Selasa, 11 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Turun, Pasar Pertimbangkan Pemotongan Pasokan & Lemahnya Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak turun kala pasar mempertimbangkan sentimen permintaan yang berpotensi lebih lemah terhadap gangguan pasokan dari konflik Rusia-Ukraina serta pengurangan produksi OPEC.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London, patokan global, turun 0,42% ke $95,79 per barel, dan harga minyak WTI turun 0,1% di $91,06 per barel.

Kedua kontrak anjlok sekitar 2%, setelah komentar hawkish dari Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard mendorong kekhawatiran atas potensi perlambatan ekonomi yang berasal dari kenaikan suku bunga, yang dapat mengurangi permintaan minyak mentah.

Kekhawatiran melambatnya permintaan di China juga membebani sentimen, pasalnya negara itu melaporkan wabah baru COVID yang dapat mengakibatkan lebih banyak tindakan pembatasan. China adalah negara importir minyak mentah terbesar di dunia, dan telah mengalami penurunan permintaan yang parah karena pembatasan terkait COVID tahun ini.

Data perdagangan China yang akan dirilis diperkirakan akan memberikan isyarat lain soal permintaan minyak mentah.

 Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Kembali Turun di $1.666 dalam Komentar Hawkish Fed

Tetapi dalam sinyal peningkatan untuk harga minyak mentah, pasar memperkirakan akan ada lebih banyak gangguan pasokan Rusia karena eskalasi dalam perang Ukraina.

Rusia meluncurkan salah satu serangan udara terbesar yang pernah terjadi di kota-kota Ukraina pada hari Senin, sebagai pembalasan nyata atas penghancuran jembatan utama yang menghubungkan Rusia dan Krimea. Langkah ini membuat Ukraina bersumpah untuk memperkuat angkatan bersenjatanya, mengisyaratkan potensi eskalasi dalam konflik yang telah berlangsung lama.

Ukraina juga terpaksa menghentikan ekspor listrik ke Eropa, sebuah langkah yang berpotensi meningkatkan permintaan minyak mentah di blok tersebut.

Harga minyak naik tajam minggu lalu setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) memilih untuk memangkas produksi minyak mentah sebanyak 2 juta barel per hari (bph) - pemotongan terbesar sejak pandemi COVID 2020.

Langkah itu sebagian besar tampaknya akan menstabilkan harga minyak mentah, lantaran kelompok itu baru ini mengisyaratkan bahwa mereka tidak nyaman membiarkan harga minyak turun di bawah $90.

Tetapi pemotongan tersebut menuai kritikan dari pemerintah AS, yang berusaha menurunkan harga bensin menjelang pemilihan umum paruh waktu pada bulan November.

Washington juga mengancam akan membekukan kerja sama diplomatik dengan Arab Saudi terkait konflik Ukraina, lantaran harga minyak yang tinggi bisa menguntungkan Rusia.

Harga minyak mengalami peningkatan volatilitas dalam dua bulan terakhir karena pasar terjebak di antara sinyal permintaan dan penawaran yang beragam. Tetapi para analis memperkirakan harga akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, sebagian besar didorong oleh pengurangan pasokan dan permintaan yang stabil di negara-negara importir utama.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 10 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun dari High 1 Bulan, Lemahnya Data China Dorong Kekhawatiran Permintaan

Equityworld Futures - Minyak turun usai sektor jasa China mengalami kontraksi tak terduga yang menimbulkan kekhawatiran atas melambatnya permintaan, meskipun pengurangan pasokan OPEC dan prospek gangguan lanjutan di Rusia membuat harga tetap bertahan di dekat level tertinggi satu bulan.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,7% di $97,22 per barel, dan harga minyak West Texas Intermediate AS turun 0,7% di $91,98 per barel. Kedua kontrak tersebut reli lebih dari 10% minggu lalu ke level tertinggi satu bulan setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) mengumumkan pengurangan pasokan terbesarnya sejak pandemi COVID-19 pada tahun 2020 silam.

Minyak juga didukung oleh prospek gangguan pasokan lanjutan di Rusia, saat pasar memperkirakan atas eskalasi dalam konflik Rusia-Ukraina semakin panas setelah ledakan jembatan utama.

Tetapi prospek permintaan minyak mentah berkurang usai Data Caixin selama akhir pekan menunjukkan sektor jasa besar-besaran China tak terduga menyusut pada bulan September.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Kembali di Bawah $1.700, Dolar Dominasi Perdagangan Safe Haven

Data tersebut menimbulkan kekhawatiran baru atas melambatnya permintaan minyak mentah di negara importir minyak terbesar di dunia, setelah serangkaian pembatasan terkait COVID sangat menekan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Angka Caixin aktivitas manufaktur juga menunjukkan kontraksi pada bulan September.

Data perdagangan China yang akan dirilis minggu ini diperkirakan akan menyoroti lebih banyak pengiriman minyak mentah ke negara tersebut. Permintaan minyak di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini terus menurun tahun ini, pasalnya kenaikan kuota ekspor lokal baru-baru ini menunjukkan lebih banyak rasa sakit.

Pasar minyak mentah juga mewaspadai setiap langkah baru oleh pemerintah AS untuk membatasi harga minyak. Pemerintahan Biden mengkritik keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi, dan telah berjanji akan meningkatkan pelepasan dari Cadangan Minyak Strategisnya. Menteri Keuangan AS Janet Yellen menjadi pejabat AS terbaru yang mengkritik pemangkasan tersebut, menyebutnya "tidak membantu dan tidak bijaksana" dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.

Prospek kenaikan suku bunga AS juga diperkirakan akan membebani harga minyak mentah dalam waktu dekat. Laporan pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan pada hari Jumat membuat trader meningkatkan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga yang besar oleh Federal Reserve bulan depan.

Kenaikan suku bunga AS merupakan salah satu beban terberat bagi harga minyak tahun ini, karena pasar khawatir bahwa pengetatan kondisi likuiditas akan mengurangi permintaan. Data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini sebagian besar diperkirakan akan menjadi faktor dalam rencana kenaikan suku bunga The Fed.

Dolar AS yang lebih kuat juga telah mengurangi permintaan dengan membuat pengiriman minyak mentah, yang dihargai dalam dolar, lebih mahal bagi importir.

 

 

 Equityworld Futures

Jumat, 07 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Gas alam lebih rendah selama masa dagang Eropa

Equityworld Futures - Pada New York Mercantile Exchange, Futures gas alam untuk penyerahan November diperdagangkan pada USD6,75 per mmBTU pada waktu penulisan, menurun 3,13%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per mmBTU. Gas alam kemungkinan akan mendapat support pada USD6,305 dan resistance pada USD7,188.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Bidik Penguatan Minggu Kedua Kala Dolar Turun, Payroll AS Ditunggu

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,15% dan diperdagangkan pada USD112,01.

Sementara itu di Nymex, Minyak metah untuk penyerahan November jatuh 0,44% dan diperdagangkan pada USD88,84 per barrel sedangkan Heating oil untuk penyerahan November jatuh 0,46% dan diperdagangkan pada USD3,85 per galon. 

 

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 06 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik, Pasar Tunggu Kejelasan Pemotongan OPEC & Tanggapan AS

Equityworld Futures - Harga minyak naik ke level tertinggi tiga minggu pada hari Kamis (06/10), tetapi tampaknya telah menghentikan reli baru ini karena pasar menunggu kejelasan lain tentang bagaimana OPEC+ bermaksud untuk melakukan pemotongan pasokan besar-besaran, serta respons AS terhadap langkah tersebut.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London naik 0,24% ke sekitar $93,56 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate naik 0,24% di $87,97 per barel. Kedua kontrak tersebut naik sekitar 2% dan naik pesat minggu ini.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+), mengatakan pada hari Rabu akan memotong pasokan sebesar 2 juta barel per hari (bph) untuk melawan pelemahan harga minyak mentah baru ini, menentang tekanan dari Amerika Serikat untuk meningkatkan pasokan.

Langkah tersebut, ditambah dengan tanda-tanda penurunan persediaan minyak mentah AS, memacu reli harga minyak, membantunya pulih lebih jauh dari level terendah delapan bulan yang dicapai pada bulan September.

Tetapi OPEC+ memberikan sedikit rincian tentang anggota mana yang akan memangkas pasokan, dan kapan pemotongan akan dilaksanakan. Kelompok ini juga tidak membahas bagaimana pemotongan tersebut akan menjadi faktor kekurangan 3,5 juta bph dalam target produksi hariannya.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Lanjut Naik, Fed Kerdilkan Harapan Poros Dovish

Presiden AS Joe Biden mengindikasikan bahwa pemerintah kemungkinan akan menanggapi pemangkasan OPEC dengan melepaskan lebih banyak minyak dari Cadangan Minyak Bumi Strategis (SPR). Pemerintahan Biden telah menarik SPR ke level terendah sejak tahun 1984, dalam upaya untuk mengurangi harga bahan bakar menjelang pemilihan paruh waktu November.

Para analis mengingatkan bahwa pasar minyak mentah kemungkinan akan mengalami peningkatan volatilitas dalam beberapa hari mendatang, karena banyak informasi dirilis tentang pemotongan dan rencana AS untuk melawannya. Goldman Sachs (NYSE:GS) berpendapat bahwa ukuran sebenarnya dari pemangkasan OPEC, dengan mempertimbangkan kekurangan pasokan, sebenarnya akan menjadi sekitar 500.000 bph.

Tetapi bank investasi itu masih menaikkan target harga minyak pada kuartal IV menjadi $110 per barel.

Penguatan dolar, yang berasal dari sinyal hawkish dari Federal Reserve, juga diperkirakan akan tetap menahan harga minyak, sementara melambatnya pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan menjaga prospek permintaan tetap tertahan.

Namun di sisi lain, pengetatan pasokan minyak mentah lebih lanjut, karena sanksi terhadap Rusia, kemungkinan akan menguntungkan harga. Musim dingin Eropa yang sulit juga diperkirakan akan membantu harga dengan mendorong permintaan untuk minyak pemanas.

Harga minyak telah anjlok dari level tertinggi tahunan di tengah kekhawatiran melemahnya permintaan, terutama di negaar importir utama China.

Dari mata uang, USD/JPY turun 0,07%, GBP/JPY naik 0,26%, GBPUSD naik 0,31%, EURUSD naik 0,37%, dan AUD/USD naik 0,73%.

Kripto pagi ini bitcoin naik 1,26% BTC/USD dan ethereum naik 1,63% (ETH/USD). Sementara, ETC/USD naik 2,38%. Di Indonesia, IHSG naik 0,16% dan rupiah naik 0,03% di 15.185,0 per dolar AS.

Kabar komoditas, nikel naik 2,61% hingga dini hari tadi, timah naik 0,74% di ICE London pada penutupan, dan tembaga naik 0,84%. Adapun, karet naik 0,22% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London turun 1,92%, kakao AS naik 1,27% hingga dini hari. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.166,00 pada Rabu dan gas alam naik 0,42%.

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 05 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1,00 per troy ons pada waktu penulisan, menurun 0,13%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.649,30 dan resistance pada USD1.738,70.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Gazprom akan Kembali Kirim Pasokan Gas ke Italia


Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,27% dan diperdagangkan pada USD110,27.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember jatuh 1,12% dan diperdagangkan pada USD20,86 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember naik 0,41% dan diperdagangkan pada USD3,51 per pon. 

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 04 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik Dekati $90, Peluang OPEC Pangkas Produksi Bertambah

Equityworld Futures - Harga minyak naik tatkal pasar memperkirakan akan ada pemotongan pasokan terbesar oleh OPEC sejak krisis COVID 2020, dengan pelemahan dolar juga membantu sentimen.

Minyak Brent yang diperdagangkan di London, patokan global, naik 0,26% di $89,08 per barel, dan harga minyak WTI naik 0,04% di $83,66 per barel. Kedua kontrak melonjak sebanyak $4 pada hari Senin, di tengah laporan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) tengah mempertimbangkan pengurangan produksi hingga 1 juta barel per hari (bph).

Langkah itu akan menjadi pengurangan pasokan terbesar kelompok ini sejak langkah serupa diambil selama pandemi COVID-19, dan terjadi setelah penurunan drastis harga minyak tahun ini.

OPEC akan bertemu di Wina pada hari Rabu - pertemuan langsung pertama sejak 2020 - di mana ia akan memutuskan untuk memangkas pasokan. Beberapa anggota kelompok telah mengingatkan bahwa produksi akan dipotong untuk mendukung harga, yang jatuh di dekat posisi terendah delapan bulan.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Naik Bertengger di $1.700, Yield AS Jatuh dan Dolar Turun 4 Hari Terakhir

Harga minyak turun tajam dari level tertinggi 14 tahun tahun ini akibat kekhawatiran atas berkurangnya permintaan sebagian besar mengimbangi pembatasan pasokan Rusia dari perang Ukraina. Kenaikan suku bunga, inflasi, dan tanda-tanda melemahnya aktivitas ekonomi global menjadi beban terbesar bagi minyak mentah tahun ini.

Pelepasan Cadangan Minyak Strategis Amerika Serikat juga meningkatkan pasokan, menurunkan harga menjelang pemilihan paruh waktu bulan November.

Penguatan dolar tahun ini juga membebani minyak mentah, pasalnya greenback mencapai titik tertinggi 20 tahun. Dolar yang lebih kuat membuat harga impor komoditas lebih mahal, karena dihargai dalam mata uang tersebut.

Tetapi harga minyak mentah diuntungkan dari penurunan dolar baru ini, saat pasar memperkirakan bahwa meningkatnya gejolak ekonomi akan mendorong The Fed untuk mengurangi laju kenaikan suku bunga yang besar.

Angka manufaktur yang lemah dari ekonomi utama pada hari Senin melanjutkan gagasan ini, mendorong dolar lebih rendah dan membantu harga minyak mentah.

Tetapi melemahnya aktivitas ekonomi juga menjadi pertanda buruk bagi harga minyak, mengingat permintaan juga akan terpengaruh secara negatif.

Trader long minyak kini memperkirakan bahwa musim dingin Eropa yang sulit, pemotongan OPEC, dan pelonggaran pembatasan COVID-19 di negara importir utama China akan membantu mendukung minyak mentah pada kuartal IV.

Bear minyak memperkirakan bahwa sinyal yang lebih hawkish dari bank sentral utama dan lebih banyak tanda berkurangnya permintaan akan menekan minyak mentah lebih rendah.

Komoditas, nikel naik 0,91%, timah naik 0,54% di ICE London, dan tembaga naik 0,66%. Lainnya, karet naik 0,6% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 339, kakao AS turun 1,15%. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.159,00 dan gas alam turun 0,22%.

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 03 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Melonjak 3% dalam Laporan Pemotongan Pasokan OPEC+ Minggu Ini

Equityworld Futures - Harga minyak melonjak di awal perdagangan menyusul beberapa laporan bahwa OPEC+ akan memutuskan pengurangan pasokan selama pertemuannya minggu ini, saat melawan pelemahan harganya.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London melonjak 3%, sementara harga minyak WTI melonjak 3%. Kedua kontrak juga pulih dari kerugian besar pada bulan September dan kuartal III.

Beberapa laporan menyebut pada Senin bahwa Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) tengah mempertimbangkan pengurangan produksi lebih dari 1 juta barel per hari (bph) ketika bertemu, untuk mendukung turunnya harga minyak mentah.

Pemangkasan ini akan dilakukan di tengah beberapa sinyal dari anggota OPEC bahwa penurunan harga minyak mentah baru-baru ini tidak berdasar, dan pemangkasan produksi untuk menstabilkan harga ada dalam urutan rencana.

Kelompok ini akan bertemu di Wina pada hari Rabu, pertemuan langsung pertamanya sejak Maret 2020.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih tinggi pada masa dagang Eropa

Harga minyak anjlok 11,2% pada bulan September, bulan terburuk dalam hampir setahun, pasalnya sinyal hawkish dari Federal Reserve dan bank sentral lainnya meningkatkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat secara drastis dalam menghadapi kenaikan suku bunga.

Pasar juga dibanjiri pasokan karena Amerika Serikat banyak mengeluarkan dari cadangan minyak bumi strategisnya, sehingga membuat stok minyak ke titik terendah dalam hampir 40 tahun.

Harga minyak telah turun tajam dari level tertinggi yang dicapai awal tahun ini karena serangkaian pembatasan COVID di negara importir utama China mendorong kekhawatiran atas permintaan yang berkelanjutan.

Penguatan dolar, yang diperdagangkan mendekati level tertinggi 20 tahun, juga membebani harga minyak mentah dengan membuat nilai impor lebih mahal.

Kepala OPEC Arab Saudi menghadapi tekanan dari Amerika Serikat untuk meningkatkan produksi dan membantu mengurangi inflasi terkait bahan bakar bagi ekonomi-ekonomi utama.

Tetapi negara itu, bersama dengan sebagian besar anggota OPEC, enggan meningkatkan produksi dalam menghadapi melemahnya harga, yang jatuh ke posisi terendah delapan bulan pada bulan September.

Pemangkasan produksi akan dilakukan setelah pemotongan 100.000 bph bulan lalu dianggap sebagian besar nominal saja oleh pasar.

Ini juga terjadi hanya beberapa bulan setelah OPEC mengembalikan produksi minyak mentah ke tingkat sebelum COVID, menyusul dua tahun hambatan pasar minyak yang ekstrim akibat pandemi.

Dari komoditas, nikel turun 4,57%, timah naik 0,54% di ICE London, dan tembaga turun 0,16%. Adapun, karet naik 0,6% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 433,70, kakao AS naik 0,86%. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.149,00 pada Selasa dan gas alam turun 2,27%.

 

 

 Equityworld Futures