Equityworld Futures - Harga minyak turun kala pasar mempertimbangkan sentimen permintaan yang berpotensi lebih lemah terhadap gangguan pasokan dari konflik Rusia-Ukraina serta pengurangan produksi OPEC.
Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London, patokan global, turun 0,42% ke $95,79 per barel, dan harga minyak WTI turun 0,1% di $91,06 per barel.
Kedua kontrak anjlok sekitar 2%, setelah komentar hawkish dari Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard mendorong kekhawatiran atas potensi perlambatan ekonomi yang berasal dari kenaikan suku bunga, yang dapat mengurangi permintaan minyak mentah.
Kekhawatiran melambatnya permintaan di China juga membebani sentimen, pasalnya negara itu melaporkan wabah baru COVID yang dapat mengakibatkan lebih banyak tindakan pembatasan. China adalah negara importir minyak mentah terbesar di dunia, dan telah mengalami penurunan permintaan yang parah karena pembatasan terkait COVID tahun ini.
Data perdagangan China yang akan dirilis diperkirakan akan memberikan isyarat lain soal permintaan minyak mentah.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Kembali Turun di $1.666 dalam Komentar Hawkish Fed
Tetapi dalam sinyal peningkatan untuk harga minyak mentah, pasar memperkirakan akan ada lebih banyak gangguan pasokan Rusia karena eskalasi dalam perang Ukraina.
Rusia meluncurkan salah satu serangan udara terbesar yang pernah terjadi di kota-kota Ukraina pada hari Senin, sebagai pembalasan nyata atas penghancuran jembatan utama yang menghubungkan Rusia dan Krimea. Langkah ini membuat Ukraina bersumpah untuk memperkuat angkatan bersenjatanya, mengisyaratkan potensi eskalasi dalam konflik yang telah berlangsung lama.
Ukraina juga terpaksa menghentikan ekspor listrik ke Eropa, sebuah langkah yang berpotensi meningkatkan permintaan minyak mentah di blok tersebut.
Harga minyak naik tajam minggu lalu setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) memilih untuk memangkas produksi minyak mentah sebanyak 2 juta barel per hari (bph) - pemotongan terbesar sejak pandemi COVID 2020.
Langkah itu sebagian besar tampaknya akan menstabilkan harga minyak mentah, lantaran kelompok itu baru ini mengisyaratkan bahwa mereka tidak nyaman membiarkan harga minyak turun di bawah $90.
Tetapi pemotongan tersebut menuai kritikan dari pemerintah AS, yang berusaha menurunkan harga bensin menjelang pemilihan umum paruh waktu pada bulan November.
Washington juga mengancam akan membekukan kerja sama diplomatik dengan Arab Saudi terkait konflik Ukraina, lantaran harga minyak yang tinggi bisa menguntungkan Rusia.
Harga minyak mengalami peningkatan volatilitas dalam dua bulan terakhir karena pasar terjebak di antara sinyal permintaan dan penawaran yang beragam. Tetapi para analis memperkirakan harga akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, sebagian besar didorong oleh pengurangan pasokan dan permintaan yang stabil di negara-negara importir utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar