Equityworld Futures - Harga minyak turun dan trader mengkhawatirkan lebih banyak tantangan terhadap permintaan dari pembatasan COVID di China, dengan fokus sekarang beralih ke laporan prospek bulanan OPEC yang akan dirilis hari ini.
Serangkaian pembatasan COVID di China, negara importir minyak mentah terbesar di dunia, telah mendorong penurunan parah impor minyak ke negara itu tahun ini, mengancam untuk mengubah permintaan minyak China menjadi negatif.
Tanda-tanda masalah terbaru datang ketika pembatasan perjalanan di beberapa wilayah mengganggu perayaan festival Musim Gugur China, yang biasanya memacu lonjakan perjalanan darat.
Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 1,3% di $92,98 per barel, sementara harga minyak WTI AS turun hampir 1% menjadi $86,91 per barel. Brent berjangka juga akan menghentikan kenaikan beruntun tiga hari.
Harga minyak mentah menandai pemulihan yang kuat dari posisi terendah tujuh bulan yang dicapai pekan lalu, kala trader memperkirakan bahwa pengetatan pasokan lebih lanjut oleh Rusia, ditambah dengan krisis energi Eropa, akan menopang harga tahun ini.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Lanjut Naik, Pasar Kini Fokus Data IHK AS
Namun kekhawatiran atas perlambatan aktivitas ekonomi dan dolar yang kuat telah menimbulkan keraguan atas permintaan yang berkelanjutan di pasar Asia.
Pasar kini menunggu petunjuk lanjutan mengenai permintaan global dari laporan bulanan yang dirilis oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Kelompok itu dan sekutunya telah sepakat untuk mengurangi produksi minyak mentah secara nominal minggu lalu, sebuah langkah yang membatasi kenaikan harga.
Kelompok ini mengarahkan produksi minyak kembali ke tingkat sebelum COVID untuk pertama kalinya dalam dua tahun pada 2022. Tetapi permintaan minyak mentah sebagian besar terganggu oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.
Ini juga menarik harga minyak jauh dari level puncak 14 tahun yang dicapai selama awal konflik Rusia-Ukraina.
Pasar minyak juga menunggu data inflasi IHK nanti pada hari Selasa, yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan yang stabil, meskipun penurunan terbatas untuk inflasi AS dari puncak 40 tahun yang dicapai pada bulan Juni.
Angka tersebut diperkirakan akan menentukan jalur dolar dalam waktu dekat, di mana penurunan lebih lanjut dalam greenback diperkirakan positif untuk harga minyak mentah.
Penguatan dolar tahun ini, yang mencapai level tertinggi 20 tahun pekan lalu, telah mempengaruhi permintaan di negara importir utama Asia seperti India dan Indonesia. Dolar AS yang lebih tinggi membuat pengiriman minyak mentah ke negara itu menjadi lebih mahal.
Sementara karet naik 0,54% di 131,40 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 436,00, kakao AS naik 0,85% di 2.380,00 dini hari, serta kopi robusta di London mencapai 2.263,00. Gas alam naik 0,24% di 8,405.
Lainnya, nikel naik 6,25% ke 24.432,00 hingga dini hari tadi, timah naik 1,51% di 21.165,00 di ICE London, dan tembaga turun 0,13% di 3,6115.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar