Equityworld Futures - Rebound harga minyak tampaknya kehabisan bahan bakar akibat kekhawatiran melambatnya permintaan jangka pendek menghambat sentimen potensi kekurangan pasokan yang berasal dari pengurangan produksi OPEC dan badai di Teluk Meksiko.
Harga masih mendekati posisi terendah delapan bulan, pasalnya kenaikan suku bunga dan meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi mengurangi ekspektasi permintaan jangka pendek.
Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London jatuh 1,56% di $84,46 per barel, dan harga minyak WTI jatuh 1,55% di $77,28 per barel. Kedua kontrak tersebut masing-masing naik hampir 2% pada hari Selasa.
Kekhawatiran atas melambatnya permintaan kembali muncul setelah data dari American Institute of Petroleum menunjukkan stok minyak mentah AS naik lebih besar dari ekspektasi minggu lalu, atau naik 4 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi 333.000 barel.
Angka-angka tersebut menimbulkan lebih banyak kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dan inflasi di tertinggi 40 tahun kemungkinan akan membebani permintaan dalam waktu dekat.
Bank investasi Goldman Sachs (NYSE:GS) juga memangkas perkiraan harga minyaknya, tetapi mengatakan bahwa pengetatan pasokan, terutama dari Rusia, kemungkinan akan memacu rebound harga di awal tahun depan.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas & Tembaga Turun di Tengah Meningkatnya Bayang Perlambatan Ekonomi
Selain itu, dolar naik kembali mendekati level tertinggi 20 tahun, memberikan lebih banyak tekanan bagi harga minyak mentah. Federal Reserve yang hawkish telah menopang nilai dolar tahun ini, dan merupakan salah satu pendorong penurunan terbesar harga minyak mentah.
Kekhawatiran melemahnya permintaan sebagian besar mengimbangi harapan atas potensi krisis pasokan di Amerika Serikat.
Sekitar 1% dari produksi minyak AS di Teluk Meksiko, atau 190.000 barel per hari (bph), ditutup minggu ini karena produsen utama mengevakuasi pekerja di beberapa anjungan lepas pantai untuk mengantisipasi Badai Ian.
Produsen termasuk Chevron (NYSE:CVX), Occidental Petroleum (NYSE:OXY) dan BP (NYSE:BP) mulai mengambil tindakan pencegahan terhadap badai pada awal minggu ini. Teluk Meksiko menyumbang sekitar 15% dari total produksi minyak AS.
Selain itu, Reuters melaporkan bahwa Rusia akan mendorong OPEC+ untuk memangkas pasokan setidaknya 1 juta barel per hari selama pertemuan bulanannya minggu depan. Anggota kelompok lainnya juga telah mendukung pemangkasan produksi untuk menstabilkan harga minyak.
Meski harga minyak mentah telah anjlok dari level tertinggi yang dicapai awal tahun ini, pengetatan pasokan, utamanya dari Rusia, dapat memberikan dorongan ke atas pada akhir tahun. Permintaan minyak pemanas selama musim dingin juga dapat mendukung harga.
Sementara, karet naik 1,74% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 435,65, kakao AS naik 1,5% hingga dini hari. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.181,00 pada Selasa dan gas alam naik 1%.
Lainnya, nikel turun 2% hingga dini hari tadi, timah naik 1,96% di ICE London, dan tembaga turun 0,7%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar