Selasa, 04 Agustus 2020

PT Equityworld Futures : Mau Investasi Emas dan Properti? Intip Jenis-Jenis Risikonya

Emas

Equityworld FuturesInvestasi dan Properti menjadi salah satu jenis investasi yang bisa menjadi salah satu pilihan di saat pandemi seperti ini. Sebab, harganya yang tidak turun bahkan cenderung naik ini membuat jenis investasi ini menjadi salah satu yang aman.


Namun sebelum memulai investasi, harus dipahami terlebih dahulu mengenai detail dan risiko dari masing-masing jenis investasinya ini. Jangan sampai niat hati ingin untung, karena tidak paham justru akan berakhir buntung.

Perencana Keuangan Andi Nugroho mengatakan, dalam investasi baik emas maupun properti keduanya memiliki tingkat risiko masing-masing. Untuk saat ini, memang harga emas sedang melambung.


Namun bukan berarti logam mulia juga akan selamanya naik terus. Dalam beberapa momen juga akan ada di mana masa harga logam mulia ini turun.


Baca Juga: PT Equityworld Futures : Harga Emas Terus Naik Dipicu Lonjakan Jumlah Kasus Positif Covid-19 di AS


Mengingat, salah satu penyebab dari kenaikan harga emas logam mulia sendiri adalah karena perang dagang antara Amerika Serikat dengan China yang kembali memanas. Sehingga, para investor cenderung mencari jenis investasi yang aman.


"Masing-masing ada risikonya ya. Emas sekarang lagi mencorong mentereng harganya karena perang dagang Amerika sama China masih terus nih. Impact-nya orang beralih ke logam mulia emas. Kemudian di Indonesia tiba tiba booming lagi," 


Andi menyebut jika pernah dagang AS-China hingga pandemi virus corona berakhir, dirinya tak yakin harga emas akan naik dengan cepat seperti saat ini. Bahkan menurutnya, bukan tidak mungkin harga emas setelah ini akan turun menyusul mulai naiknya pasar modal hingga indeks mata uang seperti dolar.


"Disatu sisi yang lain kita diversifikasi risikonya juga emas juga pertumbuhannya akan lambat juga pastinya akan seperti itu,"


Di satu sisi investasi properti juga sedang menarik. Mengingat, para developer atau pengembang ini sedang memberikan promo besar-besaran dari mulai diskon harga, pemangkasan lamanya cicilan hingga bebas uang muka (Down Payment/DP).


Namun harga asli dari properti yang dijual ini tidak pernah turun. Bahkan menurutnya, jika di rata-rata dalam kondisi normal, pertumbuhan harga properti dibandingkan logam mulia jauh lebih tinggi


"Tapi di satu sisi properti itu lagi menarik menurut saya. Kenapa ? Karena masa pandemi harganya banyak yang diskon,"


Namun yang menjadi kekurangan dari properti adalah jika ingin dijual kembali membutuhkan waktu yang cukup lama. Berbeda dengan logam mulia seperti emas yang kapan pun dan di mana pun bisa dijual kembali dengan mudah.


Oleh karena itu lanjut Andi, untuk meminimalisir risiko di atas, maka ada baiknya untuk membagi dua investasi. Pertama adalah untuk properti sebesar 60% dan sisanya untuk logam mulia emas dengan catatan modal yang dimiliki mencukupi.


"Makanya kalau tidak ada isu modal awal ambil saja juga properti. Mungkin saranku bisa 50-50 atau mungking 60-40."



Equityworld Futures

Senin, 03 Agustus 2020

PT Equityworld Futures : IHSG Ditutup Anjlok Awal Pekan, Laba Bersih ANTM Juga Turun 80%


Equityworld FuturesIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada penutupan perdagangan awal pekan. Jatuhnya indeks dinilai karena sentimen perkiraan penurunan ekonomi kawasan Asean dan juga Indonesia serta PT Aneka Tambang Tbk (JK:ANTM) mengalami penurunan laba bersih hingga 80% semester I/2020.


IHSG ditutup jatuh 2,78% atau 143,40 poin di 5.006,22. sebanyak 401 saham terkoreksi, 54 saham menguat, dan 118 stagnan. Total (PA:TOTF) nilai transaksi mencapai Rp10,49 triliun. Investor asing membukukan net sell senilai Rp1,45 triliun.


Sejumlah saham yang terpapar net sell asing paling besar ialah BBRI (JK:BBRI) senilai Rp578 miliar, TLKM (JK:TLKM) Rp265,6 miliar, dan ASII (JK:ASII) Rp141,3 miliar.


Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengungkapkan tekanan pasar pada sesi pertama disebabkan perhatian mengenai potensi resesi di negara Asean termasuk Indonesia. Bursa mencatat sebanyak 79 saham terkena auto rejection bawah (ARB).


Mengutip data World Economy Outlook dari IMF dan Bloomberg yang diolah Kementerian Keuangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 diperkirakan -3,1 persen. Adapun, negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia masing-masing kontraksi -6,8 persen dan -8 persen.


Baca Juga: PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Tembus $1.977, Lampaui Level Rekor Tahun 2011


Analis menjelaskan bahwa investor sedang mengantisipasi rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2020. Estimasi memperkirakan pertumbuhan negatif menjadi -4 persen secara year on year (yoy).


PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan laba bersih sepanjang semester I-2020 hanya mencapai Rp 84,82 miliar, berkurang hingga 80,18% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 428 miliar. 


Berdasarkan data laporan keuangan semester I-2020, penurunan laba bersih itu seiring dengan jumlah penjualan Antam yang melorot pada periode 6 bulan pertama tahun ini.


Penjualan Antam mencapai Rp 9,23 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp 14,43 triliun, atau ambles 36%. Beban penjualan juga berkurang menjadi Rp 7,92 triliun dari sebelumnya Rp 12,28 triliun.


Kinerja Antam ini berbanding terbalik dengan performa harga emas Antam atau logam mulia Antam yang terus mencetak rekor. Harga emas Antam pada perdagangan memang stagnan alias tidak berubah, dibandingkan Sabtu pekan lalu. Meski tidak berubah, harga emas Antam berada di rekor termahal sepanjang sejarah.


Berdasarkan data dari situs logammulia.com, emas Antam batangan 1 gram hari ini dibanderol Rp 1.028.000/batang. Harga tersebut merupakan yang termahal sepanjang sejarah. Sementara itu, untuk harga emas batangan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 97.012.000/batang atau Rp 970.120/gram.


Saham-saham top gainer awal pekan ini yaitu Reliance Securities Tbk (RELI) naik 25%, Pt Pakuan Tbk (UANG) naik 24,86% dan Bank Mega Tbk (JK:MEGA) naik 17,91%. 


Adapun saham-saham top loser diisi Trisula Textile Industries Tbk PT (JK:BELL) turun 80,13%, Indomobil Sukses Internasional (JK:IMAS) turun 10,77% dan Smartfren Telecom Tbk (FREN) turun 6,99%.



Equityworld Futures

Kamis, 30 Juli 2020

PT Equityworld Futures : Mana Lebih Untung Beli Logam Mulia atau Perhiasan Emas?


Equityworld Futures - Bagi sebagian orang, investasi emas menjadi salah satu pilihan apalagi di tengah pandemi seperti saat ini. Mengingat risikonya jauh lebih rendah dan harganya juga terus naik.

Namun ada dua jenis emas yang bisa dipilih sebagai investasi pertama adalah logam mulia dan emas perhiasan. Namun banyak yang belum tahu dan bingung untuk memilih emas perhiasan atau logam mulia.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, jika melihat rata-rata orang Indonesia, emas perhiasan masih lebih menarik. Karena biasanya jika membeli emas perhiasan bisa dibawa-bawa sekaligus dipamerkan kepada orang-orang.

Sementara untuk logam mulia biasanya hanya segmen tertentu saja. Biasanya mereka yang membeli logam mulia yang sudah lebih paham mengenai instrumen investasi dalam bentuk emas ini.


Namun dua-duanya bisa menjadi salah satu opsi untuk investasi. Apalagi saat ini harganya sedang naik terus baik itu logam mulia maupun perhiasan.

“Kalau bagi masyarakat awam biasanya dipergunakan. Tapi kalau orang orang yang tau tentang logam mulia bisa di logam mulia. Tetapi harus ingat orang kebanyakan ingin dipakai. Masyarakat ini banyak minta perhiasan karena tiap hari dipakai bisa buat mejeng ada arisan dipakai semua,”

Sementara Itu, keduanya memiliki kekurangan masing-masing. Bagi emas perhiasan kenaikan harganya disaat seperti ini tidak terlalu signifikan terutama bagi yang di bawah 24 karat.

“Tapi kalau yang bukan emas 24 karat ya sama sama saja,”

Sementara untuk logam mulia memang harganya lebih menjanjikan. Hanya saja ongkos untuk membeli logam mulua relatif lebih mahal karena harus membayar biaya sertifikat yang biasanya sebesar Rp100.000

“Kalau dari perhiasan itu kan ongkosnya relatif lebih murah. Kalau logam mulia kan ongkosnya mahal. Itu perbedaannya.”


Rabu, 29 Juli 2020

PT Equityworld Futures : Harga Emas Dunia Kembali Menguat, Nyaris Sentuh USD2.000/Ons


Equityworld Futures - Harga emas dunia kembali naik pada perdagangan. Hal ini dikarenakan investor menanti hasil pertemuan Federal Reserve yang diharapkan memberikan lebih banyak stimulus moneter untuk mendukung ekonomi Amerika yang terkena coronavirus.

Melansir Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,3% ke USD1.947,19 per ons. Sementara itu, emas AS naik 0,7% ke USD1.944,6 per ons.

Dalam pergerakannya, harga emas sempat melonjak ke rekor tertingginya di USD 1.980,57. Tetapi, kenaikannya berkurang hingga 3,7% karena investor melihat laporan keuntungan dan dolar kembali bangkit.

"Ketika Anda mendapatkan momentum kuat untuk datang, Anda mendapatkan banyak spekulan yang ingin menghasilkan keuntungan cepat," 


"Tidak ada yang berubah secara fundamental sama sekali, defisit dan suku bunga yang lebih rendah memicu inflasi masih akan ada di sini, jadi tidak ada alasan untuk tidak memiliki emas, sungguh," 

Investor sekarang menunggu hasil pertemuan kebijakan dua hari The Fed pada hari Rabu setelah bank sentral AS mengumumkan perpanjangan beberapa fasilitas pinjaman hingga akhir tahun.

Harga emas diperkirakan akan naik ke USD2.300 per troy ounce selama 12 bulan ke depan kata Goldman Sachs. Hal ini karena kekhawatiran akan dolar AS karena mata uang cadangan telah mulai muncul.

Indeks dolar memantul dari terendah dua tahun pada hari Selasa tetapi tampak prima untuk kelemahan lebih lanjut di tengah melonjaknya kasus coronavirus A.S.

Perak mundur setelah naik 6,4% ke level tertinggi sejak April 2013 di USD26,19 per ounce. Terakhir turun 2,2% pada USD24,07 per ons.

Platinum turun 0,2% menjadi USD943,80 dan paladium turun 1,2% menjadi USD2.283,27 per ons.


Selasa, 28 Juli 2020

PT Equityworld Futures : Emas lebih tinggi selama sesi AS


Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Agustus diperdagangkan pada USD1.932,40 per troy ons pada waktu penulisan, meningkat 1,84%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi tinggi USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.842,10 dan resistance pada USD1.941,65.

Baca juga: PT Equityworld Futures : Harga Emas Global Cetak Rekor Baru di USD1.944,73/Ons

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,85% dan diperdagangkan pada USD93,578.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan September naik 6,73% dan diperdagangkan pada USD24,387 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan September naik 0,32% dan diperdagangkan pada USD2,9017 per pon.



Equityworld Futures

Senin, 27 Juli 2020

PT Equityworld Futures : IHSG Ditutup Menguat, BBCA Catat Penurunan Laba Bersih 5,4% Jadi Rp 12,2 T


Equityworld Futures - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan. Emas dinilai sebagai katalis penguatan bursa hari ini dan PT Bank Central Asia Tbk (JK:BBCA) catat penurunan laba bersih 5,4% menjadi Rp 12,2 triliun dari periode sama tahun lalu.

IHSG ditutup naik 0,66% atau 33,68 poin di 5.116,67. Adapun sepanjang perdagangan indeks bergerak dalam rentang 5.080,12—5.116,66.

Secara akumulasi, total transaksi yang tercatat pada hari ini mencapai Rp7,31 triliun dengan aksi jual bersih dengan nilai Rp446,04 miliar di seluruh pasar. Sementara itu kapitalisasi pasar tercatat senilai Rp5,94 triliun.

Analis mengatakan penguatan IHSG hari ini utamanya disebabkan oleh apresiasi pasar terhadap penguatan harga emas dunia sehingga indeks ikut bergelora.

Harga emas berjangka terus melonjak 1,98% ke $1.935,05 per ons.


Kabar dari emiten dalam negeri sebagaimana diwartakan CNBC Indonesia, bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 12,2 triliun pada semester I-2020, turun 5,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy) sebesar Rp 12,9 triliun. 

Kinerja keuangan tersebut disampaikan Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F Haryn, dalam konferensi pers virtual di Jakarta mewakili Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.

Kredit tumbuh sebesar 5,3% YoY menjadi Rp 595,1 triliun pada Juni 2020 ditopang oleh pertumbuhan kredit korporasi. BCA membukukan kredit korporasi sebesar Rp 257,9 triliun, meningkat 17,7% YoY, sementara kredit komersial dan UKM turun 0,9% YoY menjadi Rp184,6 triliun.

Pada portofolio kredit konsumer, KPR tumbuh flat 0,3% YoY menjadi Rp 91,0 triliun dan KKB (kredit kendaraan bermotor) turun 11,9% YoY menjadi Rp 42,5 triliun.

Saldo outstanding kartu kredit turun 18,6% YoY menjadi Rp10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik. Total (PA:TOTF) portofolio kredit konsumer turun 5,1% YoY menjadi Rp146,9 triliun.

BCA berhasil mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tinggi pada semester pertama 2020. Dana giro dan tabungan (CASA) tumbuh 12,8% YoY, mencapai Rp575,9 triliun dan berkontribusi sebesar 75,6% dari total dana pihak ketiga pada Juni 2020.

Adapun saham-saham top gainer indeks awal pekan terdiri dari Sarana Meditama Metropolitan (JK:SAME) naik 34,85%, Bank Maybank Indonesia Tbk PT (JK:BNII) naik 34,44% dan Bank Agris Tbk (AGRS) naik 34,29%. Sedangkan saham-saham top loser termasuk Pelat Timah Nusantara Tbk (JK:NIKL) turun 6,94%, Kimia Farma Persero Tbk (JK:KAEF) turun 6,93% dan Anabatic Technologies Tbk PT (JK:ATIC) turun 6,92%.


Jumat, 24 Juli 2020

PT Equityworld Futures : Terus Naik, Harga Emas Dekati USD1.900/Ounce


Equityworld FuturesHarga emas terus naik hingga 1% di tengah pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Emas pun mendekati level USD1.900 per ounce.

Naiknya harga emas karena banyak stimulus yang diberikan untuk menghidupkan kembali perekonomian usai terhantam dampak virus corona. Emas berjangka AS ditutup naik 1,3% ke USD1.890 per ounce.

Sementara harga emas di spot gold naik 0,8% menjadi USD1.886.09 per ounce. Di mana pada sesi perdagangan sempat menyentuh harg USD1.897.91 atau tertinggi sejak September 2011.


"Emas naik dengan indeks dolar melemah ke posisi terendah dalam dua tahun terkahir," 

Dolar turun 0,3% atau menjadi level terendah dalam dua tahun terkahir. Ini pun membuat emas lebih murah untuk pemegang mata uang lainnya.

Secara keseluruhan, harga emas telah melonjak 24% pada tahun ini. Didukung suku bunga yang lebih rendah dan langkah-langkah stimulus utamanya dari bank sentral.

Selain itu, untuk harga perak turun 2,2% menjad USD22,52 per ounce. Palladium turun 0,2% menjadi USD2.142,79 per ounce dan platinum turun 1,1% menjadi USD911,53.