Equityworld Futures - Harga minyak turun di Asia, setelah mundur lebih dari 3% selama sesi sebelumnya. Investor juga mempertimbangkan penurunan kemungkinan serangan Rusia di Ukraina di samping kondisi pasar yang ketat dan pemulihan permintaan bahan bakar global.
Harga minyak Brent turun tipis 0,17% ke $93,12 per barel. Harga turun 10 sen setelah anjlok 3,3% semalam pasca Rusia mengumumkan penarikan sebagian pasukannya di dekat perbatasan dengan Ukraina, yang belum diverifikasi oleh AS dan harga minyak WTI turun 0,04% di $92,03 setelah mengakhiri sesi Selasa jatuh 3,6%.
Baik Brent dan WTI berjangka mencapai level tertinggi September 2014 pada hari Senin, ketika Brent mencapai $96,78 dan WTI naik menjadi $95,82. Brent berjangka juga melonjak 50% pada tahun 2021, sementara WTI berjangka melonjak sekitar 60%, seiring pemulihan permintaan bahan bakar global terus membebani pasokan.
Kementerian Pertahanan Rusia menerbitkan rekaman pada hari Selasa yang menunjukkan bahwa mereka menarik beberapa pasukan dari perbatasan dengan Ukraina setelah menggelar latihan. Langkah tersebut memicu aksi ambil untung minyak, sementara saham-saham global rebound.
Tapi di luar ketegangan Ukraina, pasar minyak tetap ketat, dan harga masih di jalur untuk bergerak menuju $100 per barel, menurut beberapa investor.
"Secara teknikal kita bisa melihat harga kembali ke $90 per barel karena aksi ambil untung, tetapi trennya akan lebih tinggi menuju $100 lantaran ekonomi kembali ke jalurnya dan lebih banyak permintaan datang di pasar yang ketat,"
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada hari Selasa bahwa ia melihat ruang melakukan lebih banyak diplomasi untuk mencegah perang antara Rusia dan Ukraina setelah ia menyelesaikan perundingan empat jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Perundingan antara Kanselir Jerman Scholz dan Presiden Putin mendukung ekspektasi pasar bahwa invasi Rusia yang akan segera terjadi tampaknya kemungkinan lebih kecil,"
Sementara itu, data pasokan minyak mentah AS dari American Petroleum Institute Selasa menunjukkan penurunan sebanyak 1,076 juta barel untuk pekan terakhir 11 Februari. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com telah memperkirakan penurunan 1,769 juta barel, sedangkan penurunan tercatat sebesar 2,025 juta barel pada minggu lalu.
Investor sekarang menunggu data pasokan minyak mentah dari Badan Informasi Energi (EIA) AS, yang akan dirilis hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar