Equityworld Futures - harga minyak naik tipis di Asia setelah pasokan minyak mentah AS mengalami penurun tak terduga sehingga memberikan cairan hitam dorongan selama sesi sebelumnya. Investor sekarang fokus pada hasil perundingan nuklir AS-Iran, jika hasilnya sukses maka berpotensi menambah pasokan ke pasar yang tengah ketat ini.
Harga minyak Brent naik tipis 0,02% menjadi $91,57 per barel, sementara harga minyak WTI naik tipis 0,08% di $89,73 per barel.
Data pasokan minyak mentah dari Badan Informasi Energi AS AS pada hari Rabu menunjukkan penurunan sebanyak 4,756 juta barel. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com telah memprediksi adanya kenaikan 369.000 barel, sementara tercatat penurunan sebanyak 1,046 juta barel selama minggu lalu.
Data pasokan minyak mentah dari American Petroleum Institute, yang dirilis sehari sebelumnya, menunjukkan penurunan sebesar 2,025 juta barel.
Penurunan minyak mentah yang mengejutkan ini memperkuat narasi seberapa ketat pasar minyak berlanjut, analis OANDA Edward Moya mengatakan dalam catatan.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Tipis sebelum Pengumuman Data Kunci Inflasi AS
"Harga minyak mentah memiliki terlalu banyak katalis yang mendukung pergerakan ke $100 minyak dalam waktu dekat," tambah catatan itu, merujuk pada ketegangan geopolitik di Eropa Timur terkait Ukraina dan Timur Tengah, serta meningkatnya permintaan bahan bakar global karena sektor perjalanan perlahan pulih menuju tingkat pra-COVID-19 di banyak bagian dunia.
Investor juga terus memantau kemajuan dalam menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015, setelah perundingan berlanjut awal pekan ini. Jika kesepakatan itu dihidupkan kembali, AS dapat menghapus sanksi terhadap minyak Iran, yang dapat mengurangi ketatnya pasokan global.
AS menekan Iran pada hari Rabu untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan cepat, mencatat bahwa tidak mungkin terjadi untuk kembali ke perjanjian itu jika kesepakatan tidak tercapai dalam beberapa minggu.
"Ketidakpastian utama tetap apakah Iran bersedia menandatanganinya," analis Eurasia Henry Rome mengatakan kepada Reuters, menambahkan bahwa konsultan itu memilki perkiraan sebesar 40% untuk kembali tercapainya kesepakatan.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden dan Raja Arab Saudi Salman membahas pasokan energi dan ketegangan geopolitik Timur Tengah, termasuk di Iran dan Yaman,via panggilan telepon pada hari Rabu.
Raja Arab Saudi juga menegaskan menjaga keseimbangan dan stabilitas di pasar minyak serta menekankan perlunya mempertahankan perjanjian pasokan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+), menurut kantor berita negara SPA.
Di Eropa Timur, Wakil Presiden AS Kamala Harris akan bertemu sekutu dan mitra di Munich, dalam upaya untuk mencegah serangan Rusia di Ukraina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar