Equityworld Futures - Harga minyak naik di Asia. Investor memantau pelepasan pasokan dari cadangan strategis negara-negara konsumen, sementara gencatan senjata di Timur Tengah dapat meredakan kekhawatiran pasokan.
Harga minyak Brent naik tipis 0,16% di $104,56 per barel dan harga minyak WTI berjangka naik tipis 0,09% di $99,36 per barel. Baik Brent dan WTI berjangka turun $1 ketika pasar dibuka pada hari Senin.
PBB membantu menengahi gencatan senjata dua bulan antara koalisi pimpinan Arab Saudi dan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran, kali pertama dalam konflik tujuh tahun. Fasilitas minyak Saudi baru-baru ini diserang oleh Houthi selama konflik, sehingga menambah gangguan pasokan dari Rusia.
"Ini adalah ancaman yang bertambah kembali, dan gencatan senjata akan mengurangi ancaman itu terhadap pasokan,"
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun, Data Pekerjaan AS yang Kuat Tekan Sentimen Perang Ukraina
Produksi kondensat minyak dan gas Saudi turun menjadi 11,01 juta barel per hari (bph) pada Maret, dari rata-rata output sebanyak 11,08 juta barel per hari pada Februari, menurut sumber industri. Sanksi Barat yang diberlakukan usai invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari juga telah menghantam penyulingan dan ekspor minyak Rusia. Perkiraan kehilangan pasokan minyak Rusia berkisar antara satu hingga tiga juta barel.
Harga minyak anjlok sekitar 13% selama minggu lalu setelah Amerika Serikat mengumumkan rencana untuk menjual hingga 1 juta barel per hari minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS selama enam bulan mulai Mei 2022. Departemen Energi AS pada hari Jumat merilis garis besar formal untuk penjualan, sementara anggota Badan Energi Internasional juga setuju untuk melepaskan lebih banyak minyak.
"Upaya bersama AS dan sekutunya untuk sementara dapat menyeimbangkan kekurangan pasokan pada 2022, tetapi itu mungkin bukan solusi jangka panjang,"
"Juga, produsen minyak AS kemungkinan enggan meningkatkan produksi untuk menjaga keuntungan tetap tinggi."
Sementara itu, Shanghai memperpanjang penguncian untuk mengendalikan wabah COVID-19 di kota itu, dan kekhawatiran permintaan bahan bakar di negara importir minyak utama dunia itu tetap ada. Kementerian Transportasi China memperkirakan penurunan lalu lintas jalan sebesar 20% dan penurunan 55% dalam penerbangan selama liburan Qingming tiga hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar