Selasa, 01 November 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Pangkas Penurunan Usai OPEC Naikkan Perkiraan Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak memangkas kerugian yang diderita baru ini pada hari Selasa setelah OPEC menaikkan perkiraan permintaan jangka menengah dan panjangnya serta mengatakan siap membantu menstabilkan harga jika pasar membutuhkan.

Namun, harga minyak tetap di bawah tekanan dari kekhawatiran atas hambatan baru COVID di negara importir utama China. Trader juga menahan diri untuk membuat posisi besar menjelang serangkaian keputusan bank sentral utama minggu ini.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengatakan dalam Prospek Minyak Dunia 2022 bahwa permintaan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan pada jangka menengah hingga panjang, dan kemungkinan akan mencapai angk puncak hanya pada tahun 2045. Pandangan tersebut kontras dengan konsensus yang luas bahwa permintaan minyak global akan mencapai level tertinggi pada tahun 2030 di tengah transisi dari bahan bakar fosil.

Harga minyak Brent naik 0,4% di awal perdagangan Asia di $92,88 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate flat di sekitar $86,44 per barel, di mana kedua kontrak tersebut menghentikan kerugian dua sesi berturut-turut.

Yang juga menguntungkan harga minyak mentah yakni jaminan dari anggota OPEC bahwa kelompok siap untuk mendukung harga. Ini terjadi setelah organisasi mengumumkan pemotongan pasokan 2 juta barel per hari pada bulan Oktober, yang memicu reli harga selama hampir sebulan.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Capai Low 10 Hari, Tembaga Turun saat Dolar Rebound

Fokus sekarang beralih ke serangkaian keputusan suku bunga bank sentral minggu ini, saat pasar khawatir akan potensi hancurnya permintaan dari kenaikan suku bunga.

Reserve Bank of Australia menjadi bank sentral pertama bertemu minggu ini, dan akan menaikkan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps).

Kesimpulan dari rapat Federal Reserve adalah peristiwa terbesar minggu ini. Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps, meskipun pasar bertahan untuk sinyal potensial tentang kapan Fed berencana untuk melunakkan sikap hawkish-nya.

Bank of England juga akan menaikkan suku bunga sebesar 75 bps pada hari Kamis, saat bergerak untuk mengarahkan ekonomi Inggris melewati lonjakan inflasi.

Data manufaktur China lebih lemah dari perkiraan membuat minyak mentah bisa menyiratkan awal yang lamban untuk minggu ini, seperti halnya berita tentang langkah-langkah pembatasan COVID baru di pusat-pusat industri China.

Kebijakan nol COVID di negara itu membuat aktivitas ekonomi lokal terhenti dan sangat mengurangi minat terhadap minyak.

Data yang menunjukkan produksi minyak AS naik lebih dari yang diperkirakan juga mengguncang pasar minyak mentah dengan kemungkinan bahwa pasokan tidak akan seketat yang diperkirakan untuk sisa tahun ini.

Sedangkan komoditas, nikel naik 3,39%, timah turun 3,15% di ICE London, dan tembaga naik 2,12%. Adapun, karet turun 1,88% pada Senin di Singapura, batubara Newcastle di ICE London turun 7,62%, kakao AS naik 1,19%. Serta, kopi robusta di London turun 1,28% dan gas alam melonjak 3,18%.

Dari mata uang, USD/JPY turun 0,65%, GBP/JPY turun 0,21%, GBPUSD naik 0,44%, EURUSD naik 0,34%, dan AUD/USD naik 0,44%. Kripto hari ini bitcoin turun 0,54% BTC/USD dan ethereum naik 0,65% (ETH/USD). Sementara, ETC/USD turun 1,45%.

Di Indonesia, IHSG turun 0,66% dan rupiah turun 0,21% di 15.627,5 per dolar AS.

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 31 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun karena Lemahnya PMI China Timbulkan Kekhawatiran Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak turun setelah data aktivitas bisnis China yang lebih lemah menimbulkan kekhawatiran baru atas melambatnya permintaan minyak mentah, meskipun ekspektasi pengetatan pasokan dalam beberapa bulan mendatang membantu membatasi kerugian.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,8% di $92,98 per barel, dan harga minyak WTI turun 0,5% ke $87,42 per barel.

Data menunjukkan PMI manufaktur China tanpa diduga menyusut pada Oktober, seperti halnya aktivitas bisnis secara keseluruhan. Angka tersebut, ditambah dengan meningkatnya kasus COVID-19 lokal baru-baru ini, mendorong kekhawatiran luas bahwa permintaan minyak mentah di negara importir minyak terbesar dunia akan tetap lemah dalam beberapa bulan mendatang.

Pasar tetap waspada terhadap gangguan ekonomi lagi di negara itu, setelah Beijing baru ini menegaskan kembali komitmennya untuk mempertahankan kebijakan nol-COVID yang ketat.

Kebijakan tersebut merupakan inti dari kesengsaraan ekonomi China tahun ini, dan telah sangat membebani permintaan minyak mentah China, sehingga juga menekan harga minyak. Tren ini diperkirakan akan berlanjut dalam waktu dekat, di mana pusat industri China seperti Wuhan dan Chengdu baru-baru ini memperkenalkan kembali lebih banyak pembatasan terkait COVID.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Bergerak bawah $1.650, Tembaga Turun saat Pekan Fed Dimulai

Namun, penurunan harga minyak pada hari Senin dibatasi oleh ekspektasi bahwa perlambatan produksi AS dan pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memperketat pasar minyak mentah di sisa tahun ini.

Prospek pengetatan pasokan telah membantu pasar minyak mentah menghadapi tantangan dari perlambatan pertumbuhan ekonomi. Harga minyak turun tajam dari level tertinggi dua tahun yang dicapai pada awal 2022, saat pasar khawatir bahwa kenaikan inflasi dan suku bunga akan membebani permintaan minyak global.

Fokus minggu ini yakni Federal Reserve, yang diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada akhir pertemuan dua hari hari Rabu.

Bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin - kenaikan keempat tahun ini. Tetapi trader memperkirakan bahwa Fed akan melunakkan laju kenaikan suku bunga mulai Desember.

Data minggu lalu juga menunjukkan bahwa ekonomi AS berkinerja lebih baik dari yang diharapkan meskipun ada kenaikan suku bunga dan inflasi, juga permintaan bensin masih tetap kuat di negara tersebut.

Namun, kenaikan inflasi, yang tetap berada pada level tertinggi hampir 40 tahun, diperkirakan akan menjaga aktivitas ekonomi tetap tenang dalam beberapa bulan mendatang. Potensi kecenderungan dovish The Fed juga tidak akan banyak membantu mengurangi tekanan pada ekonomi, mengingat suku bunga AS sudah berada di level tertinggi sejak krisis keuangan 2008.

Komoditas lain, nikel turun 1,34%, timah turun 3,15% di ICE London, dan tembaga turun 0,66%. Adapun, karet mencapai 117,30 pada Jumat di Singapura, batubara Newcastle di ICE London di 385,70, kakao AS turun 0,48%. Serta, kopi robusta di London mencapai 1.861,00 dan gas alam melonjak 3,97%.

Dari mata uang, USD/JPY naik 0,40%, GBP/JPY naik 0,34%, GBPUSD turun 0,07%, EURUSD turun 0,08%, dan AUD/USD naik 0,12%.

Di Indonesia, IHSG naik 0,45% dan rupiah turun tipis 0,22% di 15.582,5 per dolar AS.

Kripto hari ini bitcoin turun 1,32% BTC/USD dan ethereum turun 2,61% (ETH/USD). Sementara, ETC/USD turun 6,35%.

 

 

 Equityworld Futures

Jumat, 28 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Gas alam lebih rendah selama masa dagang Eropa

Equityworld Futures - Pada New York Mercantile Exchange, Futures gas alam untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD5,81 per mmBTU pada waktu penulisan, menurun 1,12%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per mmBTU. Gas alam kemungkinan akan mendapat support pada USD4,750 dan resistance pada USD5,886.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih tinggi pada masa dagang Asia

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,31% dan diperdagangkan pada USD110,79.

Sementara itu di Nymex, Minyak metah untuk penyerahan Desember jatuh 1,25% dan diperdagangkan pada USD87,97 per barrel sedangkan Heating oil untuk penyerahan Desember jatuh 0,21% dan diperdagangkan pada USD3,70 per galon. 

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 27 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Naik ke High 2 Minggu dalam Sinyal Permintaan Kuat dan Dolar Lemah

Equityworld Futures - Harga minyak mencapai level tertinggi dua minggu saat tekanan dari dolar mereda, sementara ekspor minyak mentah AS mencapai rekor tertinggi menyiratkan bahwa permintaan minyak global tetap kuat meskipun ada hambatan ekonomi baru ini.

Harga minyak memperpanjang kenaikan selama sesi ketiga berturut-turut, di mana pasar sebagian besar melihat kenaikan cadangan minyak AS yang lebih besar dari perkiraan, mengingat bahwa mayoritas surplus berasal dari pelepasan Cadangan Minyak Bumi Strategis (SPR) oleh Pemerintahan Biden.

Pasar menyambut baik data yang menunjukkan ekspor minyak mentah AS melonjak ke tingkat rekor tertinggi 5,1 juta barel per hari, mengarah pada beberapa ketahanan dalam permintaan global meskipun inflasi dan suku bunga meningkat.

Permintaan bensin AS juga tetap tinggi, di mana persediaan turun lebih besar dari perkiraan 1,5 juta barel minggu lalu. Trader memperkirakan adanya potensi krisis bahan bakar di AS, pasalnya persediaan saat ini berada pada level terendah delapan tahun.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Capai High 2 Minggu, Tembaga Naik saat Dolar Mundur

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London naik 0,3% ke $94,08 per barel, dan harga minyak WTI naik 0,3% ke $88,15 per barel. Kedua kontrak tersebut melonjak antara 2% dan 4%, dan diperdagangkan pada level tertinggi dua minggu.

Lebih lanjut menguntungkan harga, dolar AS turun ke level terendah lebih dari satu bulan pada hari Kamis, saat trader memprediksi perlambatan ekonomi akan memaksa Federal Reserve untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Kekuatan dolar, yang melonjak ke tertinggi 20 tahun ini karena kenaikan suku bunga, telah membebani pasar minyak mentah dengan membuat impor minyak dalam mata uang dolar lebih mahal.

Harga minyak naik tajam dari posisi terendah tahunan bulan ini setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+) mengumumkan pemotongan pasokan terbesarnya sejak pandemi COVID-19 pada tahun 2020.

Ini, ditambah dengan sanksi terhadap minyak Rusia, diperkirakan akan memperketat pasokan menjelang akhir tahun.

Tetapi AS mengancam akan mengimbangi pengetatan ini dengan melepaskan lebih banyak minyak dari SPR. Gedung Putih melepaskan sekitar 3,4 juta barel minyak mentah dari SPR pekan lalu, mendorong jumlah stok ke level terendah sejak 1984.

Permintaan minyak di negara importir terbesar di dunia, China, juga diperkirakan akan tetap lemah dalam beberapa bulan mendatang, mengingat bahwa negara tersebut tidak memiliki rencana untuk mengurangi kebijakan zero-COVID yang ketat.

Kabar komoditas, nikel naik 1,56% hingga dini hari, timah naik 0,15% di ICE London, dan tembaga turun 0,2%. Adapun, karet turun 1,36% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London turun 0,43%, kakao AS turun 0,65%. Serta, kopi robusta di London mencapai 1.874,00 pada Rabu dan gas alam turun 0,31%.

Dari mata uang, USD/JPY turun 0,17%, GBP/JPY turun 0,28%, GBPUSD turun 0,09%, EURUSD turun 0,1%, dan AUD/USD naik 0,12%. Kripto hari ini bitcoin naik 2,88% BTC/USD dan ethereum naik 5% (ETH/USD). Sementara, ETC/USD naik 1,8%.

Di Indonesia, IHSG naik tipis 0,40% dan rupiah turun tipis 0,04% di 15.574,5 per dolar AS.

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 26 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Turun Usai Meningkatnya Cadangan AS, Peringatan Saudi Batasi Kerugian

Equityworld Futures - Harga minyak turun setelah data mengindikasikan bahwa persediaan minyak mentah AS tumbuh lebih besar dari yang diharapkan minggu lalu, meskipun ada tanda-tanda permintaan bensin yang kuat dan peringatan soal pasokan yang lebih ketat dari Arab Saudi menjaga kerugian tetap terkendali.

Data American Petroleum Institute (API) menunjukkan bahwa stok minyak AS tumbuh sebesar 4,5 juta barel dalam seminggu hingga 21 Oktober, lebih besar dari ekspektasi peningkatan 200.000 barel.

Meski datanya kemungkinan mencerminkan pelepasan dari Strategic Petroleum Reserve (SPR), itu juga menandakan surplus jangka pendek dalam pasokan minyak, yang negatif untuk harga.

Angka tersebut datang menjelang laporan resmi yang diperkirakan akan menunjukkan persediaan minyak mentah AS tumbuh 1 juta barel minggu lalu.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Bergerak Tipis, Tembaga Tertekan oleh Prospek Ekonomi Lemah

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London turun 0,7% di $91,09 per barel, sementara harga minyak WTI turun 0,5% ke $84,86 per barel. Kedua kontrak naik sedikit pada hari Selasa.

Pasar minyak mentah mengalami pergerakan awal yang lemah untuk minggu ini setelah serangkaian data manufaktur yang lebih lambat dari perkiraan menimbulkan kekhawatiran atas memburuknya permintaan minyak mentah. Data dari China, negara importir minyak mentah terbesar di dunia, juga menunjukkan bahwa pengiriman minyak ke negara itu melambat drastis tahun ini.

Harga minyak turun dari level tertinggi tahunan akibat kekhawatiran melambatnya permintaan dan peningkatan pasokan AS membebani pasar. Tetapi harga telah rebound dalam beberapa pekan terakhir setelah pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+).

Data API hari Selasa juga menunjukkan bahwa persediaan bensin turun drastis minggu lalu, dan ini menunjukkan bahwa permintaan bahan bakar AS tetap stabil. Data terbaru dari Badan Informasi Energi AS menunjukkan bahwa stok bensin AS mencapai level terendah delapan tahun pada pertengahan Oktober.

Lebih lanjut mendukung harga minyak mentah, Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman mengingatkan bahwa pelepasan pasokan SPR oleh Washington akan mengakibatkan lebih banyak rasa sakit dalam beberapa bulan mendatang. Pemerintahan Biden mulai menarik banyak stok dari SPR tahun ini untuk melawan lonjakan harga minyak, dan telah mengancam akan melepas lebih banyak sebagai tanggapan terhadap pemotongan pasokan OPEC+.

SPR saat ini berada pada level terendah sejak 1984, yang telah menuai cibiran dari rival politik Biden. Meskipun pemerintah AS baru ini menguraikan rencana untuk mengisi kembali SPR, pemerintah hanya akan melakukannya ketika harga minyak secara substansial berada di bawah level saat ini.

Skenario seperti itu kemungkinan tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat, mengingat OPEC+ mengancam lebih banyak pengurangan pasokan untuk menjaga harga tetap tinggi. Pasokan minyak juga dapat mengetat lebih lanjut akibat lebih banyak pembatasan terhadap Rusia.

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 25 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Emas lebih tinggi pada masa dagang Asia

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1,00 per troy ons pada waktu penulisan, meningkat 0,11%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi tinggi USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.621,10 dan resistance pada USD1.675,50.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Tertekan $1.650, Tembaga Diredam akibat Kekhawatiran Ekonomi


Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,12% dan diperdagangkan pada USD111,78.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember naik 0,41% dan diperdagangkan pada USD19,27 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember jatuh 0,26% dan diperdagangkan pada USD3,42 per pon. 

 

 

Equityworld Futures

Senin, 24 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Impor Minyak China September Turun, Ekspor BBM Capai Level Tertinggi 15 Bulan

 

Equityworld Futures - Impor minyak mentah China pada September turun 2% di bawah level setahun sebelumnya, data menunjukkan pada Senin tatkala penyulingan independen membatasi produksi di tengah margin tipis dan permintaan yang lesu.

Namun mengutip Reuters, kilang yang dikelola negara meningkatkan ekspor bahan bakar ke volume bulanan tertinggi sejak Juni 2021 untuk menguangkan margin ekspor yang kuat, menurut data dari Administrasi Umum Kepabeanan yang dirilis seminggu di belakang jadwal.

Negara importir minyak mentah terbesar dunia itu membawa 40,24 juta ton minyak mentah bulan lalu, setara dengan sekitar 9,79 juta barel per hari (bph). Sementara itu angkanya naik dari 9,5 juta barel per hari pada Agustus, pengiriman tetap di bawah hampir 10 juta barel per hari yang diimpor setahun sebelumnya.

Impor untuk tiga kuartal pertama tahun ini mencapai 370,4 juta ton, atau sekitar 9,9 juta barel per hari, 4,3% di bawah periode yang sama tahun lalu. Ini menandai penurunan tahunan pertama untuk periode ini setidaknya sejak 2014.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Minyak Mentah Naik dan Siap untuk Positif di Pekan Depan

Permintaan bahan bakar China tertekan keras karena pembatasan drastis COVID-19 di Beijing menghambat aktivitas perjalanan dan manufaktur.

Meski kilang minyak negara itu sebagian besar telah kembali dari pemadaman dan pemeliharaan yang direncanakan, kilang independen, yang merupakan seperlima dari jumlah impor minyak mentah China, terus menahan produksi.

Namun, data menunjukkan bahwa ekspor bahan bakar olahan bulan lalu - termasuk solar, bensin, bahan bakar penerbangan dan minyak bakar laut - melonjak 36% dari tahun sebelumnya menjadi 5,64 juta ton.

Ekspor ytd turun 27,6% menjadi 35,45 juta ton, sebagai akibat dampak dari kebijakan Beijing yang diadopsi pada akhir 2021 untuk membatasi ekspor bahan bakar dan pemrosesan kilang yang berlebihan.

Tetapi, pada akhir September Beijing melepas sejumlah besar kuota ekspor bahan bakar segar untuk meningkatkan ekonominya yang lesu, yang dapat membuat ekspor pulih lebih jauh hingga kuartal pertama 2023.

Impor gas alam bulan lalu melalui jaringan pipa dan sebagai gas alam cair (LNG) juga rebound menjadi 10,15 juta ton, level tertinggi sejak Januari, data menunjukkan.

Namun, volumenya 4,4% lebih rendah dari tahun sebelumnya, di mana impor LNG menjadi hambatan karena perusahaan menghindari pembelian harga spot yang mahal.

Impor gas untuk sembilan bulan pertama tahun ini turun 9,5% tahun ke tahun menjadi 81,16 juta ton.

 

 

 Equityworld Futures