Equityworld Futures - Harga tembaga dan sebagian besar logam industri jatuh pada hari Selasa seiring meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan di negara importir utama China, sementara harga emas turun karena pembeli safe haven lebih memilih dolar.
Tembaga turun 0,4% di $3,859, melanjutkan penurunan besar dari Senin akibat kekhawatiran perlambatan yang lebih besar dalam permintaan China.
Pasar komoditas global anjlok setelah data produksi industri lebih lemah dari perkiraan di China menimbulkan kekhawatiran atas lesunya permintaan dari importir komoditas terbesar dunia itu.
Produksi industri China tumbuh sebesar 3,8% pada Juli, yang berada di bawah ekspektasi sebesar 4,6%, dan juga lebih rendah dari angka Juni sebesar 3,9%. Data tersebut muncul setelah beberapa pembatasan COVID-19 di seluruh negeri, yang telah sangat menghambat pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Minyak Jatuh Kembali, Tekanan Perlambatan China & Saudi Kelebihan Pasokan
Penjualan ritel China juga diketahui lebih lemah. Kekhawatiran atas penurunan ekonomi semakin diperburuk oleh pemotongan suku bunga yang tak terduga oleh People's Bank of China, yang menyiratkan tekanan ekstrem pada bank sentral untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Harga aluminium jatuh 1,2%, sementara nikel dan seng masing-masing turun 4,6% dan 0,4%.
Namun perusahaan tambang besar BHP Group (NYSE:BHP) memperkirakan permintaan China tetap baik, terlepas dari tren saat ini. Perusahaan ini, yang merupakan perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, bermaksud untuk meningkatkan produksi bijih besi dan tembaga dengan harapan permintaan logam akan pulih.
Harga emas turun tipis pada hari Selasa, usai logam kuning ini juga mengalami penurunan drastis karena pembeli safe haven beralih ke dolar.
Emas spot berada di sekitar $1.779,13/oz, sedang emas berjangka turun 0,2% menjadi $1.794,1. Kedua instrumen turun sekitar 1%, sedangkan indeks dolar AS naik 0,7%.
Pengembalian emas, yang dianggap sebagai lindung nilai inflasi yang populer, sebagian besar tertinggal dari inflasi tahun ini, karena volatilitas di pasar logam.
Sebaliknya, prospek kenaikan suku bunga AS telah membuat trader masuk ke dolar sebagai tempat yang dianggap aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar