Kamis, 04 Agustus 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Kembali Naik Pasca OPEC+, Pasokan AS Bertambah 4 Juta Barel

Equityworld Futures - Harga minyak naik, menutup beberapa kerugian dari sesi sebelumnya setelah kenaikan mengejutkan cadangan minyak AS dan hanya ada sedikit peningkatan pasokan oleh OPEC+ yang menekan harga ke titik terendah lebih dari lima bulan.

Harga minyak WTI AS naik 0,31% di $90,94 per barel dan harga minyak Brent naik 0,21% di $96,98 per barel menurut data Investing.com.

Harga telah jatuh nyaris 4% setelah data pemerintah mengonfirmasi stok minyak mentah tanpa diduga naik lebih dari 4 juta barel minggu lalu. Peningkatan ini didahului oleh data dari American Petroleum Institute.

WTI berjangka sempat mencapai titik terendah $90,41- level terlemah sejak akhir Februari.

Kenaikan cadangan tersebut menegaskan kembali tema berulang yang terlihat dalam beberapa bulan terakhir - bahwa permintaan minyak mentah melemah tahun ini. PMI manufaktur yang lemah dari China, Eropa dan Amerika Serikat juga telah menerpa harga minyak di awal minggu.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas & Logam Lainnya Naik, Reli Dolar Berhenti Pagi Ini

Harga WTI dan Brent telah turun 8% dan 13% sepanjang minggu ini, dan menuju salah satu minggu terburuk untuk tahun ini.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya setuju untuk menaikkan pasokan sebanyak 100.000 barel per hari pada hari Rabu, menyusul tekanan AS untuk menambah kenaikan pasokan. Namun peningkatan tersebut - yaitu sekitar 0,1% dari permintaan global, merupakan peningkatan produksi terendah yang pernah dilakukan oleh organisasi tersebut, dan ini diperkirakan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap harga.

Setelah melonjak ke level tertinggi beberapa tahun selama guncangan pasokan yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina, harga minyak sejak itu berkonsolidasi drastis dalam menghadapi berkurangnya permintaan. Dengan ekonomi utama dunia ada di puncak resesi, tren ini kemungkinan akan berlanjut hingga sisa tahun 2022.

Tetapi penurunan harga minyak juga diharapkan akhirnya bisa membantu menurunkan inflasi yang tidak terkendali. Harga BBM menjadi salah satu penyumbang terbesar kenaikan inflasi tahun ini.

Selain itu, Nikel Berjangka ditutup naik 0,27% di 22.552,00, Timah jatuh 2,61% di 24.249,00 di ICE London. Sedangkan, Karet stabil di kisaran 159,10 di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London ditutup di level 407,90, dan Kakao AS jatuh 2,95% ke 2.271,00 hingga dini hari tadi.

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 03 Agustus 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun Pasca Peningkatan Cadangan AS, Pasar Tunggu Pertemuan OPEC+

Equityworld Futures - Harga minyak turun setelah data menunjukkan kenaikan tak terduga dalam stok minyak mentah AS dan trader menunggu pertemuan OPEC+ untuk mendapat kejelasan lebih lanjut tentang produksi minyak mentah tahun ini.

Harga minyak WTI turun 0,2% di $94,23 per barel, sementara harga minyak Brent turun 0,27% di $100,27 per barel menurut data Investing.com. Harga minyak mentah mengalami sesi yang bergejolak pada hari Selasa di tengah kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan AS-China setelah perjalanan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan memantik kemarahan dari pemerintah China.

Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan minyak AS naik sekitar 2,2 juta barel dalam pekan berakhir hingga 29 Juli, atau naik dari penurunan sekitar 4 juta barel pada pekan sebelumnya. Para ekonom memperkirakan persediaan turun 0,4 juta.

Angka API kemungkinan akan menunjukkan kenaikan serupa untuk angka inventaris resmi pemerintah, yang akan dirilis.

Kenaikan cadangan ini juga terjadi tepat sebelum pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+), yang akan dimulai hari ini.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Turun dari $1.800 Pagi Ini, Isyarat Fed Hawkish Dorong Penguatan Dolar

Presiden AS Joe Biden telah berulang kali meminta Arab Saudi - yang memimpin kelompok tersebut - untuk meningkatkan produksi, namun perkiraan pasar sebagian besar anggota akan ragu-ragu untuk menaikkan pasokan selama penurunan ekonomi.

OPEC+ membawa produksi kembali ke tingkat pra-pandemi tahun ini, karena gangguan pasokan yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina membuat harga minyak mentah melonjak hingga hampir $140 per barel.

Sementara, harga Karet mencapai 159,00 di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London ditutup di level 407,90, dan Kakao AS berakhir turun 0,60% ke 2.325,00 hingga dini hari tadi.

Tetapi data manufaktur yang lemah dari pendorong industri China mengindikasikan bahwa permintaan minyak mentah mungkin lesu untuk sisa tahun ini. Pembacaan yang beragam dari Amerika Serikat dan Zona Euro juga menunjukkan perlambatan pertumbuhan, yang sangat menekan harga minyak pada awal pekan.

Penguatan dolar juga membebani harga minyak dalam beberapa bulan terakhir, dengan investor memperkirakan Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi yang tinggi.

Dolar AS melonjak lebih dari 1% pada hari Selasa akibat munculnya kekhawatiran eskalasi ketegangan AS-China mendorong permintaan safe haven untuk greenback.

Selain itu, Nikel ditutup jatuh 8,22% di 22.342,00 dan Timah masih ditutup naik 2,85% ke 25.047,00 di ICE London.

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 02 Agustus 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Kian Jatuh 1%, Dekati Terendah 4 Bulan di Tengah Potensi Perlambatan Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak melanjutkan penurunannya. Kontrak berjangka AS mencapai level terendah hampir empat bulan kala tanda-tanda perlambatan aktivitas manufaktur di seluruh dunia mendorong kekhawatiran penurunan permintaan minyak mentah.

Harga Minyak WTI AS turun 0,71% di $93,22 - mendekati level terendah sejak awal April. Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London jatuh 1,05% di $99,12 per barel dan diperdagangkan di bawah $100 untuk pertama kalinya dalam waktu lebih dari seminggu.

WTI berjangka telah anjlok lebih dari 4%, sementara minyak berjangka Brent telah kehilangan 3,8% menyusul sejumlah data manufaktur negatif dari seluruh dunia.

Data menunjukkan bahwa sektor industri China telah tanpa diduga menyusut pada bulan Juli, seperti halnya aktivitas manufaktur Zona Euro.

Indikator manufaktur ISM untuk Amerika Serikat juga menunjukkan perlambatan pertumbuhan di bulan Juli, meskipun negara tersebut tetap berada di wilayah ekspansi.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Lanjut Naik Ditopang Permintaan Safe Haven, Tembaga Jatuh 1,6%

Survei terpisah oleh lembaga pemeringkat S&P Global menempatkan produksi pabrik AS pada level terlemah dalam dua tahun di bulan Juli.

“Meningkatnya biaya hidup adalah penyebab paling umum dari penurunan penjualan, serta memburuknya prospek ekonomi,” Chris Williamson, Kepala Ekonom Bisnis di S&P Global (NYSE:SPGI) Market Intelligence menulis dalam catatan.

“Perusahaan juga mengambil pendekatan yang semakin berhati-hati untuk pembelian dan persediaan di tengah prospek yang lebih suram, dan juga tampaknya mengurangi investasi.”

Dengan inflasi dan suku bunga yang meningkat pesat tahun ini, aktivitas bisnis, dan pada gilirannya, permintaan minyak mentah, diperkirakan akan melemah dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara, harga Karet mencapai 159,00 pada penutupan Jumat di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London ditutup di level 407,90, dan Kakao AS berakhir naik 0,82% ke 2.342,00.

Fokus sekarang beralih ke pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan Mitranya (OPEC+) pada hari Rabu, di mana kelompok tersebut akan memutuskan pasokan minyak mentah di masa depan.

Kelompok ini baru-baru ini membatalkan pemotongan rekor pasokan minyak era pandemi, dan sekarang diharapkan akan menjaga produksi tetap stabil.

Saat kelompok itu menghadapi tekanan dari Amerika Serikat untuk meningkatkan produksi, sebagian besar anggota OPEC+ akan ragu-ragu untuk melepaskan lebih banyak minyak ke pasar yang bergejolak. Penurunan permintaan minyak mentah global juga kemungkinan akan memacu pengurangan pasokan untuk menjaga harga tetap stabil.

Selain itu, Nikel ditutup naik 2% di 24.344,00 dan Timah masih ditutup naik 2,85% ke 25.047,00 di ICE London.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 01 Agustus 2022

PT Equityworld Futures : Tinjauan dan Prospek Harga Logam Mulia & Energi: 01 Agustus - 05 Agustus 2022

Equityworld Futures - Dengan kenaikan suku bunga Federal Reserve untuk Juli dan AS sudah berada di wilayah resesi, meskipun secara teknis, pasar minyak hanya mengkhawatirkan satu hal lain - apa yang akan dilakukan OPEC+ dalam minggu mendatang.

Untuk emas, fokusnya adalah pada dolar dan imbal hasil obligasi setelah lonjakan tinggi Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi, karena indikator inflasi pilihan Fed naik ini saat terjadi kenaikan suku bunga keempat oleh bank sentral tahun ini.

OPEC+ - aliansi yang mengikat 13 anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak yang dipimpin Saudi dengan 10 produsen minyak lainnya yang dimotori oleh Rusia - bertemu Rabu untuk memutuskan kuota produksi September untuk 23 negara dalam kelompok tersebut.

Laporan menyebut sejauh ini menunjukkan bahwa OPEC+ kemungkinan akan membiarkan produksi apa adanya atau menaikkannya sedikit untuk bulan September.

Ketika Presiden AS Joe Biden turun dari Air Force One pada pertengahan Juli untuk melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, sebagian besar media telah memuji kunjungan itu sebagai kunjungan yang seolah-olah akan disambut dengan isyarat niat baik minyak dari negara kepala OPEC, dan kemudian melahirkan narasi misi yang gagal ketika tidak ada gerakan seperti itu yang segera muncul.

Siapa pun yang memiliki pemahaman yang baik tentang niat sebenarnya OPEC dan bagaimana ini diterjemahkan ke dalam tujuan produksinya, serta berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengubah upaya diplomatik menjadi tindakan akan memiliki harapan yang sangat berbeda dibandingkan dengan yang ada dari media. Itu termasuk pejabat Gedung Putih yang telah menjelaskan sejak awal bahwa setiap peningkatan produksi akan goyah seiring waktu.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Tembaga Jatuh 1,2% Respons Pabrik China Lemah, Emas Tetap Stabil

Siapa pun yang mengenal OPEC+ dengan cukup baik juga akan tahu bahwa saat Saudi memegang pengungkit utama untuk produksi aliansi, hubungan akrab antara House of Saud dan Kremlin - khususnya antara putra mahkota dan Vladimir Putin - tidak boleh diabaikan.

Presiden Rusia bertekad untuk tidak membiarkan AS mendapatkan keuntungan apa pun dari perang negaranya melawan Ukraina. Itu termasuk manfaat yang diberikan oleh aliansi penghasil minyak dengan Moskow di dalamnya - terutama ketika sanksi Barat telah menyebabkan diskon besar-besaran pada harga minyak mentah Rusia, belum lagi upaya Biden untuk membatasi harga minyak itu.

Seperti yang diharapkan, kurang dari seminggu setelah kunjungan Biden, Putin menelepon Putra Mahkota MBS - sebutan raja muda dengan inisialnya - untuk mengingatkannya tentang pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara kedua negara dalam semangat OPEC+.

Untuk tindakan lebih lanjut, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak bertemu dengan Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman pada hari Jumat, setelah pernyataan dari Moskow mengatakan: “Rusia dan Arab Saudi tetap berkomitmen teguh pada tujuan perjanjian OPEC+ untuk menjaga stabilitas pasar dan menyeimbangkan penawaran dan permintaan di pasar minyak global”.

Tapi MbS sendiri berada dalam posisi yang sulit. Setelah bertemu dan menyambut Biden, ia telah membuka diri untuk setidaknya mencairkan perang dingin yang telah berjalan antara dia dan presiden yang pernah bersumpah untuk mengungkap  pembunuhan warga AS kelahiran Saudi - warga yang menjadi jurnalis yakni Jamal Khashoggi, yang menurut CIA dibunuh atas perintah putra mahkota. Saudi, tentu saja, menyangkal tuduhan itu.

MBS juga menginginkan dukungan AS yang lebih tegas untuk Riyadh dalam konflik Yaman. Baik putra mahkota dan rekannya di Uni Emirat Arab, Mohammed bin Zayed Al Nahyan, telah frustrasi dengan ketidakpedulian Biden terhadap mereka sebelumnya, serta kegagalan untuk mengatasi kekhawatiran Teluk soal program rudal Iran dan proksi regionalnya. Semua itu tampak berubah menjanjikan dengan adanya kunjungan Biden.

Sebelum kunjungan Biden, OPEC+ telah meningkatkan produksi sebesar 50% dari level Juni hingga mencapai hampir 650.000 barel per hari untuk Juli dan Agustus. Jika mempertahankan tingkat itu untuk September, atau menaikkannya antara 10.000 atau 20.000 barel per hari, rasanya masih akan baik dari perspektif aliansi dan kemenangan – meskipun, yang terukur, untuk Biden. Yang terpenting, OPEC+ tidak boleh memangkas produksi pada saat ini. Dan ada bahaya hal itu terjadi jika harga minyak mentah, yang turun dari titik tertinggi invasi Ukraina $140 pada Maret menjadi di bawah $100 minggu lalu, terus turun.

Saat ini, OPEC+ akan membatalkan semua pengurangan produksi bersejarah era pandemi pada bulan depan. Sekarang ada di persimpangan jalan di mana produksi yang bersangkutan.

Sementara, Nikel kembali melonjak 4% di 24.821,50 Senin petang dan Timah mencapai 25.047,00 di ICE London.

Logam mulia lainnya juga stabil. Platinum juga naik sore ini, sementara Perak sebagian besar tidak berubah di $20,145. Namun, ruang sebagian besar diperkirakan akan berada di bawah tekanan karena suku bunga AS naik lebih lanjut pada tahun 2022.

Adapun, harga Karet mencapai 159,00 pada penutupan Jumat di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London ditutup di level 407,90, dan Kakao AS berakhir naik 0,43% ke 2.327,00 pada penutupan Sabtu.

Minyak: Penyelesaian dan Aktivitas Pasar

Patokan minyak mentah AS West Texas Intermediate, atau WTI, naik pada hari Jumat untuk ketiga kalinya selama seminggu, tetapi masih berakhir di bawah level kunci $100 per barel dan turun untuk bulan kedua berturut-turut untuk Juli.

Brent yang diperdagangkan di London, patokan global untuk minyak, tetap di atas harga tiga digit tetapi membukukan kerugian untuk Juli.

WTI untuk penyerahan September melakukan perdagangan akhir di $98,30 per barel setelah menyelesaikan sesi Jumat naik $2,20, atau 2,3%, ke $98,62.

Untuk minggu lalu, WTI September naik 4,1%, setelah turun 13% sebelumnya


WTI juga membukukan kerugian bulanan sebesar 7,2% untuk Juli, setelah penurunan 7,4% pada Juni.

Brent untuk penyerahan Oktober melakukan perdagangan terakhir $104, setelah menyelesaikan sesi Jumat naik $2,14, atau 2,1%, di $103,97.

Untuk minggu lalu, Brent Oktober naik 5,7%, memperpanjang pergerakan minggu lalu sebesar 2,7%. Sebelum itu, Brent telah jatuh secara kumulatif 17% selama lima minggu.

Brent untuk penyerahan Oktober menunjukkan penurunan sekitar 4,5% untuk Juli, setelah penurunan Juni 5,7%.

Minyak: Prospek Harga WTI

Setup mingguan WTI mengisyaratkan kelanjutan pemulihan harga, setidaknya dari sudut pandang teknikal, kata Sunil Kumar Dixit, kepala strategi teknikal di skcharting.com.

"Selama harga bertahan di atas Exponential Moving Average 50 Minggu di $93,08, momentum dapat terus menguji ulang level tertinggi seminggu di $101,87,"

Ia menempatkan WTI ke retracement level Fibonacci 38,2% dari pergerakan $62,45 - $130,50 dan fibonacci ekstensi ke Bollinger Band tengah mingguan di $107.

Tetapi berdasarkan penutupan WTI yang lemah untuk bulan Juli, ia mengatakan grafik bulanan masih menunjukkan prospek bearish, mengutip pembacaan stochastic 53/65 yang dilanjutkan dengan overlap negatif.

"Kelemahan di bawah EMA 50 Minggu di $93,08 akan menarik penjualan menuju swing low di $90,58,"

Emas: Penyelesaian dan Aktivitas Pasar

Emas berjangka August di Comex New York melakukan perdagangan terakhir sebesar $1.764 pada hari Jumat setelah menyelesaikan sesi naik $12,60, atau 0,7%, pada $1.762,90. Sesi tertinggi yakni $1.765,85.

Untuk minggu lalu, emas Agustus naik 2,1%, terbesar sejak kenaikan 4,2% selama seminggu hingga 25 Februari.

Di luar kontrak Agustus yang berakhir, kontrak emas paling aktif Comex untuk Desember ditutup naik $12,60 di $1,781,80. Puncak untuk emas Desember adalah $1784,60.

Emas dapat terus naik hingga $1.800 jika dolar dan imbal hasil obligasi mundur lebih jauh dari proyeksi kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih lunak sepanjang sisa tahun ini, kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA.

Kenaikan emas terjadi setelah Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis bahwa produk domestik bruto AS mencatat pertumbuhan negatif 0,9% pada kuartal II, setelah kontraksi 1,6% pada PDB kuartal I. Kuartal negatif dua kuartal berturut secara teknis menempatkan ekonomi dalam resesi.

Tetapi Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) - indikator inflasi yang dipantau oleh Federal Reserve - tumbuh 6,8% pada tahun ini hingga Juni setelah tidak aktif dalam dua bulan sebelumnya, meningkatkan perjuangan bank sentral melawan pertumbuhan harga.

Dengan kenaikan PCE untuk bulan Juni, ini menunjukkan bahwa inflasi tanpa henti di level tertinggi empat dekade, dan The Fed mungkin belum selesai dengan kenaikan suku bunga super besar yang telah diberikan tahun ini untuk melawan pertumbuhan harga. Bank sentral telah menaikkan suku bunga empat kali tahun ini sejak Maret, dengan dua kenaikan terakhir sebesar 75 basis poin menjadi yang tertinggi dalam 28 tahun.

Emas: Perkiraan Harga

Dixit dari skcharting mengatakan momentum membantu emas melewati resisten $1750, dan melewati "angka ajaib" $1.768 sebelum memberikan penutupan mingguan bullish kedua, kali ini di $1.765.

Ia mengatakan Relative Strength Indicator (RSI) mingguan berubah bullish, naik dari 32 ke 41 sementara pembacaan stochastic 33/17 membentuk rebound yang menentukan.

"Target utamanya adalah zona pertemuan teknikal EMA 50 minggu di $1.830 dan Simple Moving Average 100 minggu di $1.831,"

Dixit mengatakan grafik harian emas menunjukkan $1.735-$1.725 sebagai area support. Stochastic harian sekarang di 96/89 langsung menuju zona overbought dan kemungkinan akan menyebabkan koreksi jangka pendek di klaster resisten $1.777-$1.785-$1.805 yang dapat mengakibatkan harga turun menuju $1.735-$1.725."

 

 

Equityworld Futures

Jumat, 29 Juli 2022

PT equityworld Futures : Minyak Naik dalam Ketatnya Pasokan, Fokus Kini ke Pertemuan OPEC+

Equityworld Futures - Minyak naik pada Jumat di Asia. Investor sekarang fokus pada pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+) minggu depan, di mana blok tersebut akan memutuskan tingkat produksi minyak.

Harga minyak Brent naik tipis 0,03% di $101,86 per barel dan harga minyak WTI naik 0,28% di $96,69 per barel.

Brent akan naik hampir 5% untuk minggu ini dalam kenaikan mingguan kedua berturut-turut, sementara WTI berada di jalur untuk kenaikan hampir 3% selama minggu ini, menutup kerugian minggu sebelumnya.

"Harga minyak memiliki sedikit peluang untuk (mencatat) kerugian besar di balik melemahnya dolar AS dan krisis pasokan yang sedang berlangsung,"

Sementara, Karet turun tipis 0,06% di 157,50 hingga penutupan di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London turun tipis 0,02% di level 411,40, dan Kakao AS berakhir turun 1,53% ke 2.319,00 hingga pukul 00.29 WIB dini hari tadi.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Naik Imbas Melemahnya Dolar, Ekspektasi Kebijakan Agresif Fed Surut

Dolar AS melemah, yang biasanya mengarah pada kenaikan minyak karena dolar yang lebih lemah membuat minyak mentah lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.

Selain itu, Nikel ditutup naik 0,62% ke 21.834,00 dini hari dan Timah turun 0,51% ke 24.344,00 di ICE London.

Investor kini telah mengalihkan fokusnya pada pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitra (OPEC+) pada 3 Agustus saat blok tersebut akan mengakhiri kesepakatan pengurangan produksi tahun 2020.

Menurut Reuters, sumber OPEC+ mengatakan kelompok itu akan mempertimbangkan untuk menjaga produksi minyak tidak berubah untuk September, tetapi dua sumber OPEC+ juga mengatakan peningkatan moderat akan dibahas.

Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan pada hari Kamis bahwa pasokan tambahan akan membantu menstabilkan pasar dan pemerintah optimis terhadap pertemuan itu.

Namun, analis kurang optimis karena banyak produsen OPEC+ mengalami kesulitan meningkatkan pasokan akibat kurangnya investasi di ladang minyak.

“Produksi OPEC dibatasi, meskipun pasokan stabil di Libya dan Ekuador. Kurangnya investasi di banyak negara anggota akan membuat produksi tetap terbatas.”

 

 

 Equityworld Futures

Kamis, 28 Juli 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik Terus, EIA Konfirmasi Cadangan Turun 4 Juta Barel

Equityworld Futures - Harga minyak naik terus di Asia. Tren ini ditopang oleh cadangan minyak mentah yang turun dan rebound permintaan bensin di AS.

Harga minyak Brent terus naik 0,90% di $102,58 per barel dan harga minyak WTI melonjak 1,04% ke $98,27 per barel menurut data Investing.com.

"Sentimen risiko telah pulih dari ketakutan resesi dari optimisme laporan pendapatan AS yang sedang berlangsung dan retorika Fed yang kurang agresif terhadap kenaikan suku bunga, yang mendukung reli di pasar minyak mentah," Analis CMC Markets Tina Teng menyatakan kepada Reuters, dan ia menambahkan bahwa dolar AS yang melemah telah juga menopang harga komoditas.

Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin berkisar menjadi 2,25-2,5% seperti yang diharapkan pasar.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Melesat Nyaris 1% Imbas Pernyataan Ketua Fed Kurang Hawkish

Data pasokan minyak mentah AS Rabu dari Badan Informasi Energi (EIA) AS menunjukkan penurunan sebanyak 4,523 juta barel untuk pekan terakhir 22 Juli.

"AS mengkonsolidasikan posisinya sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia,"dalam catatan, ketika ekspor bruto gabungan minyak mentah dan produk olahan berada di jumlah rekor 10,9 juta barel per hari.

Data pasokan minyak mentah dari American Petroleum Institute yang dirilis sehari sebelumnya, menunjukkan penurunan sebanyak 4,037 juta barel.

Negara G7 bermaksud untuk membatasi harga ekspor minyak Rusia pada 5 Desember 2022 mendatang.

Sementara itu, Rusia telah memotong pasokan gasnya melalui Nord Stream 1 - penghubung gas utama ke Eropa dari Rusia - menjadi hanya 20% dari kapasitas, yang dapat menyebabkan peralihan ke minyak mentah dari gas dan mendorong harga minyak dalam jangka pendek, kata para analis.

Komoditas lainnya pagi ini, harga Karet naik 0,13% di 157,60 hingga penutupan Rabu di Singapura, Batubara Newcastle di ICE London ditutup turun 0,60% di 411,50, dan Kakao AS berakhir jatuh 1,96% ke 2.353,00 hingga dini hari tadi.

Nikel ditutup naik 0,13% ke 21.700,00 hingga dini hari dan Timah turun 0,65% ke 24.470,00 di ICE London. 



Equityworld Futures

Rabu, 27 Juli 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Kembali Naik, Pasokan AS Alami Penurunan 4 Juta Barel

Equityworld Future - Minyak naik di Asia, didukung oleh turunnya pasokan minyak mentah AS.

Harga minyak Brent naik tipis 0,07% di $99,53 per barel dan harga minyak WTI naik 0,38% ke $95,34 per barel.

Data pasokan minyak mentah AS hari Selasa dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan sebanyak 4 juta barel untuk minggu lalu.

Investor kini menunggu data pasokan minyak mentah dari Badan Informasi Energi AS, yang akan dirilis hari ini. Yakni, empat kali lipat dari prediksi penurunan analis 1 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun, Investor Bersiap Antisipasi Kenaikan Suku Bunga AS

Persediaan bensin turun 1,1 juta barel terhadap ekspektasi peningkatan 3,5 juta barel, menurut data API.

Antisipasi terbatasnya pasokan gas di Eropa mulai juga mendorong harga naik setelah Gazprom Rusia (MCX:GAZP) mengatakan akan memotong aliran melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman hingga seperlima dari kapasitas.

Selain itu, negara-negara Uni Eropa menyetujui rencana darurat untuk menahan permintaan, setelah mencapai kesepakatan kompromi untuk membatasi pengurangan bagi negara-negara tertentu.

Komoditas lain pagi ini, Nikel ditutup jatuh 1,95% ke 21.672,00 dan Timah masih jatuh 1,27% ke 24.630,00 di ICE London pada penutupan Senin. Selain itu, harga Karet mencapai 157,40 hingga penutupan Selasa di Singapura, Batubara Newcastle ditutup naik 0,91% di 414,00 pada Selasa di ICE London, dan Kakao AS berakhir naik 0,90% ke 2.397,50 hingga dini hari tadi.

 

 

Equityworld Futures