Jumat, 30 September 2022

PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1,00 per troy ons pada waktu penulisan, menurun 0,43%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.622,20 dan resistance pada USD1.671,25.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun, Sempat Pulih tapi Ditahan oleh Naiknya Dolar Lagi

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,63% dan diperdagangkan pada USD113,21.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember jatuh 0,62% dan diperdagangkan pada USD18,76 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember jatuh 0,67% dan diperdagangkan pada USD3,36 per pon. 

 

 

Equityworld Futures 

Rabu, 28 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Jatuh 1,5% ke $77, Kekhawatiran Resesi Tekan Sentimen Terbatasnya Pasokan

Equityworld Futures - Rebound harga minyak tampaknya kehabisan bahan bakar akibat kekhawatiran melambatnya permintaan jangka pendek menghambat sentimen potensi kekurangan pasokan yang berasal dari pengurangan produksi OPEC dan badai di Teluk Meksiko.

Harga masih mendekati posisi terendah delapan bulan, pasalnya kenaikan suku bunga dan meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi mengurangi ekspektasi permintaan jangka pendek.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London jatuh 1,56% di $84,46 per barel, dan harga minyak WTI jatuh 1,55% di $77,28 per barel. Kedua kontrak tersebut masing-masing naik hampir 2% pada hari Selasa.

Kekhawatiran atas melambatnya permintaan kembali muncul setelah data dari American Institute of Petroleum menunjukkan stok minyak mentah AS naik lebih besar dari ekspektasi minggu lalu, atau naik 4 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi 333.000 barel.

Angka-angka tersebut menimbulkan lebih banyak kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dan inflasi di tertinggi 40 tahun kemungkinan akan membebani permintaan dalam waktu dekat.

Bank investasi Goldman Sachs (NYSE:GS) juga memangkas perkiraan harga minyaknya, tetapi mengatakan bahwa pengetatan pasokan, terutama dari Rusia, kemungkinan akan memacu rebound harga di awal tahun depan.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas & Tembaga Turun di Tengah Meningkatnya Bayang Perlambatan Ekonomi

Selain itu, dolar naik kembali mendekati level tertinggi 20 tahun, memberikan lebih banyak tekanan bagi harga minyak mentah. Federal Reserve yang hawkish telah menopang nilai dolar tahun ini, dan merupakan salah satu pendorong penurunan terbesar harga minyak mentah.

Kekhawatiran melemahnya permintaan sebagian besar mengimbangi harapan atas potensi krisis pasokan di Amerika Serikat.

Sekitar 1% dari produksi minyak AS di Teluk Meksiko, atau 190.000 barel per hari (bph), ditutup minggu ini karena produsen utama mengevakuasi pekerja di beberapa anjungan lepas pantai untuk mengantisipasi Badai Ian.

Produsen termasuk Chevron (NYSE:CVX), Occidental Petroleum (NYSE:OXY) dan BP (NYSE:BP) mulai mengambil tindakan pencegahan terhadap badai pada awal minggu ini. Teluk Meksiko menyumbang sekitar 15% dari total produksi minyak AS.

Selain itu, Reuters melaporkan bahwa Rusia akan mendorong OPEC+ untuk memangkas pasokan setidaknya 1 juta barel per hari selama pertemuan bulanannya minggu depan. Anggota kelompok lainnya juga telah mendukung pemangkasan produksi untuk menstabilkan harga minyak.

Meski harga minyak mentah telah anjlok dari level tertinggi yang dicapai awal tahun ini, pengetatan pasokan, utamanya dari Rusia, dapat memberikan dorongan ke atas pada akhir tahun. Permintaan minyak pemanas selama musim dingin juga dapat mendukung harga.

Sementara, karet naik 1,74% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 435,65, kakao AS naik 1,5% hingga dini hari. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.181,00 pada Selasa dan gas alam naik 1%.

Lainnya, nikel turun 2% hingga dini hari tadi, timah naik 1,96% di ICE London, dan tembaga turun 0,7%.

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 27 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik, Ada Gangguan Pasokan karena Datangnya Badai

Equityworld Futures - Harga minyak naik dan pasar mempertimbangkan potensi gangguan pasokan dari Badai Ian, kendati prospek permintaan minyak yang memburuk membuat harga tetap tertahan di dekat posisi terendah sembilan bulan.

Produsen minyak utama BP PLC ADR (NYSE:BP) dan Chevron Corp (NYSE:CVX) mengatakan bahwa mereka telah memangkas produksi di beberapa anjungan minyak lepas pantai di Teluk Meksiko untuk mengantisipasi Badai Ian. Badai sekarang diklasifikasikan sebagai badai kategori dua, dan diperkirakan akan menjadi badai besar dalam dua hari.

Produsen lain, termasuk Occidental Petroleum Corporation (NYSE:OXY) dan Hess Corporation (NYSE:HES), mengatakan bahwa mereka memantau situasi dan menerapkan beberapa langkah, meskipun tidak jelas apakah pasokan akan berkurang.

Badai Ian diperkirakan akan bergerak melintasi Teluk Meksiko dan mendarat di Florida minggu ini. Wilayah ini menyumbang sekitar 15% dari pasokan minyak mentah AS.

Prospek pengetatan pasokan menguntungkan harga minyak, yang telah turun tajam bulan ini di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga akan mengganggu aktivitas ekonomi dan memperlambat permintaan minyak mentah.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Kini Giliran Emas Balas Naik, Pemulihan Tembaga Dihambat Ekonomi Lemah China

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London, patokan global, naik 0,5% di $83,20 per barel, dan harga minyak WTI AS, patokan AS, naik 0,4% di $77,05 per barel.

Kedua kontrak tersebut masing-masing anjlok hampir 4% pada hari Senin, terguncang oleh dolar yang menguat dengan cepat dan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang nyata di Eropa.

Harga minyak sekarang menuju kerugian 27% pada kuartal III, karena sinyal hawkish dari Federal Reserve dan bank sentral lainnya mengikis prospek kegiatan ekonomi tahun ini.

Namun, kenaikan ringan dalam minyak dapat mengindikasikan bahwa tekanan jual jangka pendek telah mereda, meskipun untuk sementara waktu. Dolar AS, yang diperdagangkan mendekati level tertinggi 20 tahun pada hari Selasa, diperkirakan akan bergerak naik lagi karena Fed terus menaikkan suku bunga.

Fokus kini tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell, yang akan disampaikan pekan ini, untuk mencari isyarat lanjutan mengenai jalur kebijakan moneter AS.

Harga minyak telah jatuh tajam tahun ini dari level tertinggi yang dicapai selama awal perang Rusia-Ukraina.

Tetapi eskalasi potensial dalam konflik, karena Rusia memobilisasi lebih banyak pasukan, dapat mengganggu pasokan minyak dan mendukung harga. Prospek musim dingin Eropa yang sulit juga bisa menopang permintaan untuk minyak pemanas.

Namun, harga minyak mentah harus bersaing dengan meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat, utamanya karena suku bunga global terus meningkat.

Kabar komoditas, nikel turun 5,33% hingga dini hari tadi, timah turun 6,5% di ICE London, dan tembaga naik 0,26%.

Lainnya, karet mencapai 133,30 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 435,65, kakao AS jatuh 1,6% hingga dini hari. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.194,00 dan gas alam naik 1,65%.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 26 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Bergerak Dekat Low 8 Bulan, Kekhawatiran Resesi Turunkan Prospek Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak tertahan di dekat posisi terendah delapan bulan setelah jatuh tajam pekan lalu, pasalnya pasar khawatir bahwa melambatnya aktivitas ekonomi global akan menurunkan permintaan minyak mentah. 

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London naik 0,3% ke $85,29 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS tidak berubah di $78,67 per barel. Kedua kontrak diperdagangkan tepat di atas level terlemahnya dalam delapan bulan dan mengalami kerugian besar dari minggu lalu. 

Harga memangkas kenaikan awal pada hari Senin setelah data aktivitas bisnis Jepang menunjukkan aktivitas manufaktur di negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh lebih lambat pada September dari bulan sebelumnya.

Rilis data ini muncul setelah angka aktivitas bisnis yang suram dari Eurozone dan Inggris minggu lalu, yang meningkatkan kekhawatiran akan resesi global. 

Harga minyak anjlok minggu lalu setelah hasil data ekonomi yang lemah. Sinyal hawkish dari Federal Reserve AS juga memperkuat ekspektasi untuk suku bunga yang lebih tinggi tahun ini. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Kembali Turun Bawah $1.650, Tembaga Terus Lemah Dampak Potensi Resesi

Trader khawatir bahwa gabungan antara inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga akan menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi, sehingga mengurangi permintaan minyak. Harga minyak mentah telah anjlok dari level tertinggi yang dicapai selama awal perang Rusia-Ukraina karena gagasan itu. 

Kekuatan dolar, yang diperdagangkan pada level tertinggi 20 tahun, juga membebani harga minyak. Greenback yang lebih kuat cenderung membuat harga impor minyak mentah lebih mahal, membebani permintaan. Negara importir utama Asia, India dan Indonesia, menghadapi hambatan dari dolar yang lebih kuat.

Perlambatan ekonomi di China, negara importir minyak mentah terbesar di dunia, juga telah membebani permintaan tahun ini. 

Sementara, karet mencapai 133,30 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London tercatat di 435,65, kakao AS jatuh 2,93%. Lainnya, kopi robusta di London mencapai 2.219,00 dan gas alam naik 1,32%.

Ancaman pengurangan produksi oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak minggu lalu tidak banyak menghalangi penurunan minyak mentah. Berita soal potensi eskalasi dalam konflik Rusia-Ukraina, yang kemungkinan akan mengganggu pasokan minyak mentah global, juga hanya menyebabkan lonjakan harga singkat. 

Tetapi trader masih memperkirakan permintaan minyak mentah akan membaik pada kuartal IV, terutama jika terjadi musim dingin yang keras di Eropa, yang dapat mendorong permintaan untuk minyak pemanas.

Permintaan bensin AS juga diperkirakan akan membaik karena harga bahan bakar turun lebih jauh dari rekor tertinggi di negara tersebut.

Lainnya, nikel anjlok 4,77%, timah jatuh 6,5% di ICE London, dan tembaga jatuh 1,74%.

 

 

 Equityworld Futures

Jumat, 23 September 2022

PT Equityworld Futures : Gas alam lebih rendah selama masa dagang Eropa

 

Equityworld Futures - Pada New York Mercantile Exchange, Futures gas alam untuk penyerahan Oktober diperdagangkan pada USD7,14 per mmBTU pada waktu penulisan, menurun 0,72%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per mmBTU. Gas alam kemungkinan akan mendapat support pada USD7,061 dan resistance pada USD8,123.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Eropa

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,63% dan diperdagangkan pada USD111,81.

Sementara itu di Nymex, Minyak metah untuk penyerahan November jatuh 2,01% dan diperdagangkan pada USD81,81 per barrel sedangkan Heating oil untuk penyerahan Oktober jatuh 2,86% dan diperdagangkan pada USD3,31 per galon. 

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 22 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun Tembus Bawah $90, Hike Rate Kurangi Prospek Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak melanjutkan penurunan usai Federal Reserve AS memberikan sinyal yang lebih hawkish dari yang diperkirakan, meningkatkan kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dan inflasi akan membebani permintaan minyak mentah dalam beberapa bulan mendatang.

Harga minyak makin turun dalam perdagangan berombak pasca Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, seperti yang diharapkan. Tetapi komentar dari Ketua Fed Jerome Powell, yang menyatakan bahwa langkah-langkah yang lebih agresif diperlukan untuk mengendalikan inflasi, mengguncang pasar dengan prospek kebijakan moneter yang lebih ketat.

Powell mengatakan bank sentral sekarang bersedia mengambil risiko kelemahan pada ekonomi dan pasar tenaga kerja saat bergerak untuk mengendalikan inflasi. Bank sentral utama lainnya juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi tinggi, dan Bank of England akan bertindak hari ini.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,4% di $89,56 per barel, dan harga minyak WTI AS turun 0,3% ke $82,72 per barel.

Kenaikan suku bunga, ditambah dengan inflasi yang meningkat, diperkirakan akan membebani permintaan minyak mentah yang pada akhirnya akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Suku bunga yang tinggi juga membatasi kemampuan belanja konsumen dan membebani permintaan bensin.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Turun Terus, Kebijakan Hawkish Fed Dorong Dolar

Penguatan dolar, yang mencapai level tertinggi 20 tahun pada hari Kamis, juga telah mengurangi permintaan minyak mentah luar negeri tahun ini karena membuat harga impor minyak menjadi lebih mahal.

Kekhawatiran tren ini telah menyeret harga minyak turun dari level tertinggi tahunan yang dicapai selama awal perang Rusia-Ukraina. Langkah-langkah oleh pemerintah AS untuk menurunkan harga bahan bakar juga membanjiri pasar dengan minyak mentah, pasalnya Gedung Putih terus mengeluarkan minyak dari Cadangan Minyak Strategis tahun ini.

Tetapi eskalasi konflik Rusia-Ukraina lebih lanjut dapat mengganggu pasokan minyak mentah Rusia, bisa menyiratkan potensi kenaikan harga. Presiden Vladimir Putin minggu ini mengumumkan mobilisasi sebagian pasukan untuk "mencaplok" wilayah Ukraina tertentu.

Invasi awal Rusia ke Ukraina telah menyebabkan harga minyak meroket pada Februari, mengingat pasokan konsumen utama di Eropa dan Asia sangat bergantung pada Moskow. Pengetatan pasokan, utamanya saat perang panas, dapat mendorong harga minyak lebih tinggi.

Musim dingin Eropa yang sulit juga diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak mentah karena lebih banyak negara beralih ke minyak pemanas. Komoditas lain, karet turun 1,13% pada Selasa di Singapura, batubara Newcastle di ICE London naik 1%, kakao AS turun 0,55% hingga dini hari tadi. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.224,00 dan gas alam turun 0,14%.

Sementara, nikel turun 0,55%, timah naik 1,13% di ICE London, dan tembaga naik 0,8%.

 

 

 

 Equityworld Futures

Rabu, 21 September 2022

PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Bergerak dalam Kisaran Ketat Jelang Pengumuman the Fed

Equityworld Futures - Emas dan tembaga bertahan dalam kisaran ketat. Investor mengantisipasi kenaikan suku bunga besar oleh Federal Reserve yang mendorong dolar dan menekan pasar logam.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga setidaknya 75 basis poin bps ketika mengakhiri rapat kebijakan dua hari kemudian pada Kamis dini hari nanti, dan trader juga memperkirakan kemungkinan dari kenaikan 100 bps setelah data inflasi AS tinggi dari perkiraan minggu lalu.

Kenaikan suku bunga, yang akan menjadi kenaikan kelima Fed tahun ini, diperkirakan akan menarik modal menjauh dari pasar logam dan masuk ke dolar - sebuah tren yang telah menyeret harga emas jauh di bawah puncak yang dicapai selama awal konflik Rusia-Ukraina.

Ini juga membuat emas kehilangan kemilau safe haven, lantaran logam kuning jatuh seiring dengan turunnya aset pasar konvensional yang didorong oleh risiko tahun ini. Pasar saham juga melemah pada hari Selasa untuk mengantisipasi The Fed.

Harga emas spot naik 0,1% ke $1.666,04/oz, emas berjangka naik 0,2% di $1.674,0/oz. Kedua instrumen masing-masing turun 0,6% dan 0,3%, pada hari Selasa, dan masing-masing juga turun sekitar 2% selama empat sesi terakhir.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Turun Lagi sebelum Hasil Rapat Fed, Terjebak di Tengah $1.600

Emas turun di bawah angka kunci $1.700 awal pekan ini, dan diperkirakan akan melihat beberapa isyarat untuk pemulihan. Pasar akan mengawasi tiap komentar soal ekspektasi inflasi dan suku bunga dari The Fed.

Logam mulia lainnya juga pulih dari kerugian baru-baru ini, tetapi masih berada di dekat posisi terendah baru ini. Perak berjangka naik 0,5%, sementara platinum diperdagangkan datar. Selain itu, nikel naik 1,51% ke 24.333,00 hingga Rabu dini hari, timah turun 0,9% di ICE London, dan tembaga turun 0,01%.

Di antara logam industri, harga tembaga naik 0,1% di $3,50, melanjutkan sebagian besar kerugiannya dalam empat sesi terakhir.

Tetapi logam merah berkinerja sedikit lebih baik daripada emas dalam sebulan terakhir, di tengah ekspektasi pengetatan pasokan karena terjadi aksi pemogokan di Escondida Chili, tambang tembaga terbesar di dunia.

Namun, pasar tembaga harus bersaing dengan aktivitas industri yang melambat di seluruh dunia, yang sangat membebani permintaan tahun ini.

Adapun, karet mencapai 133,80 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London naik 0,51%, kakao AS turun 0,97% hingga dini hari tadi. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.239,00 pada Selasa dan gas alam naik 0,49%.

 

 

 Equityworld Futures