Equityworld Futures - Minyak turun usai sektor jasa China mengalami kontraksi tak terduga yang menimbulkan kekhawatiran atas melambatnya permintaan, meskipun pengurangan pasokan OPEC dan prospek gangguan lanjutan di Rusia membuat harga tetap bertahan di dekat level tertinggi satu bulan.
Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,7% di $97,22 per barel, dan harga minyak West Texas Intermediate AS turun 0,7% di $91,98 per barel. Kedua kontrak tersebut reli lebih dari 10% minggu lalu ke level tertinggi satu bulan setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) mengumumkan pengurangan pasokan terbesarnya sejak pandemi COVID-19 pada tahun 2020 silam.
Minyak juga didukung oleh prospek gangguan pasokan lanjutan di Rusia, saat pasar memperkirakan atas eskalasi dalam konflik Rusia-Ukraina semakin panas setelah ledakan jembatan utama.
Tetapi prospek permintaan minyak mentah berkurang usai Data Caixin selama akhir pekan menunjukkan sektor jasa besar-besaran China tak terduga menyusut pada bulan September.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Kembali di Bawah $1.700, Dolar Dominasi Perdagangan Safe Haven
Data tersebut menimbulkan kekhawatiran baru atas melambatnya permintaan minyak mentah di negara importir minyak terbesar di dunia, setelah serangkaian pembatasan terkait COVID sangat menekan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Angka Caixin aktivitas manufaktur juga menunjukkan kontraksi pada bulan September.
Data perdagangan China yang akan dirilis minggu ini diperkirakan akan menyoroti lebih banyak pengiriman minyak mentah ke negara tersebut. Permintaan minyak di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini terus menurun tahun ini, pasalnya kenaikan kuota ekspor lokal baru-baru ini menunjukkan lebih banyak rasa sakit.
Pasar minyak mentah juga mewaspadai setiap langkah baru oleh pemerintah AS untuk membatasi harga minyak. Pemerintahan Biden mengkritik keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi, dan telah berjanji akan meningkatkan pelepasan dari Cadangan Minyak Strategisnya. Menteri Keuangan AS Janet Yellen menjadi pejabat AS terbaru yang mengkritik pemangkasan tersebut, menyebutnya "tidak membantu dan tidak bijaksana" dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.
Prospek kenaikan suku bunga AS juga diperkirakan akan membebani harga minyak mentah dalam waktu dekat. Laporan pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan pada hari Jumat membuat trader meningkatkan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga yang besar oleh Federal Reserve bulan depan.
Kenaikan suku bunga AS merupakan salah satu beban terberat bagi harga minyak tahun ini, karena pasar khawatir bahwa pengetatan kondisi likuiditas akan mengurangi permintaan. Data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini sebagian besar diperkirakan akan menjadi faktor dalam rencana kenaikan suku bunga The Fed.
Dolar AS yang lebih kuat juga telah mengurangi permintaan dengan membuat pengiriman minyak mentah, yang dihargai dalam dolar, lebih mahal bagi importir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar