Kamis, 06 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik, Pasar Tunggu Kejelasan Pemotongan OPEC & Tanggapan AS

Equityworld Futures - Harga minyak naik ke level tertinggi tiga minggu pada hari Kamis (06/10), tetapi tampaknya telah menghentikan reli baru ini karena pasar menunggu kejelasan lain tentang bagaimana OPEC+ bermaksud untuk melakukan pemotongan pasokan besar-besaran, serta respons AS terhadap langkah tersebut.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London naik 0,24% ke sekitar $93,56 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate naik 0,24% di $87,97 per barel. Kedua kontrak tersebut naik sekitar 2% dan naik pesat minggu ini.

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+), mengatakan pada hari Rabu akan memotong pasokan sebesar 2 juta barel per hari (bph) untuk melawan pelemahan harga minyak mentah baru ini, menentang tekanan dari Amerika Serikat untuk meningkatkan pasokan.

Langkah tersebut, ditambah dengan tanda-tanda penurunan persediaan minyak mentah AS, memacu reli harga minyak, membantunya pulih lebih jauh dari level terendah delapan bulan yang dicapai pada bulan September.

Tetapi OPEC+ memberikan sedikit rincian tentang anggota mana yang akan memangkas pasokan, dan kapan pemotongan akan dilaksanakan. Kelompok ini juga tidak membahas bagaimana pemotongan tersebut akan menjadi faktor kekurangan 3,5 juta bph dalam target produksi hariannya.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas dan Tembaga Lanjut Naik, Fed Kerdilkan Harapan Poros Dovish

Presiden AS Joe Biden mengindikasikan bahwa pemerintah kemungkinan akan menanggapi pemangkasan OPEC dengan melepaskan lebih banyak minyak dari Cadangan Minyak Bumi Strategis (SPR). Pemerintahan Biden telah menarik SPR ke level terendah sejak tahun 1984, dalam upaya untuk mengurangi harga bahan bakar menjelang pemilihan paruh waktu November.

Para analis mengingatkan bahwa pasar minyak mentah kemungkinan akan mengalami peningkatan volatilitas dalam beberapa hari mendatang, karena banyak informasi dirilis tentang pemotongan dan rencana AS untuk melawannya. Goldman Sachs (NYSE:GS) berpendapat bahwa ukuran sebenarnya dari pemangkasan OPEC, dengan mempertimbangkan kekurangan pasokan, sebenarnya akan menjadi sekitar 500.000 bph.

Tetapi bank investasi itu masih menaikkan target harga minyak pada kuartal IV menjadi $110 per barel.

Penguatan dolar, yang berasal dari sinyal hawkish dari Federal Reserve, juga diperkirakan akan tetap menahan harga minyak, sementara melambatnya pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan menjaga prospek permintaan tetap tertahan.

Namun di sisi lain, pengetatan pasokan minyak mentah lebih lanjut, karena sanksi terhadap Rusia, kemungkinan akan menguntungkan harga. Musim dingin Eropa yang sulit juga diperkirakan akan membantu harga dengan mendorong permintaan untuk minyak pemanas.

Harga minyak telah anjlok dari level tertinggi tahunan di tengah kekhawatiran melemahnya permintaan, terutama di negaar importir utama China.

Dari mata uang, USD/JPY turun 0,07%, GBP/JPY naik 0,26%, GBPUSD naik 0,31%, EURUSD naik 0,37%, dan AUD/USD naik 0,73%.

Kripto pagi ini bitcoin naik 1,26% BTC/USD dan ethereum naik 1,63% (ETH/USD). Sementara, ETC/USD naik 2,38%. Di Indonesia, IHSG naik 0,16% dan rupiah naik 0,03% di 15.185,0 per dolar AS.

Kabar komoditas, nikel naik 2,61% hingga dini hari tadi, timah naik 0,74% di ICE London pada penutupan, dan tembaga naik 0,84%. Adapun, karet naik 0,22% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London turun 1,92%, kakao AS naik 1,27% hingga dini hari. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.166,00 pada Rabu dan gas alam naik 0,42%.

 

 

Equityworld Futures

Rabu, 05 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1,00 per troy ons pada waktu penulisan, menurun 0,13%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.649,30 dan resistance pada USD1.738,70.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Gazprom akan Kembali Kirim Pasokan Gas ke Italia


Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,27% dan diperdagangkan pada USD110,27.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember jatuh 1,12% dan diperdagangkan pada USD20,86 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember naik 0,41% dan diperdagangkan pada USD3,51 per pon. 

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 04 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik Dekati $90, Peluang OPEC Pangkas Produksi Bertambah

Equityworld Futures - Harga minyak naik tatkal pasar memperkirakan akan ada pemotongan pasokan terbesar oleh OPEC sejak krisis COVID 2020, dengan pelemahan dolar juga membantu sentimen.

Minyak Brent yang diperdagangkan di London, patokan global, naik 0,26% di $89,08 per barel, dan harga minyak WTI naik 0,04% di $83,66 per barel. Kedua kontrak melonjak sebanyak $4 pada hari Senin, di tengah laporan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) tengah mempertimbangkan pengurangan produksi hingga 1 juta barel per hari (bph).

Langkah itu akan menjadi pengurangan pasokan terbesar kelompok ini sejak langkah serupa diambil selama pandemi COVID-19, dan terjadi setelah penurunan drastis harga minyak tahun ini.

OPEC akan bertemu di Wina pada hari Rabu - pertemuan langsung pertama sejak 2020 - di mana ia akan memutuskan untuk memangkas pasokan. Beberapa anggota kelompok telah mengingatkan bahwa produksi akan dipotong untuk mendukung harga, yang jatuh di dekat posisi terendah delapan bulan.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Naik Bertengger di $1.700, Yield AS Jatuh dan Dolar Turun 4 Hari Terakhir

Harga minyak turun tajam dari level tertinggi 14 tahun tahun ini akibat kekhawatiran atas berkurangnya permintaan sebagian besar mengimbangi pembatasan pasokan Rusia dari perang Ukraina. Kenaikan suku bunga, inflasi, dan tanda-tanda melemahnya aktivitas ekonomi global menjadi beban terbesar bagi minyak mentah tahun ini.

Pelepasan Cadangan Minyak Strategis Amerika Serikat juga meningkatkan pasokan, menurunkan harga menjelang pemilihan paruh waktu bulan November.

Penguatan dolar tahun ini juga membebani minyak mentah, pasalnya greenback mencapai titik tertinggi 20 tahun. Dolar yang lebih kuat membuat harga impor komoditas lebih mahal, karena dihargai dalam mata uang tersebut.

Tetapi harga minyak mentah diuntungkan dari penurunan dolar baru ini, saat pasar memperkirakan bahwa meningkatnya gejolak ekonomi akan mendorong The Fed untuk mengurangi laju kenaikan suku bunga yang besar.

Angka manufaktur yang lemah dari ekonomi utama pada hari Senin melanjutkan gagasan ini, mendorong dolar lebih rendah dan membantu harga minyak mentah.

Tetapi melemahnya aktivitas ekonomi juga menjadi pertanda buruk bagi harga minyak, mengingat permintaan juga akan terpengaruh secara negatif.

Trader long minyak kini memperkirakan bahwa musim dingin Eropa yang sulit, pemotongan OPEC, dan pelonggaran pembatasan COVID-19 di negara importir utama China akan membantu mendukung minyak mentah pada kuartal IV.

Bear minyak memperkirakan bahwa sinyal yang lebih hawkish dari bank sentral utama dan lebih banyak tanda berkurangnya permintaan akan menekan minyak mentah lebih rendah.

Komoditas, nikel naik 0,91%, timah naik 0,54% di ICE London, dan tembaga naik 0,66%. Lainnya, karet naik 0,6% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 339, kakao AS turun 1,15%. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.159,00 dan gas alam turun 0,22%.

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 03 Oktober 2022

PT Equityworld Futures : Minyak Melonjak 3% dalam Laporan Pemotongan Pasokan OPEC+ Minggu Ini

Equityworld Futures - Harga minyak melonjak di awal perdagangan menyusul beberapa laporan bahwa OPEC+ akan memutuskan pengurangan pasokan selama pertemuannya minggu ini, saat melawan pelemahan harganya.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London melonjak 3%, sementara harga minyak WTI melonjak 3%. Kedua kontrak juga pulih dari kerugian besar pada bulan September dan kuartal III.

Beberapa laporan menyebut pada Senin bahwa Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) tengah mempertimbangkan pengurangan produksi lebih dari 1 juta barel per hari (bph) ketika bertemu, untuk mendukung turunnya harga minyak mentah.

Pemangkasan ini akan dilakukan di tengah beberapa sinyal dari anggota OPEC bahwa penurunan harga minyak mentah baru-baru ini tidak berdasar, dan pemangkasan produksi untuk menstabilkan harga ada dalam urutan rencana.

Kelompok ini akan bertemu di Wina pada hari Rabu, pertemuan langsung pertamanya sejak Maret 2020.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih tinggi pada masa dagang Eropa

Harga minyak anjlok 11,2% pada bulan September, bulan terburuk dalam hampir setahun, pasalnya sinyal hawkish dari Federal Reserve dan bank sentral lainnya meningkatkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat secara drastis dalam menghadapi kenaikan suku bunga.

Pasar juga dibanjiri pasokan karena Amerika Serikat banyak mengeluarkan dari cadangan minyak bumi strategisnya, sehingga membuat stok minyak ke titik terendah dalam hampir 40 tahun.

Harga minyak telah turun tajam dari level tertinggi yang dicapai awal tahun ini karena serangkaian pembatasan COVID di negara importir utama China mendorong kekhawatiran atas permintaan yang berkelanjutan.

Penguatan dolar, yang diperdagangkan mendekati level tertinggi 20 tahun, juga membebani harga minyak mentah dengan membuat nilai impor lebih mahal.

Kepala OPEC Arab Saudi menghadapi tekanan dari Amerika Serikat untuk meningkatkan produksi dan membantu mengurangi inflasi terkait bahan bakar bagi ekonomi-ekonomi utama.

Tetapi negara itu, bersama dengan sebagian besar anggota OPEC, enggan meningkatkan produksi dalam menghadapi melemahnya harga, yang jatuh ke posisi terendah delapan bulan pada bulan September.

Pemangkasan produksi akan dilakukan setelah pemotongan 100.000 bph bulan lalu dianggap sebagian besar nominal saja oleh pasar.

Ini juga terjadi hanya beberapa bulan setelah OPEC mengembalikan produksi minyak mentah ke tingkat sebelum COVID, menyusul dua tahun hambatan pasar minyak yang ekstrim akibat pandemi.

Dari komoditas, nikel turun 4,57%, timah naik 0,54% di ICE London, dan tembaga turun 0,16%. Adapun, karet naik 0,6% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 433,70, kakao AS naik 0,86%. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.149,00 pada Selasa dan gas alam turun 2,27%.

 

 

 Equityworld Futures

Jumat, 30 September 2022

PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Equityworld Futures - Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, Futures emas untuk penyerahan Desember diperdagangkan pada USD1,00 per troy ons pada waktu penulisan, menurun 0,43%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per troy ons. Emas kemungkinan akan mendapat support pada USD1.622,20 dan resistance pada USD1.671,25.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun, Sempat Pulih tapi Ditahan oleh Naiknya Dolar Lagi

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,63% dan diperdagangkan pada USD113,21.

Sementara itu di Comex, Perak untuk penyerahan Desember jatuh 0,62% dan diperdagangkan pada USD18,76 per troy ons sedangkan Tembaga untuk penyerahan Desember jatuh 0,67% dan diperdagangkan pada USD3,36 per pon. 

 

 

Equityworld Futures 

Rabu, 28 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Jatuh 1,5% ke $77, Kekhawatiran Resesi Tekan Sentimen Terbatasnya Pasokan

Equityworld Futures - Rebound harga minyak tampaknya kehabisan bahan bakar akibat kekhawatiran melambatnya permintaan jangka pendek menghambat sentimen potensi kekurangan pasokan yang berasal dari pengurangan produksi OPEC dan badai di Teluk Meksiko.

Harga masih mendekati posisi terendah delapan bulan, pasalnya kenaikan suku bunga dan meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi mengurangi ekspektasi permintaan jangka pendek.

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London jatuh 1,56% di $84,46 per barel, dan harga minyak WTI jatuh 1,55% di $77,28 per barel. Kedua kontrak tersebut masing-masing naik hampir 2% pada hari Selasa.

Kekhawatiran atas melambatnya permintaan kembali muncul setelah data dari American Institute of Petroleum menunjukkan stok minyak mentah AS naik lebih besar dari ekspektasi minggu lalu, atau naik 4 juta barel dibandingkan dengan ekspektasi 333.000 barel.

Angka-angka tersebut menimbulkan lebih banyak kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dan inflasi di tertinggi 40 tahun kemungkinan akan membebani permintaan dalam waktu dekat.

Bank investasi Goldman Sachs (NYSE:GS) juga memangkas perkiraan harga minyaknya, tetapi mengatakan bahwa pengetatan pasokan, terutama dari Rusia, kemungkinan akan memacu rebound harga di awal tahun depan.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas & Tembaga Turun di Tengah Meningkatnya Bayang Perlambatan Ekonomi

Selain itu, dolar naik kembali mendekati level tertinggi 20 tahun, memberikan lebih banyak tekanan bagi harga minyak mentah. Federal Reserve yang hawkish telah menopang nilai dolar tahun ini, dan merupakan salah satu pendorong penurunan terbesar harga minyak mentah.

Kekhawatiran melemahnya permintaan sebagian besar mengimbangi harapan atas potensi krisis pasokan di Amerika Serikat.

Sekitar 1% dari produksi minyak AS di Teluk Meksiko, atau 190.000 barel per hari (bph), ditutup minggu ini karena produsen utama mengevakuasi pekerja di beberapa anjungan lepas pantai untuk mengantisipasi Badai Ian.

Produsen termasuk Chevron (NYSE:CVX), Occidental Petroleum (NYSE:OXY) dan BP (NYSE:BP) mulai mengambil tindakan pencegahan terhadap badai pada awal minggu ini. Teluk Meksiko menyumbang sekitar 15% dari total produksi minyak AS.

Selain itu, Reuters melaporkan bahwa Rusia akan mendorong OPEC+ untuk memangkas pasokan setidaknya 1 juta barel per hari selama pertemuan bulanannya minggu depan. Anggota kelompok lainnya juga telah mendukung pemangkasan produksi untuk menstabilkan harga minyak.

Meski harga minyak mentah telah anjlok dari level tertinggi yang dicapai awal tahun ini, pengetatan pasokan, utamanya dari Rusia, dapat memberikan dorongan ke atas pada akhir tahun. Permintaan minyak pemanas selama musim dingin juga dapat mendukung harga.

Sementara, karet naik 1,74% di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 435,65, kakao AS naik 1,5% hingga dini hari. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.181,00 pada Selasa dan gas alam naik 1%.

Lainnya, nikel turun 2% hingga dini hari tadi, timah naik 1,96% di ICE London, dan tembaga turun 0,7%.

 

 

Equityworld Futures

Selasa, 27 September 2022

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Naik, Ada Gangguan Pasokan karena Datangnya Badai

Equityworld Futures - Harga minyak naik dan pasar mempertimbangkan potensi gangguan pasokan dari Badai Ian, kendati prospek permintaan minyak yang memburuk membuat harga tetap tertahan di dekat posisi terendah sembilan bulan.

Produsen minyak utama BP PLC ADR (NYSE:BP) dan Chevron Corp (NYSE:CVX) mengatakan bahwa mereka telah memangkas produksi di beberapa anjungan minyak lepas pantai di Teluk Meksiko untuk mengantisipasi Badai Ian. Badai sekarang diklasifikasikan sebagai badai kategori dua, dan diperkirakan akan menjadi badai besar dalam dua hari.

Produsen lain, termasuk Occidental Petroleum Corporation (NYSE:OXY) dan Hess Corporation (NYSE:HES), mengatakan bahwa mereka memantau situasi dan menerapkan beberapa langkah, meskipun tidak jelas apakah pasokan akan berkurang.

Badai Ian diperkirakan akan bergerak melintasi Teluk Meksiko dan mendarat di Florida minggu ini. Wilayah ini menyumbang sekitar 15% dari pasokan minyak mentah AS.

Prospek pengetatan pasokan menguntungkan harga minyak, yang telah turun tajam bulan ini di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga akan mengganggu aktivitas ekonomi dan memperlambat permintaan minyak mentah.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Kini Giliran Emas Balas Naik, Pemulihan Tembaga Dihambat Ekonomi Lemah China

Harga minyak Brent yang diperdagangkan di London, patokan global, naik 0,5% di $83,20 per barel, dan harga minyak WTI AS, patokan AS, naik 0,4% di $77,05 per barel.

Kedua kontrak tersebut masing-masing anjlok hampir 4% pada hari Senin, terguncang oleh dolar yang menguat dengan cepat dan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang nyata di Eropa.

Harga minyak sekarang menuju kerugian 27% pada kuartal III, karena sinyal hawkish dari Federal Reserve dan bank sentral lainnya mengikis prospek kegiatan ekonomi tahun ini.

Namun, kenaikan ringan dalam minyak dapat mengindikasikan bahwa tekanan jual jangka pendek telah mereda, meskipun untuk sementara waktu. Dolar AS, yang diperdagangkan mendekati level tertinggi 20 tahun pada hari Selasa, diperkirakan akan bergerak naik lagi karena Fed terus menaikkan suku bunga.

Fokus kini tertuju pada pidato Ketua Fed Jerome Powell, yang akan disampaikan pekan ini, untuk mencari isyarat lanjutan mengenai jalur kebijakan moneter AS.

Harga minyak telah jatuh tajam tahun ini dari level tertinggi yang dicapai selama awal perang Rusia-Ukraina.

Tetapi eskalasi potensial dalam konflik, karena Rusia memobilisasi lebih banyak pasukan, dapat mengganggu pasokan minyak dan mendukung harga. Prospek musim dingin Eropa yang sulit juga bisa menopang permintaan untuk minyak pemanas.

Namun, harga minyak mentah harus bersaing dengan meningkatnya kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat, utamanya karena suku bunga global terus meningkat.

Kabar komoditas, nikel turun 5,33% hingga dini hari tadi, timah turun 6,5% di ICE London, dan tembaga naik 0,26%.

Lainnya, karet mencapai 133,30 di Singapura, batubara Newcastle di ICE London mencapai 435,65, kakao AS jatuh 1,6% hingga dini hari. Serta, kopi robusta di London mencapai 2.194,00 dan gas alam naik 1,65%.

 

 

Equityworld Futures