Equityworld Futures - Harga minyak melanjutkan penurunan usai Federal Reserve AS memberikan sinyal yang lebih hawkish dari yang diperkirakan, meningkatkan kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dan inflasi akan membebani permintaan minyak mentah dalam beberapa bulan mendatang.
Harga minyak makin turun dalam perdagangan berombak pasca Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, seperti yang diharapkan. Tetapi komentar dari Ketua Fed Jerome Powell, yang menyatakan bahwa langkah-langkah yang lebih agresif diperlukan untuk mengendalikan inflasi, mengguncang pasar dengan prospek kebijakan moneter yang lebih ketat.
Powell mengatakan bank sentral sekarang bersedia mengambil risiko kelemahan pada ekonomi dan pasar tenaga kerja saat bergerak untuk mengendalikan inflasi. Bank sentral utama lainnya juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi tinggi, dan Bank of England akan bertindak hari ini.
Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,4% di $89,56 per barel, dan harga minyak WTI AS turun 0,3% ke $82,72 per barel.
Kenaikan suku bunga, ditambah dengan inflasi yang meningkat, diperkirakan akan membebani permintaan minyak mentah yang pada akhirnya akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Suku bunga yang tinggi juga membatasi kemampuan belanja konsumen dan membebani permintaan bensin.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Turun Terus, Kebijakan Hawkish Fed Dorong Dolar
Penguatan dolar, yang mencapai level tertinggi 20 tahun pada hari Kamis, juga telah mengurangi permintaan minyak mentah luar negeri tahun ini karena membuat harga impor minyak menjadi lebih mahal.
Kekhawatiran tren ini telah menyeret harga minyak turun dari level tertinggi tahunan yang dicapai selama awal perang Rusia-Ukraina. Langkah-langkah oleh pemerintah AS untuk menurunkan harga bahan bakar juga membanjiri pasar dengan minyak mentah, pasalnya Gedung Putih terus mengeluarkan minyak dari Cadangan Minyak Strategis tahun ini.
Tetapi eskalasi konflik Rusia-Ukraina lebih lanjut dapat mengganggu pasokan minyak mentah Rusia, bisa menyiratkan potensi kenaikan harga. Presiden Vladimir Putin minggu ini mengumumkan mobilisasi sebagian pasukan untuk "mencaplok" wilayah Ukraina tertentu.
Invasi awal Rusia ke Ukraina telah menyebabkan harga minyak meroket pada Februari, mengingat pasokan konsumen utama di Eropa dan Asia sangat bergantung pada Moskow. Pengetatan pasokan, utamanya saat perang panas, dapat mendorong harga minyak lebih tinggi.
Musim dingin Eropa yang sulit juga diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak mentah karena lebih banyak negara beralih ke minyak pemanas. Komoditas lain, karet turun 1,13% pada Selasa di Singapura, batubara Newcastle di ICE London naik 1%, kakao AS turun 0,55% hingga dini hari tadi. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.224,00 dan gas alam turun 0,14%.
Sementara, nikel turun 0,55%, timah naik 1,13% di ICE London, dan tembaga naik 0,8%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar