Equityworld Futures - Investasi dan Properti menjadi salah satu jenis investasi yang bisa menjadi salah satu pilihan di saat pandemi seperti ini. Sebab, harganya yang tidak turun bahkan cenderung naik ini membuat jenis investasi ini menjadi salah satu yang aman.
Namun sebelum memulai investasi, harus dipahami terlebih dahulu mengenai detail dan risiko dari masing-masing jenis investasinya ini. Jangan sampai niat hati ingin untung, karena tidak paham justru akan berakhir buntung.
Perencana Keuangan Andi Nugroho mengatakan, dalam investasi baik emas maupun properti keduanya memiliki tingkat risiko masing-masing. Untuk saat ini, memang harga emas sedang melambung.
Namun bukan berarti logam mulia juga akan selamanya naik terus. Dalam beberapa momen juga akan ada di mana masa harga logam mulia ini turun.
Baca Juga: PT Equityworld Futures : Harga Emas Terus Naik Dipicu Lonjakan Jumlah Kasus Positif Covid-19 di AS
Mengingat, salah satu penyebab dari kenaikan harga emas logam mulia sendiri adalah karena perang dagang antara Amerika Serikat dengan China yang kembali memanas. Sehingga, para investor cenderung mencari jenis investasi yang aman.
"Masing-masing ada risikonya ya. Emas sekarang lagi mencorong mentereng harganya karena perang dagang Amerika sama China masih terus nih. Impact-nya orang beralih ke logam mulia emas. Kemudian di Indonesia tiba tiba booming lagi,"
Andi menyebut jika pernah dagang AS-China hingga pandemi virus corona berakhir, dirinya tak yakin harga emas akan naik dengan cepat seperti saat ini. Bahkan menurutnya, bukan tidak mungkin harga emas setelah ini akan turun menyusul mulai naiknya pasar modal hingga indeks mata uang seperti dolar.
"Disatu sisi yang lain kita diversifikasi risikonya juga emas juga pertumbuhannya akan lambat juga pastinya akan seperti itu,"
Di satu sisi investasi properti juga sedang menarik. Mengingat, para developer atau pengembang ini sedang memberikan promo besar-besaran dari mulai diskon harga, pemangkasan lamanya cicilan hingga bebas uang muka (Down Payment/DP).
Namun harga asli dari properti yang dijual ini tidak pernah turun. Bahkan menurutnya, jika di rata-rata dalam kondisi normal, pertumbuhan harga properti dibandingkan logam mulia jauh lebih tinggi
"Tapi di satu sisi properti itu lagi menarik menurut saya. Kenapa ? Karena masa pandemi harganya banyak yang diskon,"
Namun yang menjadi kekurangan dari properti adalah jika ingin dijual kembali membutuhkan waktu yang cukup lama. Berbeda dengan logam mulia seperti emas yang kapan pun dan di mana pun bisa dijual kembali dengan mudah.
Oleh karena itu lanjut Andi, untuk meminimalisir risiko di atas, maka ada baiknya untuk membagi dua investasi. Pertama adalah untuk properti sebesar 60% dan sisanya untuk logam mulia emas dengan catatan modal yang dimiliki mencukupi.
"Makanya kalau tidak ada isu modal awal ambil saja juga properti. Mungkin saranku bisa 50-50 atau mungking 60-40."