Equityworld Futures - Harga minyak turun tipis dalam kekhawatiran atas data inflasi IHK AS yang tinggi dari perkiraan mengimbangi perkiraan permintaan yang kuat dari OPEC dan tanda-tanda minat terhadap bensin AS tetap kuat.
Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,3% di $93,23 per barel, sedangkan harga minyak WTI AS naik 0,1% di $87,39 per barel. Kedua kontrak turun pada hari Selasa setelah data inflasi AS yang naik mendorong dolar dan memicu aksi jual di sebagian besar kelas aset.
Namun sinyal positif dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) membantu membatasi penurunan harga minyak.
Kelompok ini mengatakan dalam laporan bulanan hari Selasa bahwa mereka memperkirakan permintaan minyak akan tumbuh dengan stabil pada tahun 2022 dan 2023, mengutip permintaan di negara-negara ekonomi utama meskipun ada hambatan dari kenaikan inflasi.
OPEC mempertahankan perkiraannya untuk tahun ini, dengan memperkirakan permintaan minyak akan meningkat sebesar 3,1 juta barel per hari (bph) tahun 2022, dan sebesar 2,7 juta barel per hari pada 2023.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Spot Stabil di Atas $1.700, tapi IHK Kejutan AS Menggelapkan Prospek
Dalam tanda positif lainnya atas permintaan minyak, data dari American Petroleum Institute menunjukkan persediaan bensin terus mengalami penurunan berkelanjutan dalam seminggu hingga 9 September, menyiratkan bahwa konsumen didorong oleh penurunan harga bahan bakar baru-baru ini.
Meski secara keseluruhan stok minyak AS tumbuh tak terduga, sebagian besar peningkatan itu kemungkinan disebabkan oleh penurunan dari Cadangan Minyak Strategis (SPR).
Data resmi dari Energy Information Administration, yang akan dirilis hari ini, juga diharapkan menunjukkan peningkatan stok minyak mentah selama seminggu terakhir. Namun persediaan bensin diperkirakan akan menurun.
Komoditas lain, karet mencapai 135,30 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London naik 0,31% di 439,35, kakao AS jatuh 1,51% di 2.350,00 dini hari tadi. Lainnya, kopi robusta di London di 2.240,00 dan gas alam turun 0,33% di 8,375.
Harga minyak telah anjlok dari puncak yang dicapai awal tahun ini, karena investor khawatir bahwa kenaikan inflasi dan suku bunga akan sangat berdampak pada permintaan minyak mentah. Serangkaian pembatasan terkait COVID di negara importir utama China juga menimbulkan keraguan atas permintaan minyak mentah yang berkelanjutan tahun ini.
Tingkat suku bunga yang terus meningkat juga dapat memicu resesi ekonomi AS, yang diperkirakan akan mengurangi permintaan. Data IHK hari Selasa sekarang membuat pasar memperkirakan serangkaian kenaikan suku bunga besar oleh The Fed tahun ini, karena tengah berjuang untuk mengendalikan inflasi.
Selain itu, nikel jatuh 1,84% ke 24.124,50 hingga dini hari tadi, timah naik 1,4% di 21.461,00 di ICE London, dan tembaga naik 0,11% di 3,5343.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar