Equityworld Futures - Harga minyak kembali naik di Asia pasalnya invasi Rusia ke Ukraina mendorong kekhawatiran atas dampak pasokan global. Investor juga bersiap untuk mengamati efek potensial dari sanksi perdagangan terhadap Rusia, negara eksportir minyak mentah terbesar ketiga global.
Harga minyak Brent naik 2,16% menjadi $97,48 per barel setelah mencapai level tertinggi $101,87. Harga minyak WTI naik 1,95% menjadi $94,62 per barel.
Invasi Rusia ke Ukraina pada hari Kamis memicu lonjakah harga cairan hitam ini melewati angka $100 untuk pertama kalinya sejak tahun 2014 dan Brent Futures naik ke level $105. Puluhan ribu warga Ukraina melarikan diri setelah terjadi serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia II.
"Pembeli Asia, jelas gugup hingga akhir pekan, telah menumpuk minyak hari ini mengirim harga lebih tinggi sekali lagi, dibantu oleh laporan ledakan di Kyiv,"
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih tinggi pada masa dagang Asia
"Situasi Ukraina akan bertindak untuk menjaga harga tetap tinggi, seperti juga ancaman gangguan, nyata atau dibayangkan, datang dari lingkungan permintaan yang sudah kuat dan pasokan yang terbatas secara global... Saya percaya Brent berjangka sekarang akan diperdagangkan dalam kisaran $90-110 selama beberapa minggu ke depan."
AS menanggapi invasi dengan menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia. Meskipun seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Reuters bahwa sanksi "tidak menargetkan dan tidak akan menyasar pasokan minyak dan gas", harga minyak tetap tinggi.
"Pasar minyak sangat rentan terhadap guncangan pasokan lantaran stok minyak global berada di posisi terendah tujuh tahun,"
"Kapasitas cadangan minyak Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya (OPEC+) dipertanyakan karena pertumbuhan pasokan OPEC+ yang mengecewakan," Kelompok, yang mencakup Rusia ini, telah berjuang untuk meningkatkan produksi dan produksi oleh anggota OPEC pada Januari 2022 berada di bawah kenaikan yang direncanakan berdasarkan kesepakatan dengan sekutunya, menurut survei Reuters.
Meskipun AS, telah mengindikasikan mungkin akan melepaskan stok minyak strategis untuk mengatasi lonjakan harga, "sejarah menunjukkan bahwa setiap penurunan stok minyak strategis kemungkinan hanya akan memberikan bantuan sementara dari harga minyak yang tinggi,"
Sementara itu, data pasokan minyak mentah dari Badan Informasi Energi AS hari Kamis menunjukkan peningkatan sebanyak 4,515 juta barel dalam seminggu hingga 18 Februari. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com memperkirakan peningkatan 442.000 barel, sementara peningkatan 1,121 juta barel tercatat selama minggu lalu.
Data pasokan minyak mentah dari American Petroleum Institute, yang dirilis sehari sebelumnya, menunjukkan peningkatan sebesar 5,983 juta barel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar