Selasa, 14 Juni 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun Meski Pasokan di Pasar Berkurang karena Turunnya Ekspor Libya

Equityworld Futures - Harga minyak turun di Asia meski pasokan yang lebih ketat akibat penurunan ekspor minyak Libya. Dimulainya kembali pembatasan COVID-19 China seperti pembatasan sebagian wilayah di Shanghai juga menambah khawatir bahwa hal itu kemungkinan bisa mengurangi permintaan minyak.

Harga minyak Brent turun 0,16% menjadi $122,07 per barel dan harga minyak WTI juga turun 0,13% ke $120,77 per barel.

“Pembicaraan dalam kompleksitas minyak masih berputar pada penurunan produksi Libya, China terus memberlakukan langkah-langkah untuk memperlambat penyebaran COVID, dan kekhawatiran seputar resesi global yang mendorong kehancuran permintaan,” 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Bergerak, XAUUSD Berpeluang Naik Resistance di 1.833

Ekspor Libya turun di tengah krisis politik yang telah memukul produksi dan pelabuhannya yang menimbulkan ekhawatiran ketatnya pasokan. Produsen lain di Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) kesulitan untuk memenuhi misi produksi mereka sementara Rusia menghadapi larangan minyak karena perang di Ukraina.

Menteri Perminyakan Libya Mohamed Aoun mengatakan produksi negara itu telah turun menjadi 100.000 barel per hari dari 1,2 juta barel per hari tahun lalu, menurut Reuters.

Menambah kekhawatiran di sisi permintaan, Beijing telah meningkatkan kekhawatiran dengan pembatasan baru karena adanya kluster wabah.

Investor sekarang menunggu data pasokan minyak mentah AS dari American Petroleum Institute, yang akan dirilis hari ini.

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 13 Juni 2022

PT Equityworld Futures : Kekhawatiran Inflasi Tinggi Pacu Harga Emas

Equityworld Futures - Harga emas (XAU/USD) melonjak seiring dengan tingginya permintaan aset aman setelah rilis data inflasi AS yang tertinggi sejak 1981. Riset Monex Investindo Futures memaparkan harga emas mampu bertahan di level tinggi pada perdagangan karena saham-saham di Wall Street mengalami penurunan dalam tiga minggu setelah data terbaru dari inflasi AS menunjukkan tertinggi selama 41 tahun yang menunjukkan Federal Reserve bisa menjadi lebih agresif dengan kenaikan suku bunga.

"Emas menjadi lindung nilai terhadap inflasi dan biasanya reli ketika investor menjadi khawatir tentang penurunan daya beli. Namun bukanlah korelasi yang sempurna karena emas juga telah turun beberapa kali tahun ini ketika data inflasi lebih tinggi,"

Selanjutnya dalam risetnya harga emas berpeluang dibeli untuk menguji level resistance USD 1.885 selama harga tidak mampu menebus level support USD 1.871. Namun, penurunan lebih rendah dari level support tersebut berpeluang memicu aksi jual terhadap harga emas menguji level support selanjutnya USD 1.865. Rentang perdagangan potensial di sesi Asia USD1.865 - USD 1.885.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Turun, Dolar AS Naik Lagi Imbas Ekspektasi Kebijakan Agresif Fed

Selain itu teori lindung nilai, emas dan dolar juga telah rally secara bersama pada pekan lalu karena kekhawatiran inflasi menopang harga emas sementara greenback naik karena ekspektasi kenaikan suku bunga Fed.

Indeks Harga Konsumen AS tumbuh sebesar 8,6% selama tahun ini hingga Mei, berkembang dengan tingkat tercepat sejak 1981, karena biaya hampir semuanya mulai dari makanan hingga bahan bakar, tempat tinggal, dan pakaian naik lagi bulan lalu, menurut Departemen Tenaga Kerja AS.

Sementara itu harga emas batangan 24 karat PT Aneka Tambang Tbk (Aneka Tambang Persero Tbk (JK:ANTM)) mengalami kenaikan mencapai Rp996.000. Berdasarkan informasi dari Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga emas ini naik Rp1.000 dari Rp995 ribu per gram pada perdagangan hari sebelumnya.

Sejalan, harga pembelian kembali (buyback) juga ikut naik Rp2.000 dari sebelumnya Rp876 ribu per gram menjadi Rp 878 ribu per gram pada hari ini.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp 548 ribu, 2 gram Rp1,932 juta, 3 gram Rp 2,873 juta, 5 gram Rp 4,755 juta, 10 gram Rp9,455 juta, 25 gram Rp 23,512 juta, dan 50 gram Rp 46,945 juta.

Kemudian, harga emas seberat 100 gram senilai Rp93,812 juta, 250 gram Rp234,265 juta, 500 gram Rp468,320 juta, dan 1 kilogram Rp936,600 juta. 



Equityworld Futures

Jumat, 10 Juni 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Turun, Pembatasan Baru COVID di Shanghai Jadi Fokus

Equityworld Futures - Harga minyak turun di Asia saat kekhawatiran atas tindakan penguncian COVID-19 baru di Shanghai berkembang meskipun permintaan bahan bakar di AS kuat.

Harga minyak Brent turun 0,71% ke $122,20 per barel dan harga minyak WTI turun 0,65% di $120,73 per barel. Namun, Brent akan mencatat kenaikan empat minggu berturut-turut dan WTI ditetapkan untuk mengalami kenaikan mingguan ketujuh beruntun.

Shanghai memberlakukan pembatasan baru sebagian setelah pusat ekonomi terbesar China itu melaporkan kluster wabah COVID-19, yang menambah kegelisahan pasar atas penurunan permintaan bahan bakar global.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Yield Treasury Menguat Jelang Rilis Inflasi AS

“Pembatasan pandemi baru di Shanghai menimbulkan kekhawatiran terhadap permintaan di China,” Kepala Analis Fujitomi Securities Co. Ltd. Kazuhiko Saito memaparkan.

"Tetapi kerugian dibatasi oleh ekspektasi bahwa pasokan global yang ketat akan berlanjut dengan permintaan bahan bakar AS yang solid dan lambatnya peningkatan dalam produksi minyak mentah oleh OPEC+,"

Sementara itu, permintaan bahan bakar yang kuat di AS selama puncak musim mengemudi saat musim panas juga membatasi penurunan harga minyak mentah.

Di sisi pasokan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+) pekan lalu sepakat untuk mempercepat produksi guna menahan gejolak harga yang tinggi. Tetapi ada sedikit ruang bagi produsen untuk meningkatkan produksi.

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 09 Juni 2022

PT Equityworld Futures : Harga Gas Alam Eropa & Inggris Meroket 34%, Kebakaran Terminal LNG AS Ancam Pasokan

Equityworld Futures - Harga gas alam di Inggris dan Eropa meroket tinggi pada awal perdagangan Eropa petang, setelah terjadi kebakaran di terminal ekspor LNG di Texas mengancam akan memutus saluran pasokan vital selama berbulan-bulan.

Kontrak gas alam berjangka Inggris di ICE untuk bulan Juli berada di 174,18 pence per Thermal, melonjak naik sekitar 34%, sementara harga yang sama untuk wilayah Eropa barat laut, kontrak TTF Belanda, melesat naik sekitar 12% menjadi 89,12 euro per megawatt-jam.

Kebakaran terjadi pada hari Rabu di fasilitas Freeport LNG di Pulau Quintana dekat Houston, Texas. Kebakaran tersebut dengan cepat dapat dipadamkan dan tidak ada korban jiwa atau pun cedera, tetapi Bloomberg mengutip juru bicara perusahaan pada hari Rabu mengatakan bahwa pengiriman dari terminal dapat terganggu selama tiga bulan.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Tipis, Penguatan Imbal Obligasi Masih Tekan Permintaan

Ketersediaan gas alam cair AS telah menjadi elemen penting dari pasokan gas Eropa dalam tiga bulan terakhir, pasalnya pembeli di Eropa telah berebut mencari alternatif sumber gas pipa Rusia setelah invasi ke Ukraina. Perusahaan gas Rusia, Gazprom (MCX:GAZP) telah memutus pasokan ke sejumlah negara 'tidak bersahabat' yang telah menolak untuk membayar gas mereka dalam mata uang rubel setelah Kremlin secara sepihak menulis ulang ketentuan kontraknya.

Harga gas di Inggris bereaksi lebih ekstrem terhadap berita tersebut akibat ketergantungannya yang lebih besar pada impor LNG, dan dampak besar yang dirasakan. Negara akan meminta untuk mengirim lebih banyak karena peran penting negara itu dalam mengirim senjata ke Ukraina sejak awal konflik. .

Kebakaran berefek sebaliknya pada harga gas di AS karena penangguhan ekspor akan menjebak gas di pasar Amerika Utara selama terminal tidak digunakan. Kontrak berjangka di Henry Hub AS melanjutkan kerugiannya dan diperdagangkan di $8,26 per mmBtu, sekitar 15% lebih rendah dari level sesaat sebelum muncul berita.

 

 

 Equityworld Futures

Rabu, 08 Juni 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Kian Naik Tembus $120, Investor Tinjau Prospek Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak naik di Asia, didukung oleh kondisi pasokan ketat dan pulihnya permintaan bahan bakar pasalnya China terus mengurangi pembatasan COVID-19 di kota-kota besar.

Harga minyak Brent naik tipis 0,12% di $120,73 per barel dan harga minyak WTI naik 0,23% ke $119,70 per barel menurut data Investing.com.

Data pasokan minyak mentah AS hari Selasa dari American Petroleum Institute menunjukkan peningkatan sebanyak 1,845 juta barel untuk pekan terakhir 3 Juni.

Pasokan minyak mentah dan produk minyak global tetap ketat karena Barat memberlakukan sanksi terhadap ekspor minyak dari negara produsen utama Rusia. Sebagian besar kilang secara global berada pada tahap yang mendekati kapasitas maksimumnya untuk memenuhi peningkatan permintaan dari pemulihan pandemi dan mengganti pasokan Rusia yang hilang.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Jelang Pengumuman Data Inflasi AS

“Kecuali jika kapasitas baru Timur Tengah aktif lebih cepat dari yang kami harapkan atau China memutuskan untuk menaikkan batas ekspor produknya, kekurangan produk bersih hanya akan bertambah buruk lantaran permintaan untuk bahan bakar transportasi meningkat selama musim panas di belahan bumi utara,”

Kota-kota di China seperti Beijing dan Shanghai melonggarkan pembatasan COVID-19 dan mengizinkan lebih banyak mobilitas, yang menambah ekspektasi bahwa permintaan bahan bakar kemungkinan pulih.

"Minyak tetap didukung dengan baik pada penurunan saat ini,"

“Dengan dibukanya kembali China, harga yang lebih tinggi tetap ada di jalur menuju resistennya,”

Investor sekarang menunggu data pasokan minyak mentah dari Badan Informasi Energi AS, terbit nanti sesi hari ini.

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 07 Juni 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik Hari Ini, Ada Harapan Pulihnya Permintaan di China

Equityworld Futures - Minyak naik di Asia saat ada ekspektasi pemulihan permintaan di China dan keraguan soal target produksi yang lebih tinggi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+).

Harga minyak Brent berjangka naik 0,62% di $120,25 per barel. Harga minyak WTI berjangka naik 0,71% ke $119,34 per barel, benchmark ini mencapai level tertinggi tiga bulan di $120,99 pada hari Senin.

Pelonggaran pembatasan perjalanan di China kemungkinan akan meningkatkan permintaan minyak dalam beberapa minggu mendatang.

Beijing dan pusat komersial Shanghai mengurangi pembatasan COVID-19 dan mengizinkan lebih banyak mobilitas. Beijing telah membuka kembali restoran dan bioskop di sebagian besar wilayah.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Sedikit, Peluang Kenaikan Suku Bunga Lanjutan Bertambah

Negara pengekspor minyak utama Arab Saudi menaikkan harga jual resmi Juli ke Asia sebesar $2,10 dari Juni untuk minyak mentah andalannya, Arab Light, tak jauh dari level puncak sepanjang masa yang tercatat pada Mei.

OPEC+ minggu lalu memutuskan untuk meningkatkan produksi untuk Juli dan Agustus sebanyak 648.000 barel per hari, atau 50% lebih besar dari yang direncanakan sebelumnya. Namun, tidak semua anggota dapat meningkatkan produksi, termasuk Rusia, yang menghadapi sanksi Barat.

“Saat peningkatan target bulanan baru terus didorong oleh kontribusi proporsional dari semua peserta (termasuk Rusia), tidak realistis untuk mengharapkan peningkatan mendekati angka utama,”

Investor sekarang menunggu data pasokan minyak mentah AS dari American Petroleum Institute, yang akan dirilis hari ini.

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 06 Juni 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Naik Setelah Arab Saudi Tingkatkan Harga Jual Minyak Mentah

Equityworld Futures - Harga minyak naik di Asia setelah Arab Saudi menaikkan harga secara tajam untuk penjualan minyak mentahnya di bulan Juli. Ini menjadi tanda bahwa pasokan tetap ketat meskipun OPEC+ setuju untuk mempercepat peningkatan produksinya selama dua bulan ke depan.

Harga minyak Brent naik 0,62% di $120,46 per barel dan harga minyak WTI naik 0,67% ke $119,42 per barel.

Arab Saudi menaikkan harga jual resmi (OSP) untuk minyak mentah andalannya, Arab Light, ke Asia menjadi $6,50 premium terhadap rata-rata benchmark Oman dan Dubai, naik dari premium harga $4,40 pada bulan Juni, perusahaan minyak negara Aramco (TADAWUL:2222) mengumumkan pada hari Minggu.

Keputusan itu tiba meskipun ada seruan pekan lalu oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan mitranya, bersama-sama disebut OPEC+, untuk meningkatkan produksi pada Juli dan Agustus sebesar 648.000 barel per hari, atau 50% lebih banyak dari yang direncanakan sebelumnya.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Meski Pekerjaan AS Beri Sinyal Kenaikan Suku Bunga Lanjutan

"Hanya beberapa hari setelah membuka keran sedikit lebih lebar, Arab Saudi membuang sedikit waktu untuk menaikkan harga jual resminya untuk Asia, pasar utamanya...melihat dampaknya pada pembukaan aset berjangka di seluruh spektrum pasar minyak,"

Arab Saudi juga meningkatkan harga Arab Light OSP ke barat laut Eropa menjadi $4,30 di atas ICE (NYSE:ICE) Brent untuk bulan Juli, naik dari premium harga $2,10 di bulan Juni. Tapi tetap mempertahankan harga premium stabil untuk barel minyak menuju Amerika Serikat di $5,65 di atas Argus Sour Crude Index (ASCI).

Keputusan OPEC+ atas kenaikan produksi tersebut dianggap tidak mungkin memenuhi permintaan karena beberapa negara anggota, termasuk Rusia, tidak dapat meningkatkan produksi. Sementara itu, permintaan mengalami lonjakan di Amerika Serikat di tengah puncak musim mengemudi dan China melonggarkan lockdown COVID.

"Saat peningkatan tersebut sangat dibutuhkan, itu jauh dari ekspektasi pertumbuhan permintaan, terutama dengan larangan parsial Uni Eropa terhadap impor minyak Rusia juga diperhitungkan."

 

 

 Equityworld Futures