Equityworld Futures - Pertumbuhan ekonomi global kini masih berada di dalam ketidakpastian. Hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
Apalagi, beberapa lembaga dunia seperti Bank Dunia hingga IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5.1%-5.2%. Angka berada bawah target APBN 2020 sebesar 5.3%.
Meskipun begitu, Indonesia dinilai masih akan menjadi pasar yang menarik untuk berinvestasi. Setidaknya ada tiga investasi yang diprediksi akan menarik dan cocok untuk generasi milenial.
“Banyak faktor yang mempengaruhi milenial untuk mulai berinvestasi, pertimbangan paling utama biasanya adalah modal yang tidak besar serta kemudahan akses melalui platform yang mereka pakai sehari-hari,”
Berdasarkan data dan survey yang dilakukannya, investasi pertama yang diminati oleh generasi milenial di tahun 202 adalah Peer to Peer Lending (P2P) alias pinjaman online.
P2P Lending menjadi pilihan investasi yang sangat diminati oleh masyarakat, termasuk milienial. Jika dibandingkan dengan Deposito Berjangka atau Reksadana, tingkat pengembaliannya bisa mencapai dua kali lipat atau lebih, serta jika terjadi default, risiko-nya juga akan lebih rendah dengan pengembalian dalam kurun waktu sebulan.
Selain bahwa P2P Lending memiliki diversifikasi yang bagus, tidak ada pula komitmen jangka panjang. Gencarnya penyelenggara P2P Lending untuk mengedukasi pasar dengan menjual kemudahan seperti mudah diakses di manapun, baik via mobile apps maupun website akan semakin menarik bagi milenial.
Lalu instrumen yang kedua afal Equity Crowfunding. Menurutnya, dengan meroketnya popularitas fintech saat ini, investasi crowdfunding telah menjadi alternatif untuk menghimpun dana tanpa perlu IPO.
Meskipun terlihat sama dengan konsep investasi yang sudah ada, namun hal tersebut hanya dilakukan terhadap emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara yang butuh pendanaan bukan hanya perusahaan yang sudah IPO saja.
Equity Crowdfunding menjadi solusi bagi milenial untuk membantu milenial lainnya ataupun UMKM yang sedang merintis usaha kecil dan ritel yang cukup lekat dengan industri kreatif untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi agar tumbuh lebih cepat.
Lalu yang terakhir yang masih diminati adalah investasi emas. Beberapa orang berpikir emas adalah investasi yang konvensional, namun investasi ini cukup menunjukkan kenaikan signifkan, dan akan diprediksi meningkat terus di tahun 2020.
Sama halnya dengan P2P Lending, nilai emas juga tidak mudah naik-turun dan tahan terhadap fluktuasi inflasi, serta minim risiko. Selain itu kini dengan hadirnya layanan menyicil maupun menabung emas mulai dari 1 gram di beberapa e-commerce yang menjadi digital touchpoint sehari-hari kaum milenial semakin memudahkan melatih investasi sejak dini.
Melalui teknologi, milenial pun dapat memantau harga emas di pasaran saat ini melalui mobile apps. Peredaran emas pun sudah sangat mudah sekali dijangkau.
“Milenial perlu berpegang pada prinsip bahwa tidak ada yang instan dalam berinvestasi, memahami betul investasi apa yang paling cocok dengan karakter mereka, selalu mempelajari resiko dan mengecek legalitas perusahaan yang akan menjadi tempat mereka berinvestasi adalah tips kami untuk meminimalisir risiko yang tidak diinginkan di kemudian hari,”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar