Kamis, 13 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Jatuh 7% Minggu Ini di Tengah Masalah Inflasi dan Kenaikan Suku Bunga

Equityworld Futures - Buyer minyak kemungkinan akan mengharapkan periode pemulihan yang lebih lama dari pemotongan produksi OPEC+ yang sangat dielukan.

Tetapi aksi penjualan seller tanpa henti selama tiga hari sejak pekan lalu telah menyebabkan lebih banyak kekhawatiran daripada yang diperkirakan di pasar minyak mentah pasalnya data inflasi AS yang tinggi menyebabkan putaran lain dari peningkatan kekhawatiran kenaikan suku bunga Fed.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Rabu menunjukkan harga grosir tumbuh di luar perkiraan ekonom pada bulan September, menyiapkan kemungkinan bahwa data harga konsumen yang akan dirilis sehari kemudian akan sama menantangnya bagi Fed dalam memerangi inflasi.

Dan tepat dari isyaratnya, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bank sentral "sangat serius" untuk mengatasi inflasi dan bahwa standarnya "sangat tinggi" bagi bank sentral untuk mempertimbangkan perlambatan atau jeda dalam pengetatan moneternya.

Jika ekonomi AS memasuki penurunan drastis, The Fed selalu dapat menghentikan kenaikan suku bunga, atau memperlambatnya, terutama jika ada tanda-tanda bahwa inflasi turun dengan cepat, kata Kashkari.

Dia, bagaimanapun, menambahkan: "Bagi saya, standar untuk perubahan seperti itu sangat tinggi karena kami belum melihat banyak bukti bahwa inflasi yang mendasarinya - inflasi jasa, inflasi upah, pasar tenaga kerja - yang belum menurun."

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Stabil sebelum Data IHK AS, Aluminium Melonjak dalam Laporan Sanksi

Berita bearish tidak hanya pada ekonomi.

Baik OPEC dan Departemen Energi AS memangkas prospek permintaan energi terbarunya. Pekan lalu, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak yang dipimpin Saudi 13 anggota dan 10 sekutunya yang didukung Rusia - bersama-sama dikenal sebagai OPEC+ - menopang harga minyak naik 17% dengan mengumumkan pemotongan produksi 2 juta barel per hari.

OPEC memangkas hingga 2,64 juta barel per hari dari permintaannya, mengutip munculnya kembali langkah-langkah pembatasan COVID-19 China dan inflasi yang tinggi.

"Ekonomi dunia telah memasuki masa ketidakpastian dan tantangan yang meningkat,"

Sementara itu, Departemen Energi di Washington, menurunkan ekspektasinya untuk produksi dan permintaan di Amerika Serikat. Sekarang hanya memperkirakan peningkatan konsumsi 0,9% pada tahun 2023, turun dari perkiraan sebelumnya untuk kenaikan 1,7%. Produksi minyak diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,2%, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 7,2%.

"Ada dua kekuatan dominan di pasar minyak saat ini; prospek ekonomi menjadi risiko penurunan utama dan OPEC+ sisi atas," analis di platform perdagangan online OANDA, dalam komentar pasar. "Yang terakhir menegaskan kembali dirinya minggu lalu dengan pemotongan dua juta barel per hari (tentu saja jauh lebih sedikit dalam kenyataannya) tetapi kekhawatiran pertumbuhan masih mendominasi di pasar yang dapat menghentikan harga untuk lepas landas."

Indeks Dolar dan imbal hasil obligasi AS, yang dipatok ke bunga obligasi 10 tahun, naik karena data inflasi dan statemen Fed yang hawkish, menambah tekanan pada minyak dan komoditas berdenominasi dolar lainnya.

Minyak WTI yang diperdagangkan di New York sempat anjlok $2,08, atau sebesar 2,3%, di $87,27 per barel, memperpanjang penurunan minggu ini hampir 7%. Patokan minyak mentah AS naik 17% sepanjang minggu lalu, mencatat awal yang kuat untuk bulan Oktober, setelah jatuh 12,5% pada bulan September dan turun 24% untuk kuartal III.

Minyak Brent juga turun $1,84, atau sebesar 2%, di $92,45 per barel, memperpanjang penurunan minggu ini menjadi lebih dari 6%. Harga minyak Brent naik 11% minggu lalu, menutupi semua kerugian bulan September dan pulih sebagian dari kerugian 22% pada kuartal III.

Komoditas hari ini, nikel turun 0,07%, timah mencapai 19.820,00 di ICE London pada penutupan Rabu, dan tembaga turun 0,49%. Adapun, karet turun 0,82% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London turun 0,49%, kakao AS turun 1,28% hingga dini hari. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.143,00 dan gas alam naik 1,69%.

Kripto bitcoin turun 0,67% BTC/USD dan ethereum jatuh 1% (ETH/USD). Sementara, ETC/USD turun 7%. Dari mata uang, USD/JPY turun 0,1%, GBP/JPY naik 0,01%, GBPUSD turun 0,32%, EURUSD naik 0,08%, dan AUD/USD naik 0,05%.

Di Indonesia, IHSG turun 0,03% dan rupiah turun 0,08% di 15.367,5 per dolar AS.

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 12 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik setelah Operator Pipa Polandia Deteksi Kebocoran di Druzhba

Equityworld Futures - Harga minyak naik di awal perdagangan di Eropa setelah operator pipa Polandia PERN mengatakan telah mendeteksi kebocoran pipa ekspor terbesar dari Rusia.

Dalam sebuah pernyataan di situs webnya, PERN mengatakan bahwa sistem otomasinya telah mendeteksi kebocoran di bentangan Przyjaźń dari pipa Druzhba, sekitar 70 kilometer sebelah barat kota Plock.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Jatuh di Bawah $1.700 Jelang Rilis Inflasi AS & Risalah Fed

"Ini adalah rute utama yang dilalui minyak mentah untuk mencapai Jerman," seraya menambahkan bahwa pihaknya masih belum mengetahui penyebab terjadinya insiden tersebut. Pihaknya segera mengurangi aliran pasokan melalui pipa yang rusak, yang merupakan salah satu dari dua jaringan pipa yang ada di sepanjang rute itu. Sementara pipa kedua bekerja secara normal.

Berita itu akan meningkatkan kekhawatiran akan tindakan lebih lanjut yang disengaja untuk memotong pasokan bahan bakar Rusia ke Eropa, sehingga meningkatkan tekanan bagi ekonomi Uni Eropa saat musim dingin di belahan bumi utara semakin dekat.

Harga minyak WTI berada di $89,81 per barel, tepat di bawah level tertinggi intraday di $89,84 dan naik 0,5% dari akhir Selasa di AS. Hampir sama, harga minyak Brent naik 0,6% di $94,87 per barel.

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 11 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Turun, Pasar Pertimbangkan Pemotongan Pasokan & Lemahnya Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak turun kala pasar mempertimbangkan sentimen permintaan yang berpotensi lebih lemah terhadap gangguan pasokan dari konflik Rusia-Ukraina serta pengurangan produksi OPEC.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London, patokan global, turun 0,42% ke $95,79 per barel, dan harga minyak WTI turun 0,1% di $91,06 per barel.

Kedua kontrak anjlok sekitar 2%, setelah komentar hawkish dari Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard mendorong kekhawatiran atas potensi perlambatan ekonomi yang berasal dari kenaikan suku bunga, yang dapat mengurangi permintaan minyak mentah.

Kekhawatiran melambatnya permintaan di China juga membebani sentimen, pasalnya negara itu melaporkan wabah baru COVID yang dapat mengakibatkan lebih banyak tindakan pembatasan. China adalah negara importir minyak mentah terbesar di dunia, dan telah mengalami penurunan permintaan yang parah karena pembatasan terkait COVID tahun ini.

Data perdagangan China yang akan dirilis diperkirakan akan memberikan isyarat lain soal permintaan minyak mentah.

 Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Kembali Turun di $1.666 dalam Komentar Hawkish Fed

Tetapi dalam sinyal peningkatan untuk harga minyak mentah, pasar memperkirakan akan ada lebih banyak gangguan pasokan Rusia karena eskalasi dalam perang Ukraina.

Rusia meluncurkan salah satu serangan udara terbesar yang pernah terjadi di kota-kota Ukraina pada hari Senin, sebagai pembalasan nyata atas penghancuran jembatan utama yang menghubungkan Rusia dan Krimea. Langkah ini membuat Ukraina bersumpah untuk memperkuat angkatan bersenjatanya, mengisyaratkan potensi eskalasi dalam konflik yang telah berlangsung lama.

Ukraina juga terpaksa menghentikan ekspor listrik ke Eropa, sebuah langkah yang berpotensi meningkatkan permintaan minyak mentah di blok tersebut.

Harga minyak naik tajam minggu lalu setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) memilih untuk memangkas produksi minyak mentah sebanyak 2 juta barel per hari (bph) - pemotongan terbesar sejak pandemi COVID 2020.

Langkah itu sebagian besar tampaknya akan menstabilkan harga minyak mentah, lantaran kelompok itu baru ini mengisyaratkan bahwa mereka tidak nyaman membiarkan harga minyak turun di bawah $90.

Tetapi pemotongan tersebut menuai kritikan dari pemerintah AS, yang berusaha menurunkan harga bensin menjelang pemilihan umum paruh waktu pada bulan November.

Washington juga mengancam akan membekukan kerja sama diplomatik dengan Arab Saudi terkait konflik Ukraina, lantaran harga minyak yang tinggi bisa menguntungkan Rusia.

Harga minyak mengalami peningkatan volatilitas dalam dua bulan terakhir karena pasar terjebak di antara sinyal permintaan dan penawaran yang beragam. Tetapi para analis memperkirakan harga akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, sebagian besar didorong oleh pengurangan pasokan dan permintaan yang stabil di negara-negara importir utama.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 10 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun dari High 1 Bulan, Lemahnya Data China Dorong Kekhawatiran Permintaan

Equityworld Futures - Minyak turun usai sektor jasa China mengalami kontraksi tak terduga yang menimbulkan kekhawatiran atas melambatnya permintaan, meskipun pengurangan pasokan OPEC dan prospek gangguan lanjutan di Rusia membuat harga tetap bertahan di dekat level tertinggi satu bulan.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,7% di $97,22 per barel, dan harga minyak West Texas Intermediate AS turun 0,7% di $91,98 per barel. Kedua kontrak tersebut reli lebih dari 10% minggu lalu ke level tertinggi satu bulan setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) mengumumkan pengurangan pasokan terbesarnya sejak pandemi COVID-19 pada tahun 2020 silam.

Minyak juga didukung oleh prospek gangguan pasokan lanjutan di Rusia, saat pasar memperkirakan atas eskalasi dalam konflik Rusia-Ukraina semakin panas setelah ledakan jembatan utama.

Tetapi prospek permintaan minyak mentah berkurang usai Data Caixin selama akhir pekan menunjukkan sektor jasa besar-besaran China tak terduga menyusut pada bulan September.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Kembali di Bawah $1.700, Dolar Dominasi Perdagangan Safe Haven

Data tersebut menimbulkan kekhawatiran baru atas melambatnya permintaan minyak mentah di negara importir minyak terbesar di dunia, setelah serangkaian pembatasan terkait COVID sangat menekan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Angka Caixin aktivitas manufaktur juga menunjukkan kontraksi pada bulan September.

Data perdagangan China yang akan dirilis minggu ini diperkirakan akan menyoroti lebih banyak pengiriman minyak mentah ke negara tersebut. Permintaan minyak di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini terus menurun tahun ini, pasalnya kenaikan kuota ekspor lokal baru-baru ini menunjukkan lebih banyak rasa sakit.

Pasar minyak mentah juga mewaspadai setiap langkah baru oleh pemerintah AS untuk membatasi harga minyak. Pemerintahan Biden mengkritik keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi, dan telah berjanji akan meningkatkan pelepasan dari Cadangan Minyak Strategisnya. Menteri Keuangan AS Janet Yellen menjadi pejabat AS terbaru yang mengkritik pemangkasan tersebut, menyebutnya "tidak membantu dan tidak bijaksana" dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.

Prospek kenaikan suku bunga AS juga diperkirakan akan membebani harga minyak mentah dalam waktu dekat. Laporan pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan pada hari Jumat membuat trader meningkatkan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga yang besar oleh Federal Reserve bulan depan.

Kenaikan suku bunga AS merupakan salah satu beban terberat bagi harga minyak tahun ini, karena pasar khawatir bahwa pengetatan kondisi likuiditas akan mengurangi permintaan. Data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini sebagian besar diperkirakan akan menjadi faktor dalam rencana kenaikan suku bunga The Fed.

Dolar AS yang lebih kuat juga telah mengurangi permintaan dengan membuat pengiriman minyak mentah, yang dihargai dalam dolar, lebih mahal bagi importir.

 

 

 Equityworld Futures

Jumat, 07 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Gas alam lebih rendah selama masa dagang Eropa

Equityworld Futures - Pada New York Mercantile Exchange, Futures gas alam untuk penyerahan November diperdagangkan pada USD6,75 per mmBTU pada waktu penulisan, menurun 3,13%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per mmBTU. Gas alam kemungkinan akan mendapat support pada USD6,305 dan resistance pada USD7,188.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Bidik Penguatan Minggu Kedua Kala Dolar Turun, Payroll AS Ditunggu

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,15% dan diperdagangkan pada USD112,01.

Sementara itu di Nymex, Minyak metah untuk penyerahan November jatuh 0,44% dan diperdagangkan pada USD88,84 per barrel sedangkan Heating oil untuk penyerahan November jatuh 0,46% dan diperdagangkan pada USD3,85 per galon. 

 

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 06 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik, Pasar Tunggu Kejelasan Pemotongan OPEC & Tanggapan AS

Equityworld Futures - Harga minyak naik ke level tertinggi tiga minggu pada hari Kamis (06/10), tetapi tampaknya telah menghentikan reli baru ini karena pasar menunggu kejelasan lain tentang bagaimana OPEC+ bermaksud untuk melakukan pemotongan pasokan besar-besaran, serta respons AS terhadap langkah tersebut.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London naik 0,24% ke sekitar $93,56 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate naik 0,24% di $87,97 per barel. Kedua kontrak tersebut naik sekitar 2% dan naik pesat minggu ini.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+), mengatakan pada hari Rabu akan memotong pasokan sebesar 2 juta barel per hari (bph) untuk melawan pelemahan harga minyak mentah baru ini, menentang tekanan dari Amerika Serikat untuk meningkatkan pasokan.

Langkah tersebut, ditambah dengan tanda-tanda penurunan persediaan minyak mentah AS, memacu reli harga minyak, membantunya pulih lebih jauh dari level terendah delapan bulan yang dicapai pada bulan September.

Tetapi OPEC+ memberikan sedikit rincian tentang anggota mana yang akan memangkas pasokan, dan kapan pemotongan akan dilaksanakan. Kelompok ini juga tidak membahas bagaimana pemotongan tersebut akan menjadi faktor kekurangan 3,5 juta bph dalam target produksi hariannya.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Lanjut Naik, Fed Kerdilkan Harapan Poros Dovish

Presiden AS Joe Biden mengindikasikan bahwa pemerintah kemungkinan akan menanggapi pemangkasan OPEC dengan melepaskan lebih banyak minyak dari Cadangan Minyak Bumi Strategis (SPR). Pemerintahan Biden telah menarik SPR ke level terendah sejak tahun 1984, dalam upaya untuk mengurangi harga bahan bakar menjelang pemilihan paruh waktu November.

Para analis mengingatkan bahwa pasar minyak mentah kemungkinan akan mengalami peningkatan volatilitas dalam beberapa hari mendatang, karena banyak informasi dirilis tentang pemotongan dan rencana AS untuk melawannya. Goldman Sachs (NYSE:GS) berpendapat bahwa ukuran sebenarnya dari pemangkasan OPEC, dengan mempertimbangkan kekurangan pasokan, sebenarnya akan menjadi sekitar 500.000 bph.

Tetapi bank investasi itu masih menaikkan target harga minyak pada kuartal IV menjadi $110 per barel.

Penguatan dolar, yang berasal dari sinyal hawkish dari Federal Reserve, juga diperkirakan akan tetap menahan harga minyak, sementara melambatnya pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan menjaga prospek permintaan tetap tertahan.

Namun di sisi lain, pengetatan pasokan minyak mentah lebih lanjut, karena sanksi terhadap Rusia, kemungkinan akan menguntungkan harga. Musim dingin Eropa yang sulit juga diperkirakan akan membantu harga dengan mendorong permintaan untuk minyak pemanas.

Harga minyak telah anjlok dari level tertinggi tahunan di tengah kekhawatiran melemahnya permintaan, terutama di negaar importir utama China.

Dari mata uang, USD/JPY turun 0,07%, GBP/JPY naik 0,26%, GBPUSD naik 0,31%, EURUSD naik 0,37%, dan AUD/USD naik 0,73%.

Kripto pagi ini bitcoin naik 1,26% BTC/USD dan ethereum naik 1,63% (ETH/USD). Sementara, ETC/USD naik 2,38%. Di Indonesia, IHSG naik 0,16% dan rupiah naik 0,03% di 15.185,0 per dolar AS.

Kabar komoditas, nikel naik 2,61% hingga dini hari tadi, timah naik 0,74% di ICE London pada penutupan, dan tembaga naik 0,84%. Adapun, karet naik 0,22% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London turun 1,92%, kakao AS naik 1,27% hingga dini hari. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.166,00 pada Rabu dan gas alam naik 0,42%.

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 05 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1,00 per troy ons pada waktu penulisan, menurun 0,13%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.649,30 dan resistance pada USD1.738,70.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Gazprom akan Kembali Kirim Pasokan Gas ke Italia


Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,27% dan diperdagangkan pada USD110,27.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember jatuh 1,12% dan diperdagangkan pada USD20,86 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember naik 0,41% dan diperdagangkan pada USD3,51 per pon. 

 

 

Equityworld Futures