Senin, 31 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun karena Lemahnya PMI China Timbulkan Kekhawatiran Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak turun setelah data aktivitas bisnis China yang lebih lemah menimbulkan kekhawatiran baru atas melambatnya permintaan minyak mentah, meskipun ekspektasi pengetatan pasokan dalam beberapa bulan mendatang membantu membatasi kerugian.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,8% di $92,98 per barel, dan harga minyak WTI turun 0,5% ke $87,42 per barel.

Data menunjukkan PMI manufaktur China tanpa diduga menyusut pada Oktober, seperti halnya aktivitas bisnis secara keseluruhan. Angka tersebut, ditambah dengan meningkatnya kasus COVID-19 lokal baru-baru ini, mendorong kekhawatiran luas bahwa permintaan minyak mentah di negara importir minyak terbesar dunia akan tetap lemah dalam beberapa bulan mendatang.

Pasar tetap waspada terhadap gangguan ekonomi lagi di negara itu, setelah Beijing baru ini menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan kebijakan nol-COVID yang ketat.

Kebijakan tersebut merupakan inti dari kesengsaraan ekonomi China tahun ini, dan telah sangat membebani permintaan minyak mentah China, sehingga juga menekan harga minyak. Tren ini diperkirakan akan berlanjut dalam waktu dekat, di mana pusat industri China seperti Wuhan dan Chengdu baru-baru ini memperkenalkan kembali lebih banyak pembatasan terkait COVID.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Bergerak bawah $1.650, Tembaga Turun saat Pekan Fed Dimulai

Namun, penurunan harga minyak pada hari Senin dibatasi oleh ekspektasi bahwa perlambatan produksi AS dan pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memperketat pasar minyak mentah di sisa tahun ini.

Prospek pengetatan pasokan telah membantu pasar minyak mentah menghadapi tantangan dari perlambatan pertumbuhan ekonomi. Harga minyak turun tajam dari level tertinggi dua tahun yang dicapai pada awal 2022, saat pasar khawatir bahwa kenaikan inflasi dan suku bunga akan membebani permintaan minyak global.

Fokus minggu ini yakni Federal Reserve, yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada akhir pertemuan dua hari hari Rabu.

Bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin - kenaikan keempat tahun ini. Tetapi trader memperkirakan bahwa Fed akan melunakkan laju kenaikan suku bunga mulai Desember.

Data minggu lalu juga menunjukkan bahwa ekonomi AS berkinerja lebih baik dari yang diharapkan meskipun ada kenaikan suku bunga dan inflasi, juga permintaan bensin masih tetap kuat di negara tersebut.

Namun, kenaikan inflasi, yang tetap berada pada level tertinggi hampir 40 tahun, diperkirakan akan menjaga aktivitas ekonomi tetap tenang dalam beberapa bulan mendatang. Potensi kecenderungan dovish The Fed juga tidak akan banyak membantu mengurangi tekanan pada ekonomi, mengingat suku bunga AS sudah berada di level tertinggi sejak krisis keuangan 2008.

Komoditas lain, nikel turun 1,34%, timah turun 3,15% di ICE London, dan tembaga turun 0,66%. Adapun, karet mencapai 117,30 pada Jumat di Singapura, batubara Newcastle di ICE London di 385,70, kakao AS turun 0,48%. Serta, kopi robusta di London mencapai 1.861,00 dan gas alam melonjak 3,97%.

Dari mata uang, USD/JPY naik 0,40%, GBP/JPY naik 0,34%, GBPUSD turun 0,07%, EURUSD turun 0,08%, dan AUD/USD naik 0,12%.

Di Indonesia, IHSG naik 0,45% dan rupiah turun tipis 0,22% di 15.582,5 per dolar AS.

Kripto hari ini bitcoin turun 1,32% BTC/USD dan ethereum turun 2,61% (ETH/USD). Sementara, ETC/USD turun 6,35%.

 

 

 Equityworld Futures

Tidak ada komentar:

Posting Komentar