Equityworld Futures - Harga minyak jatuh, tetapi tidak banyak berubah karena kegelisahan terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah menekan ekspektasi rebound permintaan di China.
Harga minyak Brent turun 0,79% di $111,16 per barel. Harga minyak WTI turun 0,92% di $108,88 per barel.
Cairan hitam ini telah mengantongi kenaikan terbatas selama seminggu terakhir, dengan Brent dan tolok ukur AS sebagian besar diperdagangkan dalam kisaran karena ketidakpastian permintaan.
Investor, khawatir atas kenaikan inflasi dan kebijakan moneter yang lebih ketat dari bank sentral, telah mengurangi eksposurnya ke aset berisiko. Contohnya adalah open interest di WTI futures, yang turun menjadi 1,722 juta kontrak pada 18 Mei 2022, level terendah sejak Juli 2016.
Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas Raih Kenaikan Mingguan Pertama sejak April, Namun Ada Kecemasan Mengintai
"Jika data pertumbuhan AS terus memburuk, harga minyak bisa terjebak dalam lingkaran pasar saham negatif," Managing Director SPI Asset Management Stephen Innes memprediksi dalam catatan.
Di Asia Pasifik, permintaan bahan bakar di China, negara importir minyak mentah utama dunia, bisa pulih. Shanghai melonggarkan beberapa lockdown COVID-19 dan penduduk bebas berbelanja bahan makanan untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan.
Warga Amerika juga bisa kembali ke belakang kemudi, menurut laporan dari Federal Highway Administration soal jarak tempuh kendaraan, bahkan ketika harga bensin dan solar mencapai rekor tertinggi lagi pada hari Kamis, menurut klub mobil AAA. Dewan Perwakilan Rakyat AS mengesahkan undang-undang yang memungkinkan presiden mengeluarkan deklarasi darurat energi, yang membuat ketentuan pelanggaran hukum bagi perusahaan yang menaikkan harga bensin dan bahan bakar rumah secara berlebihan.
Di seberang Atlantik, embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia memberi minyak dorongan. Meskipun blok tersebut mengusulkan paket sanksi baru terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina pada 24 Februari di awal bulan, masih belum diadopsi.
Sementara itu, pasokan Rusia mempersulit Iran untuk menjual minyak mentahnya, dengan ekspor ke China turun tajam sejak perang di Ukraina dimulai karena China tertarik pada minyak Rusia yang sangat didiskon. Hampir 40 juta barel minyak Iran saat ini berada di kapal tanker di laut di Asia tanpa adanya pembeli.