Equityworld Futures - Harga minyak memangkas kerugian yang diderita baru ini pada hari Selasa setelah OPEC menaikkan perkiraan permintaan jangka menengah dan panjangnya serta mengatakan siap membantu menstabilkan harga jika pasar membutuhkan.
Namun, harga minyak tetap di bawah tekanan dari kekhawatiran atas hambatan baru COVID di negara importir utama China. Trader juga menahan diri untuk membuat posisi besar menjelang serangkaian keputusan bank sentral utama minggu ini.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan dalam Prospek Minyak Dunia 2022 bahwa permintaan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan pada jangka menengah hingga panjang, dan kemungkinan akan mencapai angk puncak hanya pada tahun 2045. Pandangan tersebut kontras dengan konsensus yang luas bahwa permintaan minyak global akan mencapai level tertinggi pada tahun 2030 di tengah transisi dari bahan bakar fosil.
Harga minyak Brent naik 0,4% di awal perdagangan Asia di $92,88 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate flat di sekitar $86,44 per barel, di mana kedua kontrak tersebut menghentikan kerugian dua sesi berturut-turut.
Yang juga menguntungkan harga minyak mentah yakni jaminan dari anggota OPEC bahwa kelompok siap untuk mendukung harga. Ini terjadi setelah organisasi mengumumkan pemotongan pasokan 2 juta barel per hari pada bulan Oktober, yang memicu reli harga selama hampir sebulan.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Capai Low 10 Hari, Tembaga Turun saat Dolar Rebound
Fokus sekarang beralih ke serangkaian keputusan suku bunga bank sentral minggu ini, saat pasar khawatir akan potensi hancurnya permintaan dari kenaikan suku bunga.
Reserve Bank of Australia menjadi bank sentral pertama bertemu minggu ini, dan akan menaikkan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps).
Kesimpulan dari rapat Federal Reserve adalah peristiwa terbesar minggu ini. Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps, meskipun pasar bertahan untuk sinyal potensial tentang kapan Fed berencana untuk melunakkan sikap hawkish-nya.
Bank of England juga akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps pada hari Kamis, saat bergerak untuk mengarahkan ekonomi Inggris melewati lonjakan inflasi.
Data manufaktur China lebih lemah dari perkiraan membuat minyak mentah bisa menyiratkan awal yang lamban untuk minggu ini, seperti halnya berita tentang langkah-langkah pembatasan COVID baru di pusat-pusat industri China.
Kebijakan nol COVID di negara itu membuat aktivitas ekonomi lokal terhenti dan sangat mengurangi minat terhadap minyak.
Data yang menunjukkan produksi minyak AS naik lebih dari
yang diperkirakan juga mengguncang pasar minyak mentah dengan
kemungkinan bahwa pasokan tidak akan seketat yang diperkirakan untuk
sisa tahun ini.
Sedangkan komoditas, nikel naik 3,39%, timah turun 3,15% di ICE London, dan tembaga naik 2,12%. Adapun, karet turun 1,88% pada Senin di Singapura, batubara Newcastle di ICE London turun 7,62%, kakao AS naik 1,19%. Serta, kopi robusta di London turun 1,28% dan gas alam melonjak 3,18%.
Dari mata uang, USD/JPY turun 0,65%, GBP/JPY turun 0,21%, GBPUSD naik 0,44%, EURUSD naik 0,34%, dan AUD/USD naik 0,44%. Kripto hari ini bitcoin turun 0,54% BTC/USD dan ethereum naik 0,65% (ETH/USD). Sementara, ETC/USD turun 1,45%.
Di Indonesia, IHSG turun 0,66% dan rupiah turun 0,21% di 15.627,5 per dolar AS.