Kamis, 18 Agustus 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun Tipis, Pasar Khawatir Masuknya Pasokan dari Rusia & Iran

Equityworld Futures - Harga minyak turun, memotong pemulihan yang terjadi baru ini lantaran trader khawatir Kesepakatan Nuklir Iran yang dihidupkan kembali dan peningkatan produksi dari Rusia akan membanjiri pasar dengan minyak mentah.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) - patokan minyak mentah AS, turun 0,12% di $88,00 per barel. Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,01% di $93,64 per barel di awal perdagangan Asia menurut data Investing.com.

Kerugian sebagian besar didorong oleh ekspektasi bahwa kesepakatan antara Iran dan kekuatan Barat sudah dekat. Kesepakatan nuklir yang dihidupkan kembali akan melihat pencabutan beberapa sanksi terhadap Iran, dan melepaskan lebih dari 1 juta barel per hari pasokan minyak ke pasar.

Selain itu, Reuters melaporkan bahwa Rusia kemungkinan akan mengalami surplus ekspor minyak tahun ini. Ini, ditambah dengan sinyal potensi kenaikan produksi oleh Saudi Aramco (TADAWUL:2222), produsen minyak terbesar dunia, tampaknya akan membebani harga minyak mentah untuk sisa tahun ini.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Bergerak di Kisaran Terbatas, Tembaga Turun Ada Sentimen Properti di China

Peningkatan data inflasi di Inggris, ditambah dengan angka PDB kuartal II yang suram dari zona euro juga menimbulkan kekhawatiran atas perlambatan aktivitas ekonomi.

Harga minyak mentah telah melonjak mendekati level rekor awal tahun ini di tengah guncangan pasokan yang berasal dari krisis Rusia-Ukraina. Tetapi sejak itu harga telah mengkonsolidasikan semua keuntungan karena lonjakan inflasi dan suku bunga membebani kegiatan ekonomi.

Harga minyak berbalik dari posisi terendah enam bulan pada hari Rabu di tengah sejumlah data positif dari Amerika Serikat, yang menunjukkan bahwa permintaan minyak mentah mendapat beberapa tanda pemulihan.

Katalis utama di balik pemulihan adalah data dari Badan Informasi Energi yang menunjukkan stok cadangan minyak mentah turun 7 juta barel dalam seminggu hingga 12 Agustus, jauh lebih besar dari ekspektasi untuk penurunan 275.000 barel.

Ini datang di belakang rekor ekspor minyak AS, sebanyak 5 juta barel per hari. Produksi minyak AS juga sedikit turun pekan lalu, menjadi 12,1 juta barel per hari dari 12,2 juta barel pada pekan sebelumnya.

Penurunan yang besar dari perkiraan dalam persediaan bensin juga menunjukkan bahwa konsumen AS kembali mengisi di stasiun, setelah harga gas mencapai rekor tertinggi awal tahun ini yang sangat mengurangi permintaan.

Bensin berjangka AS naik 0,7% di $2,9417, tetapi tetap jauh di bawah level tertinggi 2022. Lainnya, Karet ditutup di 149,10 pada Rabu di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London berakhir mencapai 407,50, dan Kakao AS ditutup naik 2,24% di 2.423,00.

Sementara, Nikel Berjangka ditutup jatuh 1,19% di 21.971,00 pada dini hari tadi, Timah berakhir turun 0,49% ke 24.600,00 di ICE London.

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 16 Agustus 2022

PT Equityworld Futures : Tembaga Turun akibat Prospek Suram Ekonomi, Harga Emas Juga Lemah

Equityworld Futures - Harga tembaga dan sebagian besar logam industri jatuh pada hari Selasa seiring meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan di negara importir utama China, sementara harga emas turun karena pembeli safe haven lebih memilih dolar.

Tembaga turun 0,4% di $3,859, melanjutkan penurunan besar dari Senin akibat kekhawatiran perlambatan yang lebih besar dalam permintaan China.

Pasar komoditas global anjlok setelah data produksi industri lebih lemah dari perkiraan di China menimbulkan kekhawatiran atas lesunya permintaan dari importir komoditas terbesar dunia itu.

Produksi industri China tumbuh sebesar 3,8% pada Juli, yang berada di bawah ekspektasi sebesar 4,6%, dan juga lebih rendah dari angka Juni sebesar 3,9%. Data tersebut muncul setelah beberapa pembatasan COVID-19 di seluruh negeri, yang telah sangat menghambat pertumbuhan ekonomi tahun ini.

 Baca Juga : PT Equityworld Futures : Minyak Jatuh Kembali, Tekanan Perlambatan China & Saudi Kelebihan Pasokan

Penjualan ritel China juga diketahui lebih lemah. Kekhawatiran atas penurunan ekonomi semakin diperburuk oleh pemotongan suku bunga yang tak terduga oleh People's Bank of China, yang menyiratkan tekanan ekstrem pada bank sentral untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Harga aluminium jatuh 1,2%, sementara nikel dan seng masing-masing turun 4,6% dan 0,4%.

Namun perusahaan tambang besar BHP Group (NYSE:BHP) memperkirakan permintaan China tetap baik, terlepas dari tren saat ini. Perusahaan ini, yang merupakan perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, bermaksud untuk meningkatkan produksi bijih besi dan tembaga dengan harapan permintaan logam akan pulih.

Harga emas turun tipis pada hari Selasa, usai logam kuning ini juga mengalami penurunan drastis karena pembeli safe haven beralih ke dolar.

Emas spot berada di sekitar $1.779,13/oz, sedang emas berjangka turun 0,2% menjadi $1.794,1. Kedua instrumen turun sekitar 1%, sedangkan indeks dolar AS naik 0,7%.

Pengembalian emas, yang dianggap sebagai lindung nilai inflasi yang populer, sebagian besar tertinggal dari inflasi tahun ini, karena volatilitas di pasar logam.

Sebaliknya, prospek kenaikan suku bunga AS telah membuat trader masuk ke dolar sebagai tempat yang dianggap aman.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 15 Agustus 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Jatuh Lagi Hampir 1%, Saudi Aramco Siap Tingkatkan Produksi Maksimum

Equityworld Futures - Harga minyak turun setelah perusahaan pengekspor besar dunia, Saudi Aramco (TADAWUL:2222), mengatakan siap untuk meningkatkan produksi dan produksi di beberapa anjungan lepas pantai Teluk Meksiko AS melanjutkan aktivitasnya usai ditutup sebentar minggu lalu.

Sebagaimana dilansir Reuters, Saudi Aramco siap untuk meningkatkan produksi minyak mentah hingga kapasitas maksimumnya sebanyak 12 juta barel per hari (bph) jika diminta oleh pemerintah Arab Saudi, kata Kepala Eksekutif Amin Nasser kepada awak media, Minggu.

Harga minyak Brent jatuh 0,89% di $97,28 per barel, harga minyak WTI jatuh 0,8% ke 91,36. Kedua kontrak minyak acuan ini jatuh 1,5% pada hari Jumat.

"Kami yakin dengan kemampuan kami untuk meningkatkan produksi hingga 12 juta barel per hari setiap kali ada kebutuhan atau permintaan dari pemerintah atau dari kementerian energi untuk meningkatkan produksi kami,"

Ia menambahkan pelonggaran pembatasan COVID-19 China dan peningkatan dalam industri penerbangan dapat menambah permintaan.

Investor menantikan data ekonomi China pada hari Senin untuk mencari isyarat permintaan dari negara importir minyak utama dunia itu.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Tinjauan dan Prospek Harga Logam Mulia & Energi: 15 Agustus - 19 Agustus 2022

Harga minyak rebound lebih dari 3% pekan lalu setelah komponen pipa minyak yang rusak mengganggu kegiatan produksi di beberapa anjungan lepas pantai Teluk Meksiko.

Produsen telah bergerak untuk mengaktifkan kembali beberapa produksi yang dihentikan setelah perbaikan selesai Jumat malam, kata seorang pejabat Louisiana.

Perusahaan jasa energi Baker Hughes Co melaporkan pada hari Jumat bahwa jumlah pengeboran minyak AS naik 3 menjadi 601 minggu lalu. Jumlah pengeboran ini, indikator awal produksi masa depan, tumbuh melambat dengan produksi minyak yang baru terlihat pulih dari pembatasan terkait pandemi.

Pasar minyak global tetap mendapat dukungan oleh pasokan yang terbatas menjelang sanksi Uni Eropa terhadap minyak mentah Rusia dan pasokan produk olahannya musim dingin ini.

Komoditas lain, Karet menyentuh 152,00 pada penutupan Jumat di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London tercatat di 407,65 pada perdagangan Jumat, dan Kakao AS ditutup di 2.394,00 pada hari Sabtu. Sedangkan, Nikel Berjangka ditutup jatuh 2,39% di 23.093,50 pada perdagangan Sabtu, Timah berakhir turun 0,82% ke 25.177,00 di ICE London.

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 11 Agustus 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Bergerak Turun, tapi Masih di Atas $90 Ditopang Angka Inflasi AS

Equityworld Futures - Harga minyak turun, tetapi mempertahankan sebagian besar kenaikan baru-baru ini setelah data inflasi AS lebih rendah dari perkiraan mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh Federal Reserve.

Harga minyak acuan WTI AS turun 0,21% di $91,73 per barel, sementara Brent yang diperdagangkan di Inggris turun 0,15% di $97,25 per barel. Kontrak berjangka AS telah reli 1,1% pada hari Rabu, sementara patokan Inggris telah meningkat 0,5%.

Harga menguat dari posisi terendah mingguan setelah indeks harga konsumen AS menunjukkan bahwa tekanan inflasi mereda pada bulan Juli - akibat dari serangkaian kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve untuk menahan harga yang tinggi.

Indeks dolar AS merosot setelah rilis data. Investor mulai memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin oleh Fed selama pertemuan September. Ekspektasi awal adalah untuk kenaikan 75 basis poin.

Laju pengetatan kebijakan moneter yang lebih lambat, ditambah dengan penurunan inflasi diperkirakan akan mengurangi beberapa tekanan pada aktivitas ekonomi AS, yang dapat memacu pemulihan permintaan minyak mentah.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Turun Minat Risiko Bertambah, Tembaga Tembus Puncak 5 Minggu

Selain itu, kekhawatiran atas krisis pasokan di Eropa, yang berasal dari penghentian Ukraina atas pipa minyak Druzhba dari Rusia, juga telah mendukung harga. Namun ekspor ke Eropa diperkirakan akan segera dilanjutkan.

Namun dalam waktu dekat, minyak kemungkinan menghadapi kelebihan pasokan di tengah berkurangnya permintaan di negara-negara ekonomi utama. Data pemerintah AS pada hari Rabu mengkonfirmasi bahwa persediaan minyak mentah tumbuh besar lebih dari yang diharapkan dalam seminggu terakhir, dan ini mengindikasikan bahwa permintaan tetap lemah.

Cadangan minyak naik 5,458 juta barel dalam seminggu hingga 5 Agustus, jauh di atas perkiraan analis untuk peningkatan 73.000 barel. Stok minyak mentah juga tanpa diduga meningkat hampir lima juta barel pada minggu lalu.

Aktivitas pabrik yang lemah di China, seperti terlihat dari PMI yang lamban dan penurunan inflasi harga produsen, juga menunjukkan permintaan minyak mentah di ekonomi terbesar kedua akan tetap lemah.

Data inflasi harga pabrik AS, yang dijadwalkan terbit, akan menunjukkan apakah tekanan inflasi pada industri AS berkurang.

Angka tersebut diharapkan mencerminkan penurunan yang terlihat pada harga konsumen.

Lainnya, Karet mencapai 154,40 pada penutupan Senin di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London berakhir di level 361,00 dalam perdagangan Jumat lalu, dan Kakao AS melonjak naik 2,29% ke 2.417,00 Kamis dini hari. Sedangkan Nikel Berjangka ditutup naik 4,23% di 22.436,00, Timah naik 0,52% ke 24.426,00 di ICE London.

 

 

 Equityworld Futures

Rabu, 10 Agustus 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Terus Turun Setelah AS Umumkan Cadangan Minyak Meningkat

Equityworld Futures - Harga minyak terus turun, memperpanjang kerugian semalam setelah data industri menunjukkan stok minyak mentah AS kembali meningkat dalam seminggu terakhir.

Investor juga waspada terhadap data inflasi AS yang akan datang, yang dapat menunjukkan lebih banyak risiko kenaikan suku bunga dari Federal Reserve.

Harga minyak Brent turun 0,4% ke $96,09 per barel, sementara harga minyak WTI AS turun 0,3% dan diperdagangkan di $90,22. Kedua kontrak telah turun pada hari Selasa, meskipun sedikit, karena sempat ada potensi krisis pasokan di Eropa mendukung harga.

Data dari American Petroleum Institute menunjukkan persediaan minyak AS meningkat lebih besar pada minggu sebelumnya. Stok minyak mentah, bensin dan sulingan mencapai 2,16 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan kurang dari 100.000 barel. Angka tersebut kemungkinan menandakan angka serupa dari data resmi yang akan dirilis hari ini - yang akan menandai minggu kedua berturut-turut dari persediaan besar minyak AS.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Stabil Cenderung Turun Fokus Inflasi AS, Tembaga Melemah Pasca Inflasi China

Harga minyak telah anjlok pekan lalu setelah data menunjukkan cadangan minyak mentah AS mencapai lebih dari 4 juta barel, yang berbeda dengan ekspektasi untuk penurunan dalam stok.

Angka tersebut menunjukkan bahwa permintaan minyak AS melemah dalam menghadapi kenaikan inflasi dan melambatnya manufaktur - yang dapat menimbulkan lebih banyak masalah bagi pasar minyak mentah.

Melambatnya aktivitas pabrik di seluruh dunia juga diperkirakan akan membebani permintaan minyak dalam beberapa bulan mendatang. Minyak telah anjlok lebih dari $40 dari level puncak yang dicapai ketika Rusia memulai invasi ke Ukraina, pasalnya meningkatnya tekanan biaya di seluruh dunia sangat mengurangi permintaan.

Fokus kini beralih ke data inflasi AS yang akan datang, yang akan dirilis pukul 19.30 WIB. Meski angkanya diperkirakan menunjukkan penurunan harga kecil dari bulan lalu, inflasi diperkirakan masih akan tetap berjalan di sekitar level tertinggi 40 tahun.

Ini kemungkinan akan mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga lanjutan pada bulan September – langkah yang dapat membebani kegiatan ekonomi dan lebih lanjut menekan harga minyak.

Komoditas lain, Nikel Berjangka ditutup turun 0,73% di 21.526,50, Timah turun 0,63% ke 24.300,00 di ICE London.

Adapun Karet mencapai 154,40 pada penutupan Senin di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London berakhir di level 361,00 dalam perdagangan Jumat lalu, dan Kakao AS naik 0,56% di 2.353,00.

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 09 Agustus 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun Pasca Harga Melonjak Senin, Inflasi AS Jadi Fokus

Equityworld Futures - Harga minyak turun. Minyak WTI berada tepat di atas $90 saat fokus beralih ke data inflasi AS yang akan datang untuk petunjuk lanjutan dari kebijakan moneter ke depan.

Harga minyak WTI AS turun 0,55% di $90,26 per barel, sementara harga minyak Brent turun 0,52% ke $96,15 per barel menurut data Investing.com.

Kedua kontrak telah melonjak sebanyak 3% pada hari Senin, meskipun dalam perdagangan fluktuatif, dalam tanda-tanda permintaan minyak mentah tetap baik dari negara importir utama China.

Data awal pekan ini menunjukkan impor minyak mentah China pulih baik pada Juli dari level terendah empat bulan, karena lebih banyak bagian negara itu mulai membatalkan pembatasan COVID.

Kekhawatiran atas penurunan permintaan China, di belakang data pabrik yang lesu, telah menekan harga minyak ke titik terendah enam bulan minggu lalu yang dicapai sebelum invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun tapi Tetap di Kisaran $1.800 sebelum Laporan Inflasi AS

Potensi resesi global - yang berasal dari dampak perang, dan pandemi COVID-19 - sekarang diperkirakan akan membebani harga minyak mentah tahun ini. Adapun Karet naik 1,11% ke 154,40 pada penutupan Senin di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London berakhir di level 361,00 dalam perdagangan Jumat lalu, dan Kakao AS naik 1,39% di 2.337,00.

Fokus kini ada pada data inflasi AS, yang diperkirakan akan menentukan laju tindakan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga bulan depan.

Mengingat harga bahan bakar telah turun dari puncaknya tahun ini, dan merupakan kontributor utama inflasi IHK, angka tersebut diperkirakan akan berkurang di bulan Juli dari bulan sebelumnya. Perkiraan umum yakni tumbuh sebesar 8,7% tahun ke tahun di bulan Juli, turun dari 9,1% di bulan sebelumnya.

The Fed telah menaikkan suku bunga empat kali tahun ini, dan mengisyaratkan akan menyediakan lebih banyak lagi. Bank sentral telah mengindikasikan pendekatan berbasis data untuk kebijakan pengetatan, yang berarti besarnya kenaikan berikutnya sebagian besar akan didasarkan pada pembacaan inflasi Juli dan Agustus.

Suku bunga yang lebih tinggi akan membebani aktivitas bisnis, dan kemungkinan akan membuat permintaan minyak tetap lemah. Amerika Serikat telah mencatat kontraksi ekonomi dua kuartal berturut-turut dan membuat pasar yakin segara tersebut sudah dalam resesi.

Selain itu, Nikel Berjangka ditutup jatuh 2.58% di 21.642,00, Timah turun 0,37% ke 24.455,00 di ICE London.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 08 Agustus 2022

PT Equityworld Futures : Outlook dan Tinjauan Mingguan Harga Logam Mulia & Energi: 08 Agustus - 12 Agustus

Equityworld Futures - Apakah pasar kerja AS benar-benar merupakan teman dari bull minyak?

Kita akan mengetahuinya dalam beberapa hari mendatang, saat pembicara Federal Reserve bereaksi terhadap laporan ketenagakerjaan nonpertanian Juli yang menunjukkan penciptaan lapangan kerja tercatat dua kali lipat lebih dari perkiraan para ekonom.

Belum lama ini, bull minyak biasanya akan bersinar bila pasar tenaga kerja AS positif. Dan ada alasannya: Hubungan antara harga minyak dan jumlah pekerjaan di Amerika Serikat bahwa x jumlah bahan bakar diperlukan untuk x jumlah orang untuk bepergian atau berkeliling. Sederhananya, semakin besar penciptaan lapangan kerja, semakin besar permintaan minyak.

Saat itu masih berlaku, dinamika baru telah muncul, membuat hubungan menjadi lebih rumit. Jumlah pekerjaan yang lebih besar sekarang membawa tekanan upah yang lebih besar. Ini menghasilkan inflasi yang lebih tinggi dan, akibatnya, suku bunga juga lebih besar dari The Fed.

Untuk nilainya, harga minyak mentah masih naik dari posisi terendah Jumat untuk menetap di positif setelah rilis ketenagakerjaan nonpertanian Juli, dengan pembelian saat turun muncul dalam minyak setelah penurunan kumulatif lebih dari 6% hanya dalam dua hari perdagangan.

Tetapi kinerja minyak tetap suram untuk minggu lalu. Brent, patokan minyak mentah global yang diperdagangkan di London, berakhir di bawah $100 per barel dan membukukan penurunan hampir 14%. Itu adalah kerugian mingguan terburuk Brent sejak wabah COVID-19 April 2020 yang hampir menghancurkan permintaan energi.

Di samping Brent, minyak WTI AS, yang berfungsi sebagai patokan untuk minyak mentah AS, turun sekitar 10% pada minggu lalu, setelah mencapai level terendah enam bulan di $87,03 per barel.

Grafik menunjukkan risiko WTI jatuh ke level $82, kepala strategi teknis di SKCharting.com.

"Memasuki minggu (ini), jika pelemahan berlanjut di bawah $88,50, kami memperkirakan pengujian ulang cepat di terendah $87, yang mungkin diikuti oleh penurunan yang berlanjut ke kluster support $85-$82," 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Kembali Naik Jumat, Pasar Tunggu Laporan Pekerjaan Malam Ini

Beberapa bahkan berpikir ada kemungkinan WTI menembus di bawah $80.

"Itu semua tergantung pada suhu yang ditetapkan pejabat Fed untuk suku bunga September dalam pidato mereka minggu (ini),"

Itulah mengapa para bull minyak tidak yakin lagi apakah mereka harus merayakan laporan pekerjaan epik semacam ini.

"Kabar baik tentu saja berita buruk di sini,"

The Fed telah menaikkan suku bunga empat kali sejak Maret, membawa suku bunga pinjaman utama dari hampir nol menjadi 2,5%. Masih ada tiga pertemuan tersisa sebelum tahun ini berakhir, dengan yang pertama akan berlangsung pada 21 September.

Sampai rilis ketenagakerjaan nonpertanian Juli, konsensus di antara trader pasar uang yakni kenaikan 50 basis poin bulan depan. Pada hari Jumat, ada kemungkinan 62% bahwa kenaikan suku bunga September akan menjadi 75 basis poin - sama seperti pada bulan Juni dan Juli, yang notabene merupakan yang tertinggi dalam 28 tahun.

Upah per jam AS - indikasi tekanan upah - telah meningkat dari bulan ke bulan sejak April 2021, kumulatif meningkat sebesar 6,7% selama 16 bulan terakhir, atau rata-rata 0,4% per bulan. Inflasi, diukur dengan Indeks Harga Konsumen, sementara itu naik sebesar 9,1% di tahun ini hingga Juni, level tertinggi sejak 1980-an. Target inflasi The Fed sebesar 2% per tahun, sekitar 4,5 kali lebih rendah dari pembacaan inflasi.

Namun, mungkin ada konsesi yang kita lewatkan di sini. Harga bensin di stasiun AS - komponen utama inflasi domestik - telah jatuh dari rekor tertinggi Juni sebesar $5 per galon menjadi di bawah $4 sekarang. Itu bisa mengurangi inflasi ketika pembaruan laporan inflasi Juli dirilis pada hari Rabu.

Masalah sebenarnya untuk kenaikan minyak - seperti yang dikatakan Again Capital's Kilduff - mungkin apa yang ada di benak petinggi Fed.

"Sebelum data pekerjaan ini, peluang kenaikan 100 basis poin tampak sangat kecil," kata Kilduff. Tetapi jika pejabat Fed merasa itu adalah obat kuat yang diperlukan untuk mengekang inflasi - sekali lagi berdasarkan apa yang diungkapkan oleh laporan IHK Juli pada hari Rabu - "Saya tidak akan mengatakan itu aneh lagi,"

Petinggi Fed punya waktu di pihak mereka. Untuk pertama kalinya sejak April, bank sentral akan memiliki dua laporan ketenagakerjaan non pertanian untuk dicerna - dengan yang berikutnya akan hadir pada 2 September - sebelum keputusan suku bunga pada 21 September. The Fed juga akan menyelenggarakan Simposium Jackson Hole di Wyoming pada tanggal 25-27 Agustus memperdebatkan panjang lebar tentang apa yang harus dilakukan dengan inflasi dan ekonomi.

Terakhir kali diskusi soal kenaikan suku bunga 100 basis poin muncul beberapa minggu yang lalu, tapi sirna dalam waktu 24 jam, bahkan meski pejabat Fed yang paling hawkish pun mengatakan hal tersebut akan berlebihan dalam ekonomi yang baru saja mencatatkan pertumbuhan negatif dua kuartal berturut-turut - yang memenuhi definisi buku teks tentang resesi. Kemungkinan besar, jumlah pendukung untuk kenaikan suku bunga dengan poin persentase penuh mungkin masih sedikit setelah laporan IHK berikutnya.

Tetapi inflasi yang tinggi juga dapat meramaikan isu The Fed tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Pembicaraan semacam itu dapat meningkatkan dolar AS dan imbal hasil obligasi Treasury - seolah-olah sebagai penerima manfaat terbesar dari setiap kenaikan suku bunga Fed - dan menimbulkan lebih banyak hambatan untuk minyak dan komoditas berdenominasi dolar lainnya.

Pada hari Jumat, Indeks Dolar  yang mempertemukan greenback dengan enam mata uang utama yang dipimpin oleh euro, mencapai level tertinggi satu minggu di 106,81. Patokan imbal hasil treasury 10 tahun mencapai level tertinggi dua minggu di 2,87%.

Kenaikan harga minyak juga memiliki masalah lain antara sekarang dan keputusan suku bunga September: akhir dari puncak musim mengemudi saat musim panas AS, biasanya membawa periode permintaan minyak yang lebih rendah.

Stok bensin melonjak tiga kali dalam empat minggu terakhir dan dapat terus meningkat selama beberapa minggu mendatang karena orang dewasa di Amerika melakukan lebih sedikit perjalanan darat dan sebagai gantinya bersiap untuk tahun sekolah dan kuliah baru yang dimulai dari pertengahan Agustus hingga awal September.

Minyak: Penutupan dan Aktivitas Pasar

WTI menetap di bawah level kunci $90 per barel, meskipun positif. Perdagangan terakhir WTI adalah $88,53. Minyak WTI resmi menyelesaikan sesi di $89,01, naik 47 sen, atau 0,5%. Minyak mencapai level terendah enam bulan di $87,03 sebelumnya, titik terendah yang tidak terlihat sejak 1 Februari, ketika mencapai level terendah 86,55.

Hingga Jumat, WTI belum turun di bawah $90 setelah invasi Rusia ke Ukraina yang mengakibatkan serangkaian sanksi yang dikenakan pada ekspor energi Rusia, mengirim satu barel minyak mentah AS ke level $130 pada 7 Maret.

Dengan pembalikan dalam keberuntungannya, WTI menyelesaikan minggu pertama Agustus turun 10%, setelah penurunan bulanan 7% untuk Juni dan Juli.

Brent bertahan di bawah $95, level yang belum pernah dikunjungi sejak invasi Ukraina yang mengirimkannya ke hampir $140 pada 7 Maret.

Level terakhir Brent pada hari Jumat di $94,66, setelah resmi menyelesaikan sesi di $94,92, naik 80 sen, atau 0,9%.

Untuk minggu pembukaan Agustus, Brent turun 13,7%, setelah turun lebih dari 4% untuk seluruh Juli dan lebih dari 6% hingga Juni. Itu menjadikannya penurunan mingguan terbesar Brent sejak pekan terakhir 17 April 2020, ketika jatuh hampir 24%.

Prospek Harga Minyak: Teknikal WTI

Dixit dari SKCharting mengatakan perdagangan di atas $96,60 dapat mengubah momentum jangka pendek WTI dan menyiapkannya untuk reli menuju $99 dan $101.

Ia mengatakan pembacaan stochastics harian 11/6 untuk patokan minyak mentah AS telah memulai persilangan positif yang mengindikasikan rebound jangka pendek menuju Exponential Moving Average 50 minggu di $92,93 dan Simple Moving Average 200 Hari di $95,25.

"$96,60 itu sendiri akan menjadi retracement Fibonacci 50% dari angka terendah $62 sebelumnya ke level tertinggi Maret di $130," sebut Dixit. "Tapi ingat bahwa untuk mencapai di atas $96, WTI harus naik $9 keseluruhan dari posisi terendah hari Jumat."

Ia mengatakan level tertinggi $101 minggu sebelumnya untuk WTI gagal menarik pembeli di tengah kekhawatiran resesi, kurangnya antusiasme permintaan dan kejutan peningkatan stok minyak mentah AS. "Pergerakan harga saat ini kemungkinan akan terus bergerak ke selatan, menuju sekelompok support $88-$85-$82."

Emas: Penyelesaian dan Aktivitas Pasar

Kinerja emas setelah laporan ketenagakerjaan nonpertanian Juli menunjukkan bahwa keinginan dalam permainan mungkin belum dihancurkan.

Emas, yang biasanya menghadapi krisis dalam situasi apa pun yang menyiratkan kenaikan suku bunga Fed yang kaku, mencatat kerugian moderat di bawah 1% meskipun ada konsensus untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin pada bulan September.

Emas mungkin selamat dari laporan pekerjaan karena baik dolar AS maupun imbal hasil obligasi Treasury - yang bersama-sama merupakan penerima manfaat terbesar dari setiap kenaikan suku bunga Fed - tidak reli terlalu banyak pada hari Jumat. Seperti dikutip di atas, Indeks Dolar mencapai tertinggi satu minggu sementara imbal hasil Treasuries naik ke puncak dua minggu.

"Beberapa minggu ke depan akan benar-benar menguji apakah emas adalah tempat yang aman lagi," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA. “Trader emas sekarang memiliki dua pertanyaan besar: Seberapa tinggi Fed akan mengambil suku bunga? Bisakah emas reli bersama penguatan dolar?”

Setelah jatuh ke level terendah intraday di $1.780.30/oz - yang masih lebih tinggi dari level terendah hari Kamis - kontrak berjangka emas patokan di Comex New York, December, melakukan perdagangan terakhir di $1.792,40. Kontrak ini sebelumnya menyelesaikan sesi di $1.780,50, turun $15,70, atau 0,9%. Untuk minggu lalu, emas Comex pada dasarnya datar, menetap di wilayah positif untuk minggu ketiga berturut-turut.

Harga emas spot, dicermati lebih baik daripada kontrak futures oleh beberapa trader, melakukan perdagangan akhir di $1.774,95 turun $16,38, atau 0,9%, pada hari itu.

Emas: Perkiraan Harga

Dixit dari SKCharting mengatakan agar emas melanjutkan lintasan positifnya selama empat minggu berturut-turut, harga harus bertahan di atas $1.762 dan swing low di $1.754.

Ia mengatakan pembacaan stokastik mingguan spot emas di 40/29 mendukung kelanjutan rebound bullish, yang menargetkan Exponential Moving Average 50 minggu di $1,828 dan Simple Moving Average 100 Minggu di $1,830.

"Namun reli memiliki potensi berlanjut ke SMA 200 Hari di $1.842 dan SMA 100 hari di $1.845."

Tapi tren bisa dengan mudah turun juga, jika lambat naik ke atas, kenaikan minimal yang telah terjadi selama tiga minggu terakhir.

"Meskipun prospek luas untuk emas spot mendukung posisi buy di atas support $1.724 dengan target $1.835 - $1845, koreksi dan konsolidasi perdana menuju $1.738 - $1.724 adalah sebuah kemungkinan."

Ia menjelaskan bahwa karena persilangan negatif dalam pembacaan stokastik harian emas spot di 81/85, koreksi kecil menuju $1.738 - $1.724 dapat dimulai jika harga membuat penembusan berkelanjutan di bawah $1.762 - $1.754.

“Terobosan berkelanjutan di bawah $1.762 dan $1.754 dapat mengerem sisi atas dan memicu koreksi bearish kecil ke $1.738 dan $1.724, yang akan menandai level retracement Fibonacci 50% dan 61,8%, masing-masing, dari kenaikan $1.681 ke $1.775 .”

 

 

 Equityworld Futures