron Corp (NYSE:CVX) mengatakan bahwa mereka telah memangkas produksi di beberapa anjungan minyak lepas pantai di Teluk Meksiko untuk mengantisipasi Badai Ian. Badai sekarang diklasifikasikan sebagai badai kategori dua, dan diperkirakan akan menjadi badai besar dalam dua hari.

Produsen lain, termasuk Occidental Petroleum Corporation (NYSE:OXY) dan Hess Corporation (NYSE:HES), mengatakan bahwa mereka memantau situasi dan menerapkan beberapa langkah, meskipun tidak jelas apakah pasokan akan berkurang.

Badai Ian diperkirakan akan bergerak melintasi Teluk Meksiko dan mendarat di Florida minggu ini. Wilayah ini menyumbang sekitar 15% dari pasokan minyak mentah AS.

Prospek pengetatan pasokan menguntungkan harga minyak, yang telah turun tajam bulan ini di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga akan mengganggu aktivitas ekonomi dan memperlambat permintaan minyak mentah.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Kini Giliran Emas Balas Naik, Pemulihan Tembaga Dihambat Ekonomi Lemah China

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London, patokan global, naik 0,5% di $83,20 per barel, dan harga minyak WTI AS, patokan AS, naik 0,4% di $77,05 per barel.

Kedua kontrak tersebut masing-masing anjlok hampir 4% pada hari Senin, terguncang oleh dolar yang menguat dengan cepat dan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang nyata di Eropa.

Harga minyak sekarang menuju kerugian 27% pada kuartal III, karena sinyal hawkish dari Federal Reserve dan bank sentral lainnya mengikis prospek kegiatan ekonomi tahun ini.

Namun, kenaikan ringan dalam minyak dapat mengindikasikan bahwa tekanan jual jangka pendek telah mereda, meskipun untuk sementara waktu. Dolar AS, yang diperdagangkan mendekati level tertinggi 20 tahun pada hari Selasa, diperkirakan akan bergerak naik lagi karena Fed terus menaikkan suku bunga.

Fokus kini tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell, yang akan disampaikan pekan ini, untuk mencari isyarat lanjutan mengenai jalur kebijakan moneter AS.

Harga minyak telah jatuh tajam tahun ini dari level tertinggi yang dicapai selama awal perang Rusia-Ukraina.

Tetapi eskalasi potensial dalam konflik, karena Rusia memobilisasi lebih banyak pasukan, dapat mengganggu pasokan minyak dan mendukung harga. Prospek musim dingin Eropa yang sulit juga bisa menopang permintaan untuk minyak pemanas.

Namun, harga minyak mentah harus bersaing dengan meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat, utamanya karena suku bunga global terus meningkat.

Kabar komoditas, nikel turun 5,33% hingga dini hari tadi, timah turun 6,5% di ICE London, dan tembaga naik 0,26%.

Lainnya, karet mencapai 133,30 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 435,65, kakao AS jatuh 1,6% hingga dini hari. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.194,00 dan gas alam naik 1,65%.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 26 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Bergerak Dekat Low 8 Bulan, Kekhawatiran Resesi Turunkan Prospek Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak tertahan di dekat posisi terendah delapan bulan setelah jatuh tajam pekan lalu, pasalnya pasar khawatir bahwa melambatnya aktivitas ekonomi global akan menurunkan permintaan minyak mentah. 

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London naik 0,3% ke $85,29 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS tidak berubah di $78,67 per barel. Kedua kontrak diperdagangkan tepat di atas level terlemahnya dalam delapan bulan dan mengalami kerugian besar dari minggu lalu. 

Harga memangkas kenaikan awal pada hari Senin setelah data aktivitas bisnis Jepang menunjukkan aktivitas manufaktur di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh lebih lambat pada September dari bulan sebelumnya.

Rilis data ini muncul setelah angka aktivitas bisnis yang suram dari Eurozone dan Inggris minggu lalu, yang meningkatkan kekhawatiran akan resesi global. 

Harga minyak anjlok minggu lalu setelah hasil data ekonomi yang lemah. Sinyal hawkish dari Federal Reserve AS juga memperkuat ekspektasi untuk suku bunga yang lebih tinggi tahun ini. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Kembali Turun Bawah $1.650, Tembaga Terus Lemah Dampak Potensi Resesi

Trader khawatir bahwa gabungan antara inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga akan menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi, sehingga mengurangi permintaan minyak. Harga minyak mentah telah anjlok dari level tertinggi yang dicapai selama awal perang Rusia-Ukraina karena gagasan itu. 

Kekuatan dolar, yang diperdagangkan pada level tertinggi 20 tahun, juga membebani harga minyak. Greenback yang lebih kuat cenderung membuat harga impor minyak mentah lebih mahal, membebani permintaan. Negara importir utama Asia, India dan Indonesia, menghadapi hambatan dari dolar yang lebih kuat.

Perlambatan ekonomi di China, negara importir minyak mentah terbesar di dunia, juga telah membebani permintaan tahun ini. 

Sementara, karet mencapai 133,30 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London tercatat di 435,65, kakao AS jatuh 2,93%. Lainnya, kopi robusta di London mencapai 2.219,00 dan gas alam naik 1,32%.

Ancaman pengurangan produksi oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak minggu lalu tidak banyak menghalangi penurunan minyak mentah. Berita soal potensi eskalasi dalam konflik Rusia-Ukraina, yang kemungkinan akan mengganggu pasokan minyak mentah global, juga hanya menyebabkan lonjakan harga singkat. 

Tetapi trader masih memperkirakan permintaan minyak mentah akan membaik pada kuartal IV, terutama jika terjadi musim dingin yang keras di Eropa, yang dapat mendorong permintaan untuk minyak pemanas.

Permintaan bensin AS juga diperkirakan akan membaik karena harga bahan bakar turun lebih jauh dari rekor tertinggi di negara tersebut.

Lainnya, nikel anjlok 4,77%, timah jatuh 6,5% di ICE London, dan tembaga jatuh 1,74%.

 

 

 Equityworld Futures

Jumat, 23 September 2022

PT Equityworld Futures : Gas alam lebih rendah selama masa dagang Eropa

 

Equityworld Futures - Pada New York Mercantile Exchange, Futures gas alam untuk penyerahan Oktober diperdagangkan pada USD7,14 per mmBTU pada waktu penulisan, menurun 0,72%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per mmBTU. Gas alam kemungkinan akan mendapat support pada USD7,061 dan resistance pada USD8,123.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Eropa

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,63% dan diperdagangkan pada USD111,81.

Sementara itu di Nymex, Minyak metah untuk penyerahan November jatuh 2,01% dan diperdagangkan pada USD81,81 per barrel sedangkan Heating oil untuk penyerahan Oktober jatuh 2,86% dan diperdagangkan pada USD3,31 per galon. 

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 22 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun Tembus Bawah $90, Hike Rate Kurangi Prospek Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak melanjutkan penurunan usai Federal Reserve AS memberikan sinyal yang lebih hawkish dari yang diperkirakan, meningkatkan kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dan inflasi akan membebani permintaan minyak mentah dalam beberapa bulan mendatang.

Harga minyak makin turun dalam perdagangan berombak pasca Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, seperti yang diharapkan. Tetapi komentar dari Ketua Fed Jerome Powell, yang menyatakan bahwa langkah-langkah yang lebih agresif diperlukan untuk mengendalikan inflasi, mengguncang pasar dengan prospek kebijakan moneter yang lebih ketat.

Powell mengatakan bank sentral sekarang bersedia mengambil risiko kelemahan pada ekonomi dan pasar tenaga kerja saat bergerak untuk mengendalikan inflasi. Bank sentral utama lainnya juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi tinggi, dan Bank of England akan bertindak hari ini.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,4% di $89,56 per barel, dan harga minyak WTI AS turun 0,3% ke $82,72 per barel.

Kenaikan suku bunga, ditambah dengan inflasi yang meningkat, diperkirakan akan membebani permintaan minyak mentah yang pada akhirnya akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Suku bunga yang tinggi juga membatasi kemampuan belanja konsumen dan membebani permintaan bensin.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Turun Terus, Kebijakan Hawkish Fed Dorong Dolar

Penguatan dolar, yang mencapai level tertinggi 20 tahun pada hari Kamis, juga telah mengurangi permintaan minyak mentah luar negeri tahun ini karena membuat harga impor minyak menjadi lebih mahal.

Kekhawatiran tren ini telah menyeret harga minyak turun dari level tertinggi tahunan yang dicapai selama awal perang Rusia-Ukraina. Langkah-langkah oleh pemerintah AS untuk menurunkan harga bahan bakar juga membanjiri pasar dengan minyak mentah, pasalnya Gedung Putih terus mengeluarkan minyak dari Cadangan Minyak Strategis tahun ini.

Tetapi eskalasi konflik Rusia-Ukraina lebih lanjut dapat mengganggu pasokan minyak mentah Rusia, bisa menyiratkan potensi kenaikan harga. Presiden Vladimir Putin minggu ini mengumumkan mobilisasi sebagian pasukan untuk "mencaplok" wilayah Ukraina tertentu.

Invasi awal Rusia ke Ukraina telah menyebabkan harga minyak meroket pada Februari, mengingat pasokan konsumen utama di Eropa dan Asia sangat bergantung pada Moskow. Pengetatan pasokan, utamanya saat perang panas, dapat mendorong harga minyak lebih tinggi.

Musim dingin Eropa yang sulit juga diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak mentah karena lebih banyak negara beralih ke minyak pemanas. Komoditas lain, karet turun 1,13% pada Selasa di Singapura, batubara Newcastle di ICE London naik 1%, kakao AS turun 0,55% hingga dini hari tadi. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.224,00 dan gas alam turun 0,14%.

Sementara, nikel turun 0,55%, timah naik 1,13% di ICE London, dan tembaga naik 0,8%.

 

 

 

 Equityworld Futures

Rabu, 21 September 2022

PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Bergerak dalam Kisaran Ketat Jelang Pengumuman the Fed

Equityworld Futures - Emas dan tembaga bertahan dalam kisaran ketat. Investor mengantisipasi kenaikan suku bunga besar oleh Federal Reserve yang mendorong dolar dan menekan pasar logam.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga setidaknya 75 basis poin bps ketika mengakhiri rapat kebijakan dua hari kemudian pada Kamis dini hari nanti, dan trader juga memperkirakan kemungkinan dari kenaikan 100 bps setelah data inflasi AS tinggi dari perkiraan minggu lalu.

Kenaikan suku bunga, yang akan menjadi kenaikan kelima Fed tahun ini, diperkirakan akan menarik modal menjauh dari pasar logam dan masuk ke dolar - sebuah tren yang telah menyeret harga emas jauh di bawah puncak yang dicapai selama awal konflik Rusia-Ukraina.

Ini juga membuat emas kehilangan kemilau safe haven, lantaran logam kuning jatuh seiring dengan turunnya aset pasar konvensional yang didorong oleh risiko tahun ini. Pasar saham juga melemah pada hari Selasa untuk mengantisipasi The Fed.

Harga emas spot naik 0,1% ke $1.666,04/oz, emas berjangka naik 0,2% di $1.674,0/oz. Kedua instrumen masing-masing turun 0,6% dan 0,3%, pada hari Selasa, dan masing-masing juga turun sekitar 2% selama empat sesi terakhir.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Turun Lagi sebelum Hasil Rapat Fed, Terjebak di Tengah $1.600

Emas turun di bawah angka kunci $1.700 awal pekan ini, dan diperkirakan akan melihat beberapa isyarat untuk pemulihan. Pasar akan mengawasi tiap komentar soal ekspektasi inflasi dan suku bunga dari The Fed.

Logam mulia lainnya juga pulih dari kerugian baru-baru ini, tetapi masih berada di dekat posisi terendah baru ini. Perak berjangka naik 0,5%, sementara platinum diperdagangkan datar. Selain itu, nikel naik 1,51% ke 24.333,00 hingga Rabu dini hari, timah turun 0,9% di ICE London, dan tembaga turun 0,01%.

Di antara logam industri, harga tembaga naik 0,1% di $3,50, melanjutkan sebagian besar kerugiannya dalam empat sesi terakhir.

Tetapi logam merah berkinerja sedikit lebih baik daripada emas dalam sebulan terakhir, di tengah ekspektasi pengetatan pasokan karena terjadi aksi pemogokan di Escondida Chili, tambang tembaga terbesar di dunia.

Namun, pasar tembaga harus bersaing dengan aktivitas industri yang melambat di seluruh dunia, yang sangat membebani permintaan tahun ini.

Adapun, karet mencapai 133,80 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London naik 0,51%, kakao AS turun 0,97% hingga dini hari tadi. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.239,00 pada Selasa dan gas alam naik 0,49%.

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 20 September 2022

PT Equityworld Futures : Emas lebih tinggi pada masa dagang Asia

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1,00 per troy ons pada waktu penulisan, meningkat 0,42%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi tinggi USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.661,90 dan resistance pada USD1.707,80.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Terbatas Kala Mendekatnya Rapat Kebijakan Fed

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,14% dan diperdagangkan pada USD109,32.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember jatuh 1,05% dan diperdagangkan pada USD19,56 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember naik 0,43% dan diperdagangkan pada USD3,54 per pon. 

 

 

Equityworld Futures

Senin, 19 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik, Pencabutan Lockdown China Bantu Prospek Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak memulai minggu dengan catatan yang positif tatkala pencabutan pembatasan COVID di kota besar China mendorong optimisme atas pemulihan permintaan di negara importir minyak mentah terbesar dunia itu.

Kota besar China Chengdu - yang merupakan kota terbesar yang menghadapi pembatasan COVID setelah Shanghai awal tahun ini - akan mulai mengurangi pembatasan dua minggu mulai Senin. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di kota tersebut, dengan dibukanya kembali transportasi umum dan pribadi kemungkinan membantu permintaan bahan bakar.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London naik 1% di $92,50 per barel, sementara harga minyak WTI naik 1,2% ke $85,81 per barel. Kedua kontrak pulih dari kerugian tiga minggu berturut-turut, di tengah kekhawatiran atas kemungkinan resesi global.

Harga minyak anjlok dari level tertinggi yang dicapai awal tahun ini, akibat pembatasan di China, ditambah dengan kenaikan inflasi dan suku bunga sangat merusak prospek permintaan tahun ini. Permintaan China khususnya sangat menderita karena produksi industri dihentikan di beberapa pusat wilayah utama.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Naik tapi Masih di Bawah $1.700 Seiring Tumbuhnya Kegelisahan Fed

Kelebihan pasokan yang disebabkan oleh penurunan yang stabil dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS, dan peningkatan pasokan oleh Rusia, juga menarik harga dari level tertinggi tahunan.

Fokus minggu ini yakni rapat Federal Reserve AS, di mana bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dan memberi sinyal pengetatan lebih lanjut yang akan datang. Langkah ini juga diperkirakan setelah data inflasi AS tinggi pada bulan Agustus, mengindikasikan bahwa tekanan inflasi di negara itu belum mereda.

Kedua faktor ini akan sangat membebani pertumbuhan ekonomi, berpotensi merugikan permintaan minyak mentah di negara tersebut. Hal ini juga diperkirakan akan meningkatkan dolar, membuat minyak mentah lebih mahal bagi importir luar negeri.

Harga minyak turun tajam pekan lalu setelah data inflasi AS, begitu pula spekulasi atas peningkatan pasokan Rusia juga membebani sentimen.

Namun, permintaan minyak global diperkirakan akan menguntungkan saat memasuki musim dingin, di mana harga gas alam yang tinggi mendorong lebih banyak negara untuk mengadopsi penggunaan minyak untuk tujuan pemanasan. Lainnya, karet turun 0,96 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London jatuh 1,5%, kakao AS turun 0,8%. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.207,00 pada Jumat dan gas alam\ turun 2,52% di 9,053.

Permintaan bensin AS juga telah menunjukkan ketahanan sepanjang tahun ini, dan diperkirakan akan tetap stabil dalam beberapa bulan mendatang.

Terakhir, nikel naik 5,5% ke 24.333,00 hingga perdagangan, timah naik 1,57% di 21.380,00 di ICE London, dan tembaga turun 0,48%.

 

 

Equityworld Futures

Jumat, 16 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Jatuh 4% dalam Tercapainya Kesepakatan Cegah Mogok Kereta Nasional AS

Equityworld Futures - Harga minyak anjlok 4% pada penutupan. Pemerintahan Biden tidak hanya menghentikan reli gas alam minggu ini. Itu juga menekan kenaikan harga minyak, karena tercapainya kesepakatan tentatif pada hari Kamis untuk mencegah pemogokan pekerja kereta yang bisa melumpuhkan pengiriman energi ke rumah-rumah di Amerika.

Kesepakatan antara perusahaan kereta api utama AS dan serikat pekerja yang mewakili puluhan ribu pekerja dicapai setelah digelarnya perundingan sekitar 20 jam yang ditengahi oleh pemerintah, kata Menteri Tenaga Kerja AS Marty Walsh.

Pemogokan tersebut akan semakin mengurangi stok batubara yang telah menipis oleh layanan kereta api yang buruk, memperumit ketergantungan yang tinggi pada sumber energi ini di tengah terbatasnya pasokan bahan bakar pesaing seperti minyak dan gas. Kekurangan listrik dan harga yang sangat tinggi di bagian negara yang bergantung pada batu bara sangat mungkin terjadi.

Harga minyak mentah menutup hari anjlok hampir 4%.

Gas alam anjlok hampir 10%, mengembalikan semua yang diperolehnya sehari sebelumnya, dan lebih banyak lagi, karena spekulasi bahwa pemogokan kereta api dapat terjadi lagi.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas, Tembaga Jatuh 3% Minggu Ini Seiring Meningkatnya Risiko Fed Rate

Kesepakatan buruh yang mencegah pemogokan juga membuat solar AS dan bensin jatuh sekitar 5%.

“Kesepakatan ini menyelamatkan ekonomi dari tekanan inflasi yang semakin intensif dan menghindari ekonomi AS dari kerugian harian ekonomi sekitar $2 miliar,”

"Fundamental minyak sebagian besar masih bearish karena prospek permintaan China tetap menjadi tanda tanya besar dan Fed melawan inflasi tampaknya siap untuk melemahkan ekonomi AS," tambah Moya.

Lebih dari 60 juta orang di 33 kota di seluruh China telah ditempatkan di bawah pembatasan virus sebagian atau penuh, karena pihak berwenang melipatgandakan upaya memberantas wabah virus corona.

Minyak West Texas Intermediate yang diperdagangkan di New York, yang berfungsi sebagai patokan minyak mentah AS, ditutup anjlok 4,28%, di $90,78 per barel, setelah mencapai sesi terendah di $84,41. Baru minggu lalu, WTI mencapai level terendah tujuh bulan di $81,20, sebelum kembali ke atas $90.

Brent, patokan minyak global yang diperdagangkan di London, ditutup jatuh 3,5% di $90,78 per barel, dibandingkan level terendah intraday di $90,05. Brent mencapai titik low Januari di $87,25 minggu lalu.

Selain itu, karet naik 0,97% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London naik 0,29%, kakao AS naik 2,34% di 2.309,00 dini hari tadi. Serta, kopi robusta di London mencapai 21.177,00 dan gas alam jatuh 1,55%. Lainnya, nikel naik 0,22%, timah mencapai 21.177,00 di ICE London pada penutupan, dan tembaga turun 1,5%.

 

 

 Equityworld Futures

Kamis, 15 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Naik Uji $90, Kabar Eropa jika Gas Rusia Ditinggalkan

Equityworld Futures - Prospek lebih banyak minyak yang digunakan untuk memanaskan Eropa di musim dingin, tatkala Rusia menahan blok tersebut untuk menebus pasokan gas, menopang harga minyak naik untuk keempat kalinya dalam lima hari, di mana minyak acuan West Texas Intermediate AS menguji level $90 per barel.

Juga mendorong pasar yakni peningkatan kecil cadangan minyak dikutip oleh pemerintah untuk minggu lalu, dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan pada Selasa oleh grup perdagangan API.

American Petroleum Institute menyatakan stok minyak mentah naik sebanyak 6,035 juta barel untuk pekan terakhir 9 September. Badan Informasi Energi, atau EIA, yang dikelola pemerintah, melaporkan peningkatan sebesar 2,442 juta barel untuk pekan lalu, meskipun itu masih lebih tinggi dari perkiraan 833.000 barel oleh analis industri yang dilacak oleh Investing.com. Untuk apa nilainya, EIA melaporkan peningkatan yang mengerikan sebesar 8,844 juta barel untuk minggu sebelumnya hingga 2 September.

Sesuai tren, kenaikan minyak mentah kurang menarik perhatian daripada penurunan mingguan di Cadangan Minyak Strategis, atau SPR, yang diandalkan oleh pemerintahan Biden untuk membanjiri pasar dengan pasokan untuk menjaga harga minyak dan bahan bakar tetap rendah.

Menurut EIA, SPR mengalami aliran keluar sebesar 8,4 juta barel selama seminggu hingga 9 September, sehingga persediaannya menjadi 434,1 juta — titik terendah November 1984.

Pemerintahan Biden telah menarik SPR sejak November tahun lalu. Tapi arus keluar dari cadangan benar-benar meningkat pada bulan Mei tatkala pemerintah memulai pertempuran untuk menurunkan harga bensin yang melonjak yang telah melabrak inflasi AS ke level tertinggi 40 tahun. Presiden berkomitmen untuk melepas 180 juta barel dari cadangan selama periode enam bulan - atau kira-kira satu juta barel per hari - antara Mei dan Oktober.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Turun Lewati $1.700 Tembaga Naik Ditengah Berlanjutnya Tekanan Fed Rate

Pelepasan ini telah berhasil menurunkan harga bensin di bawah $3,50 per galon di beberapa stasiun pengisian AS dari rekor tertinggi $5,01 pada pertengahan Juni.

Minyak West Texas Intermediate yang diperdagangkan di New York, yang dianggap sebagai patokan minyak mentah AS, ditutup naik 2% di $89.05 per barel, setelah mencapai sesi tertinggi $90,17. Baru minggu lalu, WTI mencapai level terendah tujuh bulan di $81,20.

Brent, patokan global untuk minyak yang diperdagangkan di London, ditutup naik 1,6%, di $94.66 per barel, dibandingkan level puncak hariannya di $95.79. Brent mencapai low Januari di $87,25 minggu lalu.

"Ini adalah kombinasi dari produksi minyak mentah yang tidak terlalu besar yang dilaporkan oleh EIA, serta penurunan SPR besar yang membantu membawa pasar lebih tinggi,"

“Juga, ada peningkatan isu tentang minyak yang dikerahkan dalam jumlah yang lebih besar untuk memanaskan Eropa selama Barat memblokade persenjataan energi yang dilakukan Rusia.”

Badan Energi Internasional, atau IEA, mengatakan pihaknya memperkirakan perlambatan ekonomi yang semakin dalam dan ekonomi China yang goyah akan menyebabkan permintaan minyak global terhenti pada kuartal IV tahun ini.

Namun, IEA juga mengatakan pihaknya memperkirakan peralihan luas dari gas ke minyak untuk tujuan pemanasan, dengan mengatakan akan tercatat rata-rata 700.000 barel per hari (bph) pada Oktober 2022 hingga Maret 2023 - dua kali lipat tingkat tahun lalu.

Selain peningkatan persediaan minyak mentah AS, stok sulingan — varian minyak yang dibutuhkan untuk membuat diesel yang dibutuhkan untuk truk, bus dan kereta api, serta bahan bakar untuk jet — naik sebesar 4,219 juta barel minggu lalu, menambah 95.000 barel minggu lalu. Analis telah memperkirakan angka sulingan akan flat untuk minggu ini.

Stok bensin turun 1,767 juta barel setelah peningkatan minggu lalu sebesar 333.000. Analis telah memperkirakan penurunan 858.000 barel untuk minggu lalu.

Namun, total permintaan bensin lebih rendah sebesar 233.000 barel minggu lalu dibandingkan dengan minggu sebelumnya, mencapai 8,49 juta barel direvisi.

Sementara, karet di 135,30 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London sentuh 439,35, kakao AS jatuh 1,74% di 2.309,00 dini hari tadi. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.232,00 dan gas alam turun 0,45% di 9,053.

Lainnya nikel naik 0,21% ke 24.333,00 hingga dini hari tadi, timah turun 0,38% di 21.380,00 di ICE London, dan tembaga naik 0,23% di 3,5232.

 

 

 Equityworld Futures

Rabu, 14 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Turun, Inflasi Tinggi Gerus Sinyal Positif Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak turun tipis dalam kekhawatiran atas data inflasi IHK AS yang tinggi dari perkiraan mengimbangi perkiraan permintaan yang kuat dari OPEC dan tanda-tanda minat terhadap bensin AS tetap kuat.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,3% di $93,23 per barel, sedangkan harga minyak WTI AS naik 0,1% di $87,39 per barel. Kedua kontrak turun pada hari Selasa setelah data inflasi AS yang naik mendorong dolar dan memicu aksi jual di sebagian besar kelas aset.

Namun sinyal positif dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) membantu membatasi penurunan harga minyak.

Kelompok ini mengatakan dalam laporan bulanan hari Selasa bahwa mereka memperkirakan permintaan minyak akan tumbuh dengan stabil pada tahun 2022 dan 2023, mengutip permintaan di negara-negara ekonomi utama meskipun ada hambatan dari kenaikan inflasi.

OPEC mempertahankan perkiraannya untuk tahun ini, dengan memperkirakan permintaan minyak akan meningkat sebesar 3,1 juta barel per hari (bph) tahun 2022, dan sebesar 2,7 juta barel per hari pada 2023.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Spot Stabil di Atas $1.700, tapi IHK Kejutan AS Menggelapkan Prospek

Dalam tanda positif lainnya atas permintaan minyak, data dari American Petroleum Institute menunjukkan persediaan bensin terus mengalami penurunan berkelanjutan dalam seminggu hingga 9 September, menyiratkan bahwa konsumen didorong oleh penurunan harga bahan bakar baru-baru ini.

Meski secara keseluruhan stok minyak AS tumbuh tak terduga, sebagian besar peningkatan itu kemungkinan disebabkan oleh penurunan dari Cadangan Minyak Strategis (SPR).

Data resmi dari Energy Information Administration, yang akan dirilis hari ini, juga diharapkan menunjukkan peningkatan stok minyak mentah selama seminggu terakhir. Namun persediaan bensin diperkirakan akan menurun.

Komoditas lain, karet mencapai 135,30 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London naik 0,31% di 439,35, kakao AS jatuh 1,51% di 2.350,00 dini hari tadi. Lainnya, kopi robusta di London di 2.240,00 dan gas alam turun 0,33% di 8,375.

Harga minyak telah anjlok dari puncak yang dicapai awal tahun ini, karena investor khawatir bahwa kenaikan inflasi dan suku bunga akan sangat berdampak pada permintaan minyak mentah. Serangkaian pembatasan terkait COVID di negara importir utama China juga menimbulkan keraguan atas permintaan minyak mentah yang berkelanjutan tahun ini.

Tingkat suku bunga yang terus meningkat juga dapat memicu resesi ekonomi AS, yang diperkirakan akan mengurangi permintaan. Data IHK hari Selasa sekarang membuat pasar memperkirakan serangkaian kenaikan suku bunga besar oleh The Fed tahun ini, karena tengah berjuang untuk mengendalikan inflasi.

Selain itu, nikel jatuh 1,84% ke 24.124,50 hingga dini hari tadi, timah naik 1,4% di 21.461,00 di ICE London, dan tembaga naik 0,11% di 3,5343.

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 13 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun dalam Kekhawatiran Permintaan Jelang IHK AS dan Laporan OPEC

Equityworld Futures - Harga minyak turun dan trader mengkhawatirkan lebih banyak tantangan terhadap permintaan dari pembatasan COVID di China, dengan fokus sekarang beralih ke laporan prospek bulanan OPEC yang akan dirilis hari ini.

Serangkaian pembatasan COVID di China, negara importir minyak mentah terbesar di dunia, telah mendorong penurunan parah impor minyak ke negara itu tahun ini, mengancam untuk mengubah permintaan minyak China menjadi negatif.

Tanda-tanda masalah terbaru datang ketika pembatasan perjalanan di beberapa wilayah mengganggu perayaan festival Musim Gugur China, yang biasanya memacu lonjakan perjalanan darat.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 1,3% di $92,98 per barel, sementara harga minyak WTI AS turun hampir 1% menjadi $86,91 per barel. Brent berjangka juga akan menghentikan kenaikan beruntun tiga hari.

Harga minyak mentah menandai pemulihan yang kuat dari posisi terendah tujuh bulan yang dicapai pekan lalu, kala trader memperkirakan bahwa pengetatan pasokan lebih lanjut oleh Rusia, ditambah dengan krisis energi Eropa, akan menopang harga tahun ini.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Lanjut Naik, Pasar Kini Fokus Data IHK AS

Namun kekhawatiran atas perlambatan aktivitas ekonomi dan dolar yang kuat telah menimbulkan keraguan atas permintaan yang berkelanjutan di pasar Asia.

Pasar kini menunggu petunjuk lanjutan mengenai permintaan global dari laporan bulanan yang dirilis oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Kelompok itu dan sekutunya telah sepakat untuk mengurangi produksi minyak mentah secara nominal minggu lalu, sebuah langkah yang membatasi kenaikan harga.

Kelompok ini mengarahkan produksi minyak kembali ke tingkat sebelum COVID untuk pertama kalinya dalam dua tahun pada 2022. Tetapi permintaan minyak mentah sebagian besar terganggu oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.

Ini juga menarik harga minyak jauh dari level puncak 14 tahun yang dicapai selama awal konflik Rusia-Ukraina.

Pasar minyak juga menunggu data inflasi IHK nanti pada hari Selasa, yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan yang stabil, meskipun penurunan terbatas untuk inflasi AS dari puncak 40 tahun yang dicapai pada bulan Juni.

Angka tersebut diperkirakan akan menentukan jalur dolar dalam waktu dekat, di mana penurunan lebih lanjut dalam greenback diperkirakan positif untuk harga minyak mentah.

Penguatan dolar tahun ini, yang mencapai level tertinggi 20 tahun pekan lalu, telah mempengaruhi permintaan di negara importir utama Asia seperti India dan Indonesia. Dolar AS yang lebih tinggi membuat pengiriman minyak mentah ke negara itu menjadi lebih mahal.

Sementara karet naik 0,54% di 131,40 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 436,00, kakao AS naik 0,85% di 2.380,00 dini hari, serta kopi robusta di London mencapai 2.263,00. Gas alam naik 0,24% di 8,405.

Lainnya, nikel naik 6,25% ke 24.432,00 hingga dini hari tadi, timah naik 1,51% di 21.165,00 di ICE London, dan tembaga turun 0,13% di 3,6115.

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 12 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Gas Eropa Anjlok 8%, Ada Harapan Perang Bisa Berakhir

Equityworld Futures - Harga gas alam Eropa anjlok pada pembukaan di tengah kabar terbaru di medan perang Ukraina-Rusia meningkatkan harapan akan segera berakhirnya perang dan blokade ekonomi timbal balik yang merusak antara Barat dan Rusia.

Kontrak TTF Oktober di Belanda, yang dianggap sebagai patokan untuk gas Eropa barat laut, anjlok 8,3% dari penutupan Jumat di 191,50 euro per megawatt-hour, setelah sebelumnya menyentuh level terendah satu bulan di 195 EUR/MWh.

Harga juga dibatasi oleh tanda-tanda pasokan besar gas alam cair yang sedang dikirim ke Eropa dari AS dan Afrika, karena benua itu meningkatkan upayanya untuk mengisi penyimpanan gas sebelum puncak musim dingin. Selain itu, pejabat Uni Eropa juga mempertimbangkan penjualan izin karbon dari cadangan resmi, yang akan memungkinkan pembangkit listrik tenaga batu bara dan minyak yang lebih besar beroperasi, mengurangi kebutuhan akan gas yang mahal.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun, Dolar AS Juga Melemah Jelang Data Inflasi

Data dari Gas Infrastructure Europe (GIF) menunjukkan bahwa injeksi bersih ke dalam penyimpanan masih berlanjut, di mana fasilitas di seluruh Uni Eropa sekarang rata-rata penuh sebesar 83,6%. Sementara itu jauh di depan target Uni Eropa, para analis masih mengingatkan bahwa penghentian total aliran gas Rusia akan membuat injeksi lebih lanjut menjadi tidak mungkin.

Rusia masih mengirimkan sejumlah kecil gas - sekitar 9% dari konsumsi Uni Eropa - melalui jalur pipa lainnya, tetapi risiko penghentian total telah meningkat setelah Presiden Vladimir Putin mengancam langkah seperti itu minggu lalu sebagai tanggapan atas proposal Uni Eropa untuk mengenakan batasan pada harga impor gas Rusia.

Prospek kebijakan Rusia menjadi jauh lebih tidak jelas sebagai akibat dari keberhasilan dari serangan balik Ukraina selama 10 hari terakhir, di mana tentaranya membebaskan sebagian besar wilayah dan memaksa pasukan Rusia bergerak mundur. Rusia bereaksi pada hari Minggu dengan serangan rudal pada pembangkit listrik dan fasilitas pengolahan air di Ukraina timur, serangan itu menyebabkan pemadaman luas dan penangguhan pasokan air.

Menurut berbagai laporan, Putin membatalkan pertemuan dengan kepala pertahanan pada hari Minggu, memecat Kepala Distrik Militer Barat Roman Berdnikov, hanya 16 hari setelah mengangkatnya. Laporan yang belum dikonfirmasi di media sosial Rusia menunjukkan bahwa Putin telah menghadapi kritikan ​​dari para kepala pertahanan dalam pertemuannya sebelumnya.

"Ini akan memakan waktu dan perkembangan lebih lanjut untuk menilai apakah Ukraina dapat memanfaatkan keuntungannya dan pada gilirannya memicu sikap baru dari Rusia terkait kebijakan energinya."

 

 

Equityworld Futures

Jumat, 09 September 2022

PT Equityworld Futures : Emas lebih tinggi pada masa dagang Asia

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1,00 per troy ons pada waktu penulisan, meningkat 0,62%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi tinggi USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.701,70 dan resistance pada USD1.739,40.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Akhir Pekan, Tembaga Melonjak akibat Mogok Pekerja Tambang

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,75% dan diperdagangkan pada USD108,89.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember naik 1,69% dan diperdagangkan pada USD18,75 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember naik 1,31% dan diperdagangkan pada USD3,60 per pon. 

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 07 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Terus Jatuh, Kekhawatiran Permintaan Lebih Besar dari Pemotongan OPEC+

Equityworld Futures - Harga minyak terus jatuh lagi dan menghapus semua kenaikan minggu ini pasalnya kekhawatiran atas permintaan minyak mentah yang lesu melebihi apa yang dilihat sebagai sentimen pengurangan nominal pasokan oleh OPEC+.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London jatuh 1,34% di $91,59 per barel, dan harga minyak WTI jatuh 1,7% di $85,41 per barel. Kedua kontrak masing-masing anjlok 3% dan 2,4% pada hari Selasa.

Pembatasan baru COVID di China tampaknya menjadi sumber kekhawatiran terbesar untuk permintaan minyak mentah, mengingat impor besar minyak negara itu. Pemerintah baru-baru ini memperpanjang pembatasan di kota barat daya Chengdu.

Data perdagangan China, yang akan dirilis hari ini, juga diperkirakan akan lebih menyoroti permintaan minyak mentah negara itu.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Tembus Bawah $1.700, Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga Fed Melonjak

Selain itu, penguatan dolar AS, di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve, juga membebani harga minyak. Dolar yang lebih tinggi membuat impor minyak mentah menjadi lebih mahal, yang berdampak pada permintaan.

Negara importir besar seperti India dan Indonesia sudah menghadapi tekanan atas permintaan minyak mentah, mengingat depresiasi baru ini dalam rupee dan rupiah.

Kekhawatiran atas permintaan yang melambat dan dolar yang kuat sebagian besar membayangi pemotongan pasokan 100.000 barel per hari oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+). Angka tersebut menyumbang 0,1% dari permintaan harian global, dan dianggap sebagai simbolik. Harga minyak masih naik sesaat setelah pemotongan tersebut.

Tetapi pemotongan pasokan mengecewakan trader yang berharap pengurangan yang lebih besar, karena pemimpin OPEC Arab Saudi telah berjanji untuk mendukung harga minyak mentah dengan produksi yang lebih rendah.

Pasokan minyak tambahan dari Rusia, yang berjanji untuk meningkatkan pengiriman ke Asia sebagai respons terhadap batasan harga yang ditetapkan oleh AS dan Eropa, juga diperkirakan akan membebani harga minyak mentah.

Permintaan Minyak Mentah AS juga diperkirakan menurun memasuki musim dingin. Tetapi permintaan bensin AS meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena harga bahan bakar yang turun.

Krisis energi yang terjadi di Eropa juga diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak pada musim dingin ini, setelah Rusia menutup jalur gas utama ke Uni Eropa. Beberapa negara di blok tersebut diperkirakan akan beralih ke minyak pemanas pada kuartal IV.

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 06 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Beragam, Pasar Cermati Pemotongan Pasokan OPEC+

 

Equityworld Futures - Harga minyak Brent dan WTI beragam setelah OPEC+ mengatakan akan memangkas tingkat produksi untuk mengimbangi penurunan harga di tengah kekhawatiran perlambatan permintaan dan pertumbuhan ekonomi.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,1% di $95,12 per barel, sementara harga minyak WTI melonjak 2,2% di $88,75 per barel. Kedua kontrak melonjak hampir 3% pada hari Senin.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya yang dipimpin oleh Rusia (OPEC+) mengatakan selama pertemuan pada hari Senin bahwa mereka akan memangkas produksi sebesar 100.000 barel per hari (bph) untuk Oktober - kira-kira 0,1% dari permintaan global.

Langkah ini dilakukan tak lama setelah kelompok ini meningkatkan pasokan ke tingkat pra-COVID tahun ini. Namun kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia telah menekan harga minyak dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Pulih dari Low Enam Minggu, Tembaga Naik Ditopang Stimulus China

Arab Saudi, yang memimpin OPEC+, telah mengisyaratkan potensi pengurangan pasokan untuk mengimbangi pelemahan harga. Pemotongan itu sebagai tanggapan terhadap spekulasi atas kesepakatan nuklir baru antara AS dan Iran, yang diperkirakan akan melepaskan pasokan lebih dari 1 juta barel per hari ke pasar.

Harga minyak jatuh antara $4 dan $7 minggu lalu setelah data manufaktur yang lemah dari China, serta tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi di AS. Ekspektasi kesepakatan nuklir Iran juga mengguncang harga.

Harga minyak turun dari level tertinggi 14 tahun yang dicapai pada awal tahun, pasalnya kekhawatiran atas melambatnya permintaan minyak mengimbangi guncangan pasokan dari konflik Rusia-Ukraina.

Tetapi harga mungkin akan mendapat lebih banyak bantuan, terutama karena permintaan bensin meningkat di AS, krisis energi di Eropa, didorong oleh kekurangan gas karena penutupan pipa utama Rusia, juga diperkirakan akan menaikkan permintaan untuk minyak pemanas di bulan-bulan musim dingin.

Minyak Gas London yang diperdagangkan di London melonjak hampir 3% setelah langkah Rusia itu.

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 05 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Gas Eropa Melonjak 31% Pasca Rusia Tutup Jalur Pipa Nord Stream

Equityworld Futures - Harga gas alam Eropa melonjak pada pembukaan, setelah perusahaan gas Rusia Gazprom (MCX:GAZP) menutup pipa Nord Stream ke Jerman, dan ini menambah kekhawatiran atas penghentian total pasokan Rusia selama musim dingin.

Kontrak Dutch TTF bulan depan, sebagai patokan gas di Eropa barat laut, melonjak sebanyak 31% sebelum kembali balik arah di 265 euro per megawatt-hour . Angka itu kenaikan 23,5% dari penutupan.

Langkah Gazprom menjadi yang kedua kalinya dalam eskalasi besar dalam perjuangan ekonomi yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada hari Jumat. Perusahaan telah merilis beritanya setelah penutupan perdagangan gas alam di Eropa, dan hanya dalam hitungan jam setelah Menteri Keuangan G-7 menyetujui rencana yang telah lama diperdebatkan untuk memberlakukan batasan harga pada Ekspor minyak Rusia, bertujuan untuk menahan pasokan uang ke pemerintahan Presiden Vladimir Putin.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Ditekan Penguatan Dolar & Kekhawatiran Fed

Nord Stream telah menyuplai sekitar 30 juta meter kubik gas sehari sebelum penghentian - sekitar 20% dari kapasitas resminya. Hilangnya pasokan itu mempersulit utilitas Eropa untuk melanjutkan kemajuan baik yang telah dibuat dalam mengisi fasilitas penyimpanan mereka menjelang musim dingin.

"Meski tingkat penyimpanan di seluruh kawasan Euro telah tumbuh pesat dalam beberapa pekan terakhir karena lonjakan impor (gas alam cair), prospek penjatahan dan inisiatif lebih lanjut untuk mengekang permintaan gas dan harga listrik akan menjadi fokus minggu ini,"

"Hancurnya permintaan akibat melonjaknya harga telah menurunkan permintaan, tetapi lebih banyak dibutuhkan, terutama jika musim dingin berubah menjadi lebih dingin.

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 01 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak mentah lebih tinggi selama sesi Asia

Equityworld Futures - Pada New York Mercantile Exchange, Futures minyak mentah untuk penyerahan Oktober diperdagangkan pada USD89,44 per barrel pada waktu penulisan, meningkat 0,12%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi tinggi USD per barrel. Minyak metah kemungkinan akan mendapat support pada USD88,30 dan resistance pada USD97,66.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,30% dan diperdagangkan pada USD109,00.

Sementara itu di ICE, Minyak brent untuk penyerahan November naik 0,13% dan diperdagangkan pada USD95,52 per barrel, sedangkan spread antara kontrak Minyak brent dan Minyak metah berada pada USD6,08 per barrel. 

 

 

Equityworld Futures