Rabu, 21 September 2022

PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Bergerak dalam Kisaran Ketat Jelang Pengumuman the Fed

Equityworld Futures - Emas dan tembaga bertahan dalam kisaran ketat. Investor mengantisipasi kenaikan suku bunga besar oleh Federal Reserve yang mendorong dolar dan menekan pasar logam.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga setidaknya 75 basis poin bps ketika mengakhiri rapat kebijakan dua hari kemudian pada Kamis dini hari nanti, dan trader juga memperkirakan kemungkinan dari kenaikan 100 bps setelah data inflasi AS tinggi dari perkiraan minggu lalu.

Kenaikan suku bunga, yang akan menjadi kenaikan kelima Fed tahun ini, diperkirakan akan menarik modal menjauh dari pasar logam dan masuk ke dolar - sebuah tren yang telah menyeret harga emas jauh di bawah puncak yang dicapai selama awal konflik Rusia-Ukraina.

Ini juga membuat emas kehilangan kemilau safe haven, lantaran logam kuning jatuh seiring dengan turunnya aset pasar konvensional yang didorong oleh risiko tahun ini. Pasar saham juga melemah pada hari Selasa untuk mengantisipasi The Fed.

Harga emas spot naik 0,1% ke $1.666,04/oz, emas berjangka naik 0,2% di $1.674,0/oz. Kedua instrumen masing-masing turun 0,6% dan 0,3%, pada hari Selasa, dan masing-masing juga turun sekitar 2% selama empat sesi terakhir.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Turun Lagi sebelum Hasil Rapat Fed, Terjebak di Tengah $1.600

Emas turun di bawah angka kunci $1.700 awal pekan ini, dan diperkirakan akan melihat beberapa isyarat untuk pemulihan. Pasar akan mengawasi tiap komentar soal ekspektasi inflasi dan suku bunga dari The Fed.

Logam mulia lainnya juga pulih dari kerugian baru-baru ini, tetapi masih berada di dekat posisi terendah baru ini. Perak berjangka naik 0,5%, sementara platinum diperdagangkan datar. Selain itu, nikel naik 1,51% ke 24.333,00 hingga Rabu dini hari, timah turun 0,9% di ICE London, dan tembaga turun 0,01%.

Di antara logam industri, harga tembaga naik 0,1% di $3,50, melanjutkan sebagian besar kerugiannya dalam empat sesi terakhir.

Tetapi logam merah berkinerja sedikit lebih baik daripada emas dalam sebulan terakhir, di tengah ekspektasi pengetatan pasokan karena terjadi aksi pemogokan di Escondida Chili, tambang tembaga terbesar di dunia.

Namun, pasar tembaga harus bersaing dengan aktivitas industri yang melambat di seluruh dunia, yang sangat membebani permintaan tahun ini.

Adapun, karet mencapai 133,80 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London naik 0,51%, kakao AS turun 0,97% hingga dini hari tadi. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.239,00 pada Selasa dan gas alam naik 0,49%.

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 20 September 2022

PT Equityworld Futures : Emas lebih tinggi pada masa dagang Asia

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1,00 per troy ons pada waktu penulisan, meningkat 0,42%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi tinggi USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.661,90 dan resistance pada USD1.707,80.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Terbatas Kala Mendekatnya Rapat Kebijakan Fed

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,14% dan diperdagangkan pada USD109,32.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember jatuh 1,05% dan diperdagangkan pada USD19,56 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember naik 0,43% dan diperdagangkan pada USD3,54 per pon. 

 

 

Equityworld Futures

Senin, 19 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik, Pencabutan Lockdown China Bantu Prospek Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak memulai minggu dengan catatan yang positif tatkala pencabutan pembatasan COVID di kota besar China mendorong optimisme atas pemulihan permintaan di negara importir minyak mentah terbesar dunia itu.

Kota besar China Chengdu - yang merupakan kota terbesar yang menghadapi pembatasan COVID setelah Shanghai awal tahun ini - akan mulai mengurangi pembatasan dua minggu mulai Senin. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di kota tersebut, dengan dibukanya kembali transportasi umum dan pribadi kemungkinan membantu permintaan bahan bakar.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London naik 1% di $92,50 per barel, sementara harga minyak WTI naik 1,2% ke $85,81 per barel. Kedua kontrak pulih dari kerugian tiga minggu berturut-turut, di tengah kekhawatiran atas kemungkinan resesi global.

Harga minyak anjlok dari level tertinggi yang dicapai awal tahun ini, akibat pembatasan di China, ditambah dengan kenaikan inflasi dan suku bunga sangat merusak prospek permintaan tahun ini. Permintaan China khususnya sangat menderita karena produksi industri dihentikan di beberapa pusat wilayah utama.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Naik tapi Masih di Bawah $1.700 Seiring Tumbuhnya Kegelisahan Fed

Kelebihan pasokan yang disebabkan oleh penurunan yang stabil dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS, dan peningkatan pasokan oleh Rusia, juga menarik harga dari level tertinggi tahunan.

Fokus minggu ini yakni rapat Federal Reserve AS, di mana bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dan memberi sinyal pengetatan lebih lanjut yang akan datang. Langkah ini juga diperkirakan setelah data inflasi AS tinggi pada bulan Agustus, mengindikasikan bahwa tekanan inflasi di negara itu belum mereda.

Kedua faktor ini akan sangat membebani pertumbuhan ekonomi, berpotensi merugikan permintaan minyak mentah di negara tersebut. Hal ini juga diperkirakan akan meningkatkan dolar, membuat minyak mentah lebih mahal bagi importir luar negeri.

Harga minyak turun tajam pekan lalu setelah data inflasi AS, begitu pula spekulasi atas peningkatan pasokan Rusia juga membebani sentimen.

Namun, permintaan minyak global diperkirakan akan menguntungkan saat memasuki musim dingin, di mana harga gas alam yang tinggi mendorong lebih banyak negara untuk mengadopsi penggunaan minyak untuk tujuan pemanasan. Lainnya, karet turun 0,96 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London jatuh 1,5%, kakao AS turun 0,8%. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.207,00 pada Jumat dan gas alam\ turun 2,52% di 9,053.

Permintaan bensin AS juga telah menunjukkan ketahanan sepanjang tahun ini, dan diperkirakan akan tetap stabil dalam beberapa bulan mendatang.

Terakhir, nikel naik 5,5% ke 24.333,00 hingga perdagangan, timah naik 1,57% di 21.380,00 di ICE London, dan tembaga turun 0,48%.

 

 

Equityworld Futures

Jumat, 16 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Jatuh 4% dalam Tercapainya Kesepakatan Cegah Mogok Kereta Nasional AS

Equityworld Futures - Harga minyak anjlok 4% pada penutupan. Pemerintahan Biden tidak hanya menghentikan reli gas alam minggu ini. Itu juga menekan kenaikan harga minyak, karena tercapainya kesepakatan tentatif pada hari Kamis untuk mencegah pemogokan pekerja kereta yang bisa melumpuhkan pengiriman energi ke rumah-rumah di Amerika.

Kesepakatan antara perusahaan kereta api utama AS dan serikat pekerja yang mewakili puluhan ribu pekerja dicapai setelah digelarnya perundingan sekitar 20 jam yang ditengahi oleh pemerintah, kata Menteri Tenaga Kerja AS Marty Walsh.

Pemogokan tersebut akan semakin mengurangi stok batubara yang telah menipis oleh layanan kereta api yang buruk, memperumit ketergantungan yang tinggi pada sumber energi ini di tengah terbatasnya pasokan bahan bakar pesaing seperti minyak dan gas. Kekurangan listrik dan harga yang sangat tinggi di bagian negara yang bergantung pada batu bara sangat mungkin terjadi.

Harga minyak mentah menutup hari anjlok hampir 4%.

Gas alam anjlok hampir 10%, mengembalikan semua yang diperolehnya sehari sebelumnya, dan lebih banyak lagi, karena spekulasi bahwa pemogokan kereta api dapat terjadi lagi.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas, Tembaga Jatuh 3% Minggu Ini Seiring Meningkatnya Risiko Fed Rate

Kesepakatan buruh yang mencegah pemogokan juga membuat solar AS dan bensin jatuh sekitar 5%.

“Kesepakatan ini menyelamatkan ekonomi dari tekanan inflasi yang semakin intensif dan menghindari ekonomi AS dari kerugian harian ekonomi sekitar $2 miliar,”

"Fundamental minyak sebagian besar masih bearish karena prospek permintaan China tetap menjadi tanda tanya besar dan Fed melawan inflasi tampaknya siap untuk melemahkan ekonomi AS," tambah Moya.

Lebih dari 60 juta orang di 33 kota di seluruh China telah ditempatkan di bawah pembatasan virus sebagian atau penuh, karena pihak berwenang melipatgandakan upaya memberantas wabah virus corona.

Minyak West Texas Intermediate yang diperdagangkan di New York, yang berfungsi sebagai patokan minyak mentah AS, ditutup anjlok 4,28%, di $90,78 per barel, setelah mencapai sesi terendah di $84,41. Baru minggu lalu, WTI mencapai level terendah tujuh bulan di $81,20, sebelum kembali ke atas $90.

Brent, patokan minyak global yang diperdagangkan di London, ditutup jatuh 3,5% di $90,78 per barel, dibandingkan level terendah intraday di $90,05. Brent mencapai titik low Januari di $87,25 minggu lalu.

Selain itu, karet naik 0,97% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London naik 0,29%, kakao AS naik 2,34% di 2.309,00 dini hari tadi. Serta, kopi robusta di London mencapai 21.177,00 dan gas alam jatuh 1,55%. Lainnya, nikel naik 0,22%, timah mencapai 21.177,00 di ICE London pada penutupan, dan tembaga turun 1,5%.

 

 

 Equityworld Futures

Kamis, 15 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Naik Uji $90, Kabar Eropa jika Gas Rusia Ditinggalkan

Equityworld Futures - Prospek lebih banyak minyak yang digunakan untuk memanaskan Eropa di musim dingin, tatkala Rusia menahan blok tersebut untuk menebus pasokan gas, menopang harga minyak naik untuk keempat kalinya dalam lima hari, di mana minyak acuan West Texas Intermediate AS menguji level $90 per barel.

Juga mendorong pasar yakni peningkatan kecil cadangan minyak dikutip oleh pemerintah untuk minggu lalu, dibandingkan dengan jumlah yang dilaporkan pada Selasa oleh grup perdagangan API.

American Petroleum Institute menyatakan stok minyak mentah naik sebanyak 6,035 juta barel untuk pekan terakhir 9 September. Badan Informasi Energi, atau EIA, yang dikelola pemerintah, melaporkan peningkatan sebesar 2,442 juta barel untuk pekan lalu, meskipun itu masih lebih tinggi dari perkiraan 833.000 barel oleh analis industri yang dilacak oleh Investing.com. Untuk apa nilainya, EIA melaporkan peningkatan yang mengerikan sebesar 8,844 juta barel untuk minggu sebelumnya hingga 2 September.

Sesuai tren, kenaikan minyak mentah kurang menarik perhatian daripada penurunan mingguan di Cadangan Minyak Strategis, atau SPR, yang diandalkan oleh pemerintahan Biden untuk membanjiri pasar dengan pasokan untuk menjaga harga minyak dan bahan bakar tetap rendah.

Menurut EIA, SPR mengalami aliran keluar sebesar 8,4 juta barel selama seminggu hingga 9 September, sehingga persediaannya menjadi 434,1 juta — titik terendah November 1984.

Pemerintahan Biden telah menarik SPR sejak November tahun lalu. Tapi arus keluar dari cadangan benar-benar meningkat pada bulan Mei tatkala pemerintah memulai pertempuran untuk menurunkan harga bensin yang melonjak yang telah melabrak inflasi AS ke level tertinggi 40 tahun. Presiden berkomitmen untuk melepas 180 juta barel dari cadangan selama periode enam bulan - atau kira-kira satu juta barel per hari - antara Mei dan Oktober.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Turun Lewati $1.700 Tembaga Naik Ditengah Berlanjutnya Tekanan Fed Rate

Pelepasan ini telah berhasil menurunkan harga bensin di bawah $3,50 per galon di beberapa stasiun pengisian AS dari rekor tertinggi $5,01 pada pertengahan Juni.

Minyak West Texas Intermediate yang diperdagangkan di New York, yang dianggap sebagai patokan minyak mentah AS, ditutup naik 2% di $89.05 per barel, setelah mencapai sesi tertinggi $90,17. Baru minggu lalu, WTI mencapai level terendah tujuh bulan di $81,20.

Brent, patokan global untuk minyak yang diperdagangkan di London, ditutup naik 1,6%, di $94.66 per barel, dibandingkan level puncak hariannya di $95.79. Brent mencapai low Januari di $87,25 minggu lalu.

"Ini adalah kombinasi dari produksi minyak mentah yang tidak terlalu besar yang dilaporkan oleh EIA, serta penurunan SPR besar yang membantu membawa pasar lebih tinggi,"

“Juga, ada peningkatan isu tentang minyak yang dikerahkan dalam jumlah yang lebih besar untuk memanaskan Eropa selama Barat memblokade persenjataan energi yang dilakukan Rusia.”

Badan Energi Internasional, atau IEA, mengatakan pihaknya memperkirakan perlambatan ekonomi yang semakin dalam dan ekonomi China yang goyah akan menyebabkan permintaan minyak global terhenti pada kuartal IV tahun ini.

Namun, IEA juga mengatakan pihaknya memperkirakan peralihan luas dari gas ke minyak untuk tujuan pemanasan, dengan mengatakan akan tercatat rata-rata 700.000 barel per hari (bph) pada Oktober 2022 hingga Maret 2023 - dua kali lipat tingkat tahun lalu.

Selain peningkatan persediaan minyak mentah AS, stok sulingan — varian minyak yang dibutuhkan untuk membuat diesel yang dibutuhkan untuk truk, bus dan kereta api, serta bahan bakar untuk jet — naik sebesar 4,219 juta barel minggu lalu, menambah 95.000 barel minggu lalu. Analis telah memperkirakan angka sulingan akan flat untuk minggu ini.

Stok bensin turun 1,767 juta barel setelah peningkatan minggu lalu sebesar 333.000. Analis telah memperkirakan penurunan 858.000 barel untuk minggu lalu.

Namun, total permintaan bensin lebih rendah sebesar 233.000 barel minggu lalu dibandingkan dengan minggu sebelumnya, mencapai 8,49 juta barel direvisi.

Sementara, karet di 135,30 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London sentuh 439,35, kakao AS jatuh 1,74% di 2.309,00 dini hari tadi. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.232,00 dan gas alam turun 0,45% di 9,053.

Lainnya nikel naik 0,21% ke 24.333,00 hingga dini hari tadi, timah turun 0,38% di 21.380,00 di ICE London, dan tembaga naik 0,23% di 3,5232.

 

 

 Equityworld Futures

Rabu, 14 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Turun, Inflasi Tinggi Gerus Sinyal Positif Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak turun tipis dalam kekhawatiran atas data inflasi IHK AS yang tinggi dari perkiraan mengimbangi perkiraan permintaan yang kuat dari OPEC dan tanda-tanda minat terhadap bensin AS tetap kuat.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,3% di $93,23 per barel, sedangkan harga minyak WTI AS naik 0,1% di $87,39 per barel. Kedua kontrak turun pada hari Selasa setelah data inflasi AS yang naik mendorong dolar dan memicu aksi jual di sebagian besar kelas aset.

Namun sinyal positif dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) membantu membatasi penurunan harga minyak.

Kelompok ini mengatakan dalam laporan bulanan hari Selasa bahwa mereka memperkirakan permintaan minyak akan tumbuh dengan stabil pada tahun 2022 dan 2023, mengutip permintaan di negara-negara ekonomi utama meskipun ada hambatan dari kenaikan inflasi.

OPEC mempertahankan perkiraannya untuk tahun ini, dengan memperkirakan permintaan minyak akan meningkat sebesar 3,1 juta barel per hari (bph) tahun 2022, dan sebesar 2,7 juta barel per hari pada 2023.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Spot Stabil di Atas $1.700, tapi IHK Kejutan AS Menggelapkan Prospek

Dalam tanda positif lainnya atas permintaan minyak, data dari American Petroleum Institute menunjukkan persediaan bensin terus mengalami penurunan berkelanjutan dalam seminggu hingga 9 September, menyiratkan bahwa konsumen didorong oleh penurunan harga bahan bakar baru-baru ini.

Meski secara keseluruhan stok minyak AS tumbuh tak terduga, sebagian besar peningkatan itu kemungkinan disebabkan oleh penurunan dari Cadangan Minyak Strategis (SPR).

Data resmi dari Energy Information Administration, yang akan dirilis hari ini, juga diharapkan menunjukkan peningkatan stok minyak mentah selama seminggu terakhir. Namun persediaan bensin diperkirakan akan menurun.

Komoditas lain, karet mencapai 135,30 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London naik 0,31% di 439,35, kakao AS jatuh 1,51% di 2.350,00 dini hari tadi. Lainnya, kopi robusta di London di 2.240,00 dan gas alam turun 0,33% di 8,375.

Harga minyak telah anjlok dari puncak yang dicapai awal tahun ini, karena investor khawatir bahwa kenaikan inflasi dan suku bunga akan sangat berdampak pada permintaan minyak mentah. Serangkaian pembatasan terkait COVID di negara importir utama China juga menimbulkan keraguan atas permintaan minyak mentah yang berkelanjutan tahun ini.

Tingkat suku bunga yang terus meningkat juga dapat memicu resesi ekonomi AS, yang diperkirakan akan mengurangi permintaan. Data IHK hari Selasa sekarang membuat pasar memperkirakan serangkaian kenaikan suku bunga besar oleh The Fed tahun ini, karena tengah berjuang untuk mengendalikan inflasi.

Selain itu, nikel jatuh 1,84% ke 24.124,50 hingga dini hari tadi, timah naik 1,4% di 21.461,00 di ICE London, dan tembaga naik 0,11% di 3,5343.

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 13 September 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun dalam Kekhawatiran Permintaan Jelang IHK AS dan Laporan OPEC

Equityworld Futures - Harga minyak turun dan trader mengkhawatirkan lebih banyak tantangan terhadap permintaan dari pembatasan COVID di China, dengan fokus sekarang beralih ke laporan prospek bulanan OPEC yang akan dirilis hari ini.

Serangkaian pembatasan COVID di China, negara importir minyak mentah terbesar di dunia, telah mendorong penurunan parah impor minyak ke negara itu tahun ini, mengancam untuk mengubah permintaan minyak China menjadi negatif.

Tanda-tanda masalah terbaru datang ketika pembatasan perjalanan di beberapa wilayah mengganggu perayaan festival Musim Gugur China, yang biasanya memacu lonjakan perjalanan darat.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 1,3% di $92,98 per barel, sementara harga minyak WTI AS turun hampir 1% menjadi $86,91 per barel. Brent berjangka juga akan menghentikan kenaikan beruntun tiga hari.

Harga minyak mentah menandai pemulihan yang kuat dari posisi terendah tujuh bulan yang dicapai pekan lalu, kala trader memperkirakan bahwa pengetatan pasokan lebih lanjut oleh Rusia, ditambah dengan krisis energi Eropa, akan menopang harga tahun ini.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Lanjut Naik, Pasar Kini Fokus Data IHK AS

Namun kekhawatiran atas perlambatan aktivitas ekonomi dan dolar yang kuat telah menimbulkan keraguan atas permintaan yang berkelanjutan di pasar Asia.

Pasar kini menunggu petunjuk lanjutan mengenai permintaan global dari laporan bulanan yang dirilis oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Kelompok itu dan sekutunya telah sepakat untuk mengurangi produksi minyak mentah secara nominal minggu lalu, sebuah langkah yang membatasi kenaikan harga.

Kelompok ini mengarahkan produksi minyak kembali ke tingkat sebelum COVID untuk pertama kalinya dalam dua tahun pada 2022. Tetapi permintaan minyak mentah sebagian besar terganggu oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.

Ini juga menarik harga minyak jauh dari level puncak 14 tahun yang dicapai selama awal konflik Rusia-Ukraina.

Pasar minyak juga menunggu data inflasi IHK nanti pada hari Selasa, yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan yang stabil, meskipun penurunan terbatas untuk inflasi AS dari puncak 40 tahun yang dicapai pada bulan Juni.

Angka tersebut diperkirakan akan menentukan jalur dolar dalam waktu dekat, di mana penurunan lebih lanjut dalam greenback diperkirakan positif untuk harga minyak mentah.

Penguatan dolar tahun ini, yang mencapai level tertinggi 20 tahun pekan lalu, telah mempengaruhi permintaan di negara importir utama Asia seperti India dan Indonesia. Dolar AS yang lebih tinggi membuat pengiriman minyak mentah ke negara itu menjadi lebih mahal.

Sementara karet naik 0,54% di 131,40 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 436,00, kakao AS naik 0,85% di 2.380,00 dini hari, serta kopi robusta di London mencapai 2.263,00. Gas alam naik 0,24% di 8,405.

Lainnya, nikel naik 6,25% ke 24.432,00 hingga dini hari tadi, timah naik 1,51% di 21.165,00 di ICE London, dan tembaga turun 0,13% di 3,6115.

 

 

 Equityworld Futures