Senin, 11 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik, Sinyal Peningkatan Permintaan BBM vs Pembatasan Pasokan OPEC+

Equityworld Futures - Harga minyak naik di sesi Asia, melanjutkan keuntungan multi minggunya. Pembatasan pasokan dari produsen utama bertabrakan dengan meningkatnya permintaan bahan bakar seiring ekonomi terus dibuka kembali dan pulih dari COVID-19.

Harga minyak Brent naik 1,44% di $83,58 per barel setelah naik hampir 4% minggu lalu. Harga minyak WTI melonjak 1,88% ke $80,84 per barel sempat mencapai tertinggi sejak akhir 2014. Minyak mentah AS naik 4,6% pada Jumat lalu.

Seiring lebih banyak populasi yang keluar dari tindakan pembatasan, termasuk Sydney Australia yang membuka kembali ekonominya dari lockdown selama 107 hari, permintaan bahan bakar telah meningkat dan mendorong harga naik. Brent berjangka telah naik selama lima minggu sementara WTI berjangka telah naik selama tujuh minggu.

Meskipun harga batu bara dan gas telah melonjak karena pemulihan ekonomi dari COVID-19 berlanjut, peningkatan persediaan minyak mentah di AS setelah penarikan baru-baru ini dapat berdampak pada cairan hitam.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun di Tengah Ekspektasi Fed Mulai Pengurangan Aset Sesuai Jadwal

"Kami pikir harga minyak mentah akan kesulitan untuk naik jauh lebih tinggi pada kuartal ini dan masih memperkirakannya akan turun secara bertahap tahun depan,"

Persediaan minyak mentah AS naik untuk periode pelaporan kedua berturut-turut, menurut data dari American Petroleum Institute dan Badan Informasi Energi dirilis selama minggu lalu. Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+) juga memutuskan untuk mempertahankan peningkatan produksi yang stabil dan bertahap pada pertemuannya pekan lalu.

“Keputusan OPEC untuk menahan kenaikan output yang lebih besar dari yang dijadwalkan kemungkinan akan membuat pasar semakin ketat pada kuartal IV,” ahli strategi komoditas senior Australia & New Zealand Banking Group (OTC:ANZBY) Ltd. Daniel Hynes mengatakan kepada Bloomberg.

"Pasar tetap menawar dengan baik karena permintaan terus tumbuh."

 

 

 Equityworld Futures

Jumat, 08 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Selamat Tinggal Minyak Cs, Transisi Energi Beri Peluang Milenial Unjuk Gigi

Equityworld Futures - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa adanya transisi energi telah membuka peluang berkarya dalam pengembangan sumber energi bersih serta mencegah perubahan iklim.

Di mana proses peralihan penggunaan energi dari energi fosil menuju energi baru dan terbarukan (EBT) akan memberikan berkah tersendiri bagi kaum milenial.

"Transisi energi ini memberikan peluang besar untuk berkarya. Jadi Generasi muda bisa menjadi key leader dalam kolaborasi multi-institusional," 

Menurut Arifin, peran generasi muda menjadi sangat krusial dalam arah pembangunan ekonomi nasional di masa mendatang. "Generasi muda adalah salah satu faktor utama untuk menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan,"

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Tipis Jelang Laporan Terbaru Pekerjaan AS

Untuk itu diperlukan kesadaran dari generasi milenial mengenai proses transisi energi menuju energi bersih, kelestarian lingkungan, dan mitigasi dampak perubahan iklim yang telah menjadi komitmen Indonesia dalam Paris Agreement. "Kami mengharapkan generasi muda memberikan ide-ide dan inovasi baru dalam pengembangan EBT. Membantu mengampanyekan penggunaan energi bersih dan ikut memanfaatkan energi bersih secara konsisten,"

Arifin menyarankan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para milenial. Pertama, terlibat secara langsung dalam memberikan sumbangsih mengembangakan EBT. Kedua, melakukan sosialisasi pentingnya penggunaan energi bersih untuk mendukung ketahanan energi jangka panjang. 

Selanjutnya, menciptakan inovasi-inovasi di bidang EBT yang langsung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. "Bisa biomassa dari limbah menjadi berkah atau memanfaatkan tanaman setempat untuk menjadi bahan bakar, seperti bioetanol,"

Langkah lain yang bisa dilakukan adalah memberikan pendampingan bagi masyarakat serta mengembangkan perusahaan rintisan (startup) khususnya aplikasi penghematan energi. "Generasi muda bisa menjadi key leader dalam kolaborasi multi-institusional,"

Pemerintah sendiri juga tengah melakukan dua terobosan kebijakan yang khusus diperuntukkan oleh para generasi muda demi mendukung program percepatan EBT, yaitu Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya dan Patriot Energi. "Ini bisa menjadi ujung tombak dimanfaatkannya EBT di daerah-daerah di seluruh Indonesia."

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 06 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Tipis, Data Pekerja AS Masih Jadi Perhatian Investor


Equityworld Futures - Harga emas menguat tipis pada akhir perdagangan, di tengah menurunnya imbal hasil obligasi pemerintah. Namun kenaikan emas dibatasi di tengah menguatnya dolar AS.

Sementara itu, para investor juga masih menanti rilis data pasar tenaga kerja AS yang akan disampaikan akhir pekan ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik USD0,9 atau 0,05% menjadi USD1.761,80 per ounce. Sehari sebelumnya, emas berjangka turun USd6,7 atau 0,38% menjadi USd1.760,90.

"Emas telah mengambil kursi belakang untuk aset aman lainnya, dan banyak bergantung pada data penggajian non-pertanian AS, dengan logam kemungkinan akan bergerak menyamping sampai saat itu," 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Adapun imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun turun setelah mencapai level tertinggi lebih dari tiga bulan, tetapi tetap di atas 1,5%.

Sementara itu, dolar AS menguat membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dan membatasi kenaikan lebih lanjut. 

Emas berada di bawah tekanan tambahan karena Automated Data Processing Inc. bahwa pekerjaan sektor swasta meningkat 568.000 pada September, lebih baik dari yang diharapkan.

Menyusul data yang menunjukkan kenaikan kuat dalam lapangan pekerjaan swasta AS pada September, fokus investor beralih ke data penggajian non-pertanian (NFP) utama AS yang diperkirakan akan menentukan rencana tapering Federal Reserve.

Di sisi lain, logam mulia seperti perak untuk pengiriman Desember turun 7,6 sen atau 0,34% menjadi USD22,532 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik USD17,4 atau 1,81% menjadi ditutup pada USD977,2 per ounce.

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 05 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Turun, Berlanjutnya Kekhawatiran Pasokan Batasi Kerugian

Equityworld Futures - Harga minyak turun di Asia. Namun, WTI berjangka berada di level tertinggi sejak 2014, pasalnya krisis energi global terus memperketat pasar minyak mentah, gas alam, dan batu bara.

Brent berjangka juga membatasi kerugian di tengah kekhawatiran atas pasokan yang ada, sementara investor cairan hitam juga mencerna keputusan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+) untuk tetap dengan rencana peningkatan produksi.

Harga minyak Brent turun 0,23% ke $82,52 per barel dan harga minyak WTI turun tipis 0,09% di $78,86 per barel.

Keputusan kelompok ini, yang diumumkan pada hari Senin, mengatakan OPEC+ akan mematuhi pakta bulan Juli untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan hingga setidaknya April 2022, tanpa meningkatkan angka tersebut.

"Minyak mentah memperpanjang kenaikan dengan investor khawatir mengenai ketatnya pasar karena krisis energi meningkatkan permintaan,"

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun, Dolar & Yield Obligasi AS Terus Menguat

"Kenaikan OPEC+ jauh di bawah ekspektasi pasar, mengingat krisis energi di seluruh dunia. Tidak mengherankan, ada spekulasi OPEC akan dipaksa untuk bergerak sebelum pertemuan yang dijadwalkan berikutnya jika permintaan terus melonjak,"

Komite teknis bersama OPEC pada bulan September mengatakan bahwa mereka memperkirakan defisit pasokan 1,1 juta barel per hari pada tahun 2021, yang dapat meningkat menjadi surplus 1,4 juta barel per hari pada tahun 2022.

Sementara itu, data pasokan minyak mentah AS menunjukkan tanda-tanda melambatnya permintaan bahan bakar di negara importir minyak global itu.

Data dari American Petroleum Institute (API), yang dirilis pada hari Selasa, menunjukkan peningkatan 951.000 barel untuk pekan terakhir 1 Oktober. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com telah memperkirakan penurunan sebesar 300.000 barel, sementara peningkatan 4,127 juta barel tercatat selama minggu lalu.

Investor sekarang menunggu data pasokan minyak mentah dari Badan Informasi Energi AS, yang akan dirilis sesi hari ini.

 

 

Equityworld Futures

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Dunia Naik Signifikan, Pasar Saham Asia Ambrol

Equityworld Futures - Pasar saham Asia mencatat kerugian luar biasa usai aksi jual yang ramai dilakukan di Wall Street terdampak kekhawatiran kenaikan harga minya ke angka tertinggi. Padahal saat ini masih terjadi  gangguan rantai pasokan hingga memberi tekanan pada aktivitas ekonomi.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang melemah sebanyak 1,3 persen, jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut. Saham Jepang anjlok 2,8 persen, Korea Selatan merosot 2,5 persen dan saham Australia terpangkas 1,0 persen.

"Investor jelas khawatir tentang inflasi karena gangguan rantai pasokan dan reli harga-harga energi,"

Penurunan pasar membawa indeks acuan utama MSCI menjadi 619,87 poin, yang merupakan poin terendah sejak November 2020.

Indeks telah merosot lebih dari 5,0 persen tahun ini, dengan pasar Hong Kong dan Jepang di antara yang mencatat kerugian terbesar.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Dolar AS Terus Naik, Kekhawatiran Inflasi Batasi Penurunan

"Kami telah melihat saham-saham teknologi mengungguli saham-saham yang dinilai berharga murah (value stocks) jadi jika inflasi tetap mengkhawatirkan, maka saham-saham teknologi cenderung terpukul,"

Sebelumnya, harga minyak juga sudah mencapai nilai tertinggi dalam tiga tahun setelah OPEC+ mengkonfirmasi akan tetap pada kebijakan produksinya saat ini karena permintaan untuk produk minyak rebound meski ditekan beberapa negara untuk menaikkan produksi yang lebih besar.

Minyak AS stabil di 77,60 dolar AS per barel, sehari setelah mencapai level tertinggi sejak 2014. Minyak mentah Brent berdiri di 81,30 dolar AS setelah naik ke level tertinggi tiga tahun.

Fokus pasar di Asia adalah apakah pengembang properti China Evergrande menawarkan kelonggaran kepada investor yang mencari tanda-tanda pelepasan aset. Saham perusahaan dihentikan untuk diperdagangkan.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,94 persen menjadi 34.002,92 poin, indeks S&P 500 kehilangan 1,30 persen menjadi 4.300,46 poin, dan Nasdaq anjlok 2,14 persen menjadi 14.255,49 poinkarena investor melepas saham Big Tech dalam menghadapi kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik dampak kehati-hatian investor tentang perlunya menaikkan plafon utang pemerintah saat Amerika Serikat menghadapi risiko gagal bayar bersejarah dalam dua minggu.

Pada akhir perdagangan di Wall Street, Senat AS bersiap untuk memberikan suara pada RUU yang disahkan di Dewan Perwakilan Rakyat yang akan memperpanjang batas utang AS hingga Desember 2022, menghilangkan satu kebuntuan di Kongres yang membuat investor gelisah.

Nilai dolar AS yang diperdagangkan mendekati level tertinggi satu tahun versus mata uang utama menjelang data penggajian penting AS yang akan dirilis pada akhir pekan, yang mungkin menawarkan petunjuk tentang waktu pengurangan stimulus Federal Reserve dan dimulainya kenaikan suku bunga.

Indeks dolar, yang melacak greenback versus sekeranjang enam mata uang, naik tipis 0,09 persen menjadi 93,928. Euro turun 0,13 persen menjadi 1,1605 dolar, sementara yen diperdagangkan naik 0,12 persen menjadi 111 per dolar.

Harga emas terkunci dalam kisaran ketat dan berdiri di 1.763 dolar AS per ounce, setelah naik ke level tertinggi sejak 23 September.

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 04 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Turun, Fokus Pertemuan Kebijakan Pasokan Terbaru OPEC+

Equityworld Futures - Harga minyak turun di Asia sebelum Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan negara mitranya (OPEC+) akan bertemu untuk membahas kebijakan pasokan yang dapat memutuskan apakah reli harga baru-baru ini adalah hal yang layak.

Harga minyak Brent turun 0,39% ke $78,97 per barel dan harga minyak WTI turun 0,43% ke $75,55 per barel. Brent berjangka mencapai level tertinggi hampir tiga tahun di atas $80 minggu lalu karena krisis energi global dan pulihnya permintaan bahan bakar memberi dorongan pada cairan hitam.

Dengan OPEC+ akan bertemu di kemudian hari, minat risiko telah "didorong oleh kepercayaan yang tumbuh dalam peningkatan kuat pertumbuhan global... karena investor fokus pada pertemuan OPEC+ mendatang",

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Mendekati Puncak Dua Minggu, Dolar AS Melemah

Beberapa negara menekan kelompok untuk meningkatkan produksi dan menurunkan harga seiring terus pulihnya permintaan bahan bakar. OPEC+ pada Juli 2021 setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari setiap bulan hingga setidaknya April 2022, untuk menghapus 5,8 juta barel per hari dari pemotongan yang ada.

Produsen tengah mempertimbangkan untuk menambahkan lebih banyak pasokan daripada yang ditetapkan dalam kesepakatan OPEC+, sumber OPEC mengatakan kepada Reuters. Namun, kenaikan apa pun akan berlaku mulai November karena volume Oktober sudah diputuskan pada pertemuan OPEC+ terakhir di bulan September.

Melonjaknya harga gas, yang telah meningkat 300% dan diperdagangkan sekitar $200 per barel, membatasi sebagian kerugian minyak. Peningkatan ini juga menyebabkan pengguna beralih ke bahan bakar minyak dan produk mentah lainnya untuk menghasilkan listrik serta kebutuhan industri lainnya.

 

 

 Equityworld Futures

Jumat, 01 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Laba PGN (PGAS) Meroket 2.800%

Equityworld Futures - Laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN naik tajam pada kuartal II-2021. Pada laporan keuangan per 30 Juni 2021, laba PGN tercatat sebesar USD196,50 juta atau naik 2.823% dibanding 30 Juni 2020 sebesar USD6,72 juta.

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PGN mencatatkan pendapatan sebesar USD1,464 miliar atau turun 0,31% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD1,469 triliun dengan laba per saham dasar USD0,0081.

Adapun pendapatan Perseroan terbagi jadi dua, yaitu pihak berelasi terdiri dari niaga gas, transmisi gas, penjualan minyak dan gas, pendapatan pemrosesan gas, dan transportasi minyak, serta pihak ketiga terdiri dari niaga gas, transmisi gas, penjualan minyak dan gas, sewa fiber optik, transportasi minyak, pemrosesan gas, dan lain-lain.

Pihak ketiga menjadi kontributor utama pendapatan sebesar USD921,63 juta atau lebih tinggi dari sebelumnya USD813,41 juta. Pihak berelasi tercatat USD542,92 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD655,74 juta. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Kemudian, pendapatan distribusi gas bumi terdiri dari distribusi gas kepada industri dan komersial tercatat USD1,15 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya USD1,18 miliar, rumah tangga tercatat USD8,19 juta atau lebih tinggi dari sebelumnya USD4,08 juta, dan SPBG tercatat USD1,04 juta atau lebih tinggi dari sebelumnya USD1,03 juta.

Perseroan menjelaskan, penjualan minyak dan gas merupakan pendapatan atas penjualan minyak dan gas grup dari aktivitas produksi yang diperoleh dari kerja sama operasi minyak dan gas. 

Lalu, sewa fiber optik merupakan pendapatan PGASKOM atas penyediaan jaringan kepada pelanggan, dan pendapatan lain-lain merupakan pendapatan PGASSOL atas penyediaan jasa konstruksi dan pemeliharaan jaringan pipa kepada pelanggan.

PGAS mencatatkan adanya kenaikan beban pokok pendapatan di kuartal II-2021 menjadi USD1,01 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya USD1 miliar. Sementara itu, beban niaga dan infrastruktur turun menjadi USD156,97 juta dari sebelumnya USD174,80 juta, beban umum dan administrasi turun menjadi USD82,10 juta dari sebelumnya USD88,57 juta, dan beban keuangan turun menjadi USD80,32 juta dari sebelumnya USD84,10 juta.

Sementara itu, kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi tercatat USD275,16 juta, kas neto yang diperoleh dari aktivitas investasi tercatat USD11,30 juta, dan kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat USD103,05 juta.

Perusahaan Gas Negara mencatatkan liabilitas sebesar USD4,35 miliar dan ekuitas USD3,17 miliar. Adapun total aset perseroan menurun menjadi USD4,35 miliar dibanding tahun 2020 sebesar USD4,57 miliar.

 

 

 Equityworld Futures