Jumat, 22 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Gas alam lebih rendah selama masa dagang Eropa

Equityworld Futures - Pada New York Mercantile Exchange, Futures gas alam untuk penyerahan November diperdagangkan pada USD5,192 per mmBTU pada waktu penulisan, menurun 1,51%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi rendah USD per mmBTU. Gas alam kemungkinan akan mendapat support pada USD4,825 dan resistance pada USD5,370.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih tinggi pada masa dagang Asia

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, jatuh 0,16% dan diperdagangkan pada USD93,608.

Sementara itu di Nymex, Minyak metah untuk penyerahan Desember naik 0,34% dan diperdagangkan pada USD82,78 per barrel sedangkan Heating oil untuk penyerahan November naik 0,19% dan diperdagangkan pada USD2,5540 per galon. 

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 21 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Turun di Tengah Meningkatnya Permintaan AS dan Krisis Energi Global

Equityworld Futures - Harga minyak turun. Namun, permintaan yang kuat di AS dan peralihan ke bahan bakar minyak dari batu bara dan gas di tengah situasi kekurangan batu bara dan gas global membantu membatasi kerugian untuk cairan hitam tersebut.

Harga minyak Brent turun 0,48% di $85,41 per barel, sementara harga minyak WTI futures turun 0,26% ke $83,20 per barrel.

"Kami melihat beberapa koreksi untuk Brent berjangka, tetapi sentimen keseluruhan tetap bullish karena tidak ada peningkatan besar produksi oleh AS atau Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC),"

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Selama Tiga Hari Beruntun

"Brent bisa mencapai $90 per barel akhir tahun ini lantaran ketatnya pasar minyak global kemungkinan akan berlanjut seiring upaya dekarbonisasi AS akan membatasi peningkatan produksi sementara permintaan akan meningkat karena lebih banyak perusahaan listrik beralih bahan bakar dari batu bara dan gas,"

Pengetatan pasokan berarti kenaikan harga, dengan OPEC tetap berpegang pada rencana untuk meningkatkan pasokan dengan lambat. Penyulingan minyak meningkatkan produksi untuk memenuhi peningkatan permintaan di seluruh Asia, Eropa, dan AS, tetapi pemeliharaan pabrik dan harga gas alam yang tinggi kemungkinan akan membatasi pasokan pada kuartal IV tahun 2021.

Sementara itu, data minyak mentah dari Badan Informasi Energi AS (EIA) hari Rabu menunjukkan peningkatan 431.000 barel dalam seminggu hingga 15 Oktober. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com memperkirakan peningkatan 1,857 juta barel, sementara 6,088 juta barel peningkatan dilaporkan selama minggu sebelumnya.

Data minyak mentah dari American Petroleum Institute, yang dirilis sehari sebelumnya, menunjukkan peningkatan sebesar 3,294 juta barel.

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 19 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Kembali Naik Setelah Mencapai Level Tertinggi

Equityworld Futures - Harga minyak melanjutkan kenaikan level tertinggi lainnya setelah memulai pekan ini di level tertingginya dalam beberapa tahun.

Harga minyak Brent kembali naik 0,23% di $84,52 per barel sementara harga minyak WTI naik 0,31% di $81,94 per barel.

Baik Brent dan WTI berjangka naik setidaknya 3% minggu lalu.

Saat musim dingin mendekati belahan bumi utara, harga minyak, batu bara dan gas kemungkinan akan tetap tinggi, menurut analis.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Terus Naik Imbas Pelemahan Dolar dan Yield Obligasi AS

"Musim dingin berpotensi mendorong harga energi lebih tinggi lagi," sebut analis komoditas Citi Research dalam catatan, setelah meningkatkan perkiraan untuk minyak Brent selama sisa tahun 2021 menjadi $85 per barel dari $74 per barel.

Di China, perkiraan suhu telah turun mendekati titik beku di wilayah utara, kata AccuWeather.com.

Tetapi kenaikan produksi minyak AS dapat membatasi harga. Kenaikan lebih lanjut dalam produksi pada formasi serpih terbesar di AS diharapkan bulan depan, menurut laporan resmi.

Pertumbuhan ekonomi China yang melambat juga dapat berdampak pada harga. PDB China tumbuh sebesar 0,2% kuartal ke kuartal dan 4,9% tahun ke tahun pada kuartal III tahun 2021.

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 18 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Krisis Energi di Eropa hingga China Bakal Picu Inflasi

Equityworld Futures - Krisis energi yang dialami oleh beberapa negara seperti Uni Eropa, China, Amerika Serikat, India, akan menimbulkan dampak inflasi. Menurutnya, kenaikan harga komoditas energi di pasar Internasional akan berpengaruh terhadap biaya produksi yang ada didalam negeri. Naiknya biaya produksi akan memicu harga barang jadi ikut naik.

"Efek krisis energi di Eropa, India dan China akan menyeret ekonomi Indonesia dalam masalah inflasi yang serius. Kenaikan harga komoditas energi di pasar internasional diperkirakan berdampak terhadap naiknya biaya produksi didalam negeri,"

Sebagai analogi, Direktur Celios itu mencontohkan seperti pada halnya produksi pupuk untuk menunjang produktivitas pertanian. Jika harga pupuk yang salah satu bahan bakunya gas buminya naik, maka akan ada peningkatan harga bahan pokok di level petani. 

"Ambil contoh, industri pupuk yang bahan baku-nya gas bumi mengalami tekanan biaya produksi dan berisiko meningkatkan harga pupuk di level petani, Jika harga pupuk naik, tidak bisa dihindari harga pangan akan disesuaikan dan pada akhirnya konsumen yang menanggung mahalnya harga energi," 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Seiring Menguatnya Dolar AS

Hal tersebut menurut Bhima sama halnya dengan sensitivitas naiknya harga minyak mentah terhadap biaya transportasi didalam negeri. Dirinya menjelaskan, saat ini Indonesia masih menjadi importir minyak dengan kenaikan impor migas sebanyak 59,5% secata year-on-year per September 2022.

"Setiap kenaikan harga minyak mentah yang terlalu cepat akan memperbesar kemungkinan naiknya inflasi administered price atau inflasi karena harga yang diatur pemerintah seperti harga BBM, tarif listrik dan LPG,"

Menilik dari hal tersebut, lantas Bhima memperkirakan pada tahun 2022 inflasi Indonesia mencapai 4,5% yang disebabkan oleh krisis energi yang saat ini berlanjut, dan mulai menjalar ke beberapa negara, seperti Jepang.

"Proyeksi inflasi di tahun 2022 diperkirakan mencapai 4,5% karena adanya krisis energi yang berlanjut, Inflasi yang terlalu tinggi akan menimbulkan kontraksi pada pemulihan daya beli kelas menengah ke bawah,"

 

 

Equityworld Futures

Jumat, 15 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Indonesia Eksportir Sawit Terbesar di Dunia

Equityworld Futures - Indonesia menjadi negara eksportir terbesar minyak kelapa sawit di dunia. Mengutip data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), total produksi minyak sawit tahun 2020 sekitar 47 juta ton. Dari total produksi tersebut, sebanyak 34 juta ton terserap di pasar ekspor.

"Saat ini memang sebagian besar penyerapan produk sawit terjadi di pasar internasional,"

Tofan mengatakan, pemerintah sebetulnya sudah melakukan berbagai strategi agar keseimbangan antara daya serap di pasar ekspor dan pasar domestik menjadi lebih seimbang. Hal itu sudah dilaksanakan melalui program mandatori biodiesel yang sudah mencapai bauran 30%. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

"Dari data yang ada, penyerapan minyak sawit di pasar domestik untuk konsumsi biodiesel mencapai 42% dari total konsumsi di pasar domestik. Jadi kita backbone-nya memang masih di pasar ekspor, tetapi kita juga meningkatkan daya serap di pasar domestik," 

Berdasarkan data Gapki, ekspor sawit Indonesia cenderung mengalami peningkatan. "Secara year-to-date (ytd), sampai Agustus 2020, ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 21,31 juta ton. Sementara ytd Agustus 2021, ekspor minyak sawit sebesar 22,79 juta ton. Jadi kalau lihat data dibandingkan tahun lalu, tren ekspor masih akan terus meningkat,"

Dia menuturkan, hingga saat ini, Indonesia masih fokus sebagai produsen sawit terbesar di dunia. "Di tahun 2021, diproyeksikan produksi sawit Indonesia akan tembus 50 juta ton."

 

 

 Equityworld Futures

Kamis, 14 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Viral Pria Bak Toko Perhiasan Berjalan hingga Beli Topi Emas, Ini Penampakannya

Equityworld Futures - Video seorang pria pergi ke toko emas viral di media sosial.

Unggahan yang diberi caption “Sultan beli emas” itu diunggah oleh akun Facebook Info Kediri Raya. Video itu telah mendapatkan ribuan suka, komentar, dan bagikan dari warganet. 

Tidak diketahui secara pasti identitas asli pria tersebut. Dia tampak berhenti di depan sebuah toko emas. Sambil membawa tas kecil, dia turun dari mobil sedannya yang berwarna emas.

Pada kesempatan itu, dia mengenakan kaos berwarna hitam dan celana jeans. Dia juga menggunakan pernak-pernik seperti kalung, gelang, dan cincin emas berukuran besar. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Setibanya di dalam toko, dia langsung berjalan ke arah etalase. Seolah sudah membuat janji, pramuniaga toko tersebut meminta pria tersebut untuk duduk terlebih dahulu. Saat itu pula, terungkap bahwa tas kecil yang dia bawa berisi beberapa gepok uang yang kemudian dia tumpuk. 

Setelah beberapa saat, diketahui bahwa pria ini hendak membeli topi yang terbuat dari emas. Raut wajahnya terlihat gembira. Dia melihat-lihat sebentar keadaan topi itu baru kemudian memakainya di kepalanya.

“Wow,” begitu tanggapannya saat topi tersebut telah terpasang di kepalanya.

Waktu terjadinya peristiwa ini pun tidak jelas diketahui. Namun, melihat suasana sekitar toko yang ramai dan tidak ada yang menggunakan masker, ada kemungkinan hal ini terjadi sebelum pandemi Covid-19. 

 

 

 Equityworld Futures

Rabu, 13 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Siap-Siap! Presiden Jokowi Akan Hentikan Ekspor Minyak Sawit Mentah

Equityworld Futures - Presiden Joko Widodo akan menghentikan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) agar komoditas tersebut dapat diolah menjadi produk turunan bernilai tambah.

“Di suatu titik nanti, setop yang namanya ekspor CPO. Harus jadi kosmetik, harus jadi mentega, harus jadi biodiesel, dan turunan lainnya,"

Dia mengatakan Indonesia harus memiliki keberanian untuk menghentikan ekspor bahan mentah, meskipun terdapat potensi gugatan hingga ke Organisasi Perdagangan Internasional (WTO). Indonesia harus bersiap menghadapi segala hambatan dalam proses hilirisasi sumber daya alam.

Bahkan Presiden meminta jajarannya untuk menyiapkan pengacara-pengacara internasional jika Indonesia digugat karena menghentikan ekspor bahan mentah.

“Jadi siapkan lawyer yang kelas-kelas internasional. Inilah yang dalam proses semuanya kita siapkan. Semuanya kita integrasikan apa yang kita cita-citakan,” 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Jelang Publikasi Notulen Rapat Fed dan Data Inflasi AS

Selain CPO, Presiden Jokowi juga berencana menghentikan ekspor bauksit mentah. Ia meminta bauksit hasil dalam negeri harus diolah menjadi alumina dan logam aluminium. Bauksit menjadi komoditas yang dilarang pemerintah untuk diekspor, setelah nikel.

Indonesia melarang ekspor bijih nikel mulai Januari 2020. Kebijakan itu sejalan dengan diterbitkannya Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Permen ESDM Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara.

Presiden Jokowi mengatakan tak akan mundur untuk menghentikan ekspor bahan mentah dan mengupayakan hilirisasi di dalam negeri.

“Barang-barang kita, mau jadikan pabrik di sini, hak kita dong. Ya kita hadapi. Jangan digugat kita mundur, tidak akan kesempatan itu datang lagi, peluang itu datang lagi. Ini kesempatan kita mengintegrasikan industri-industri kita di dalam negeri,”

Berkaca pada beberapa tahun lalu, Indonesia sempat kehilangan kesempatan untuk mendulang manfaat nilai tambah perekonomian, saat dunia mengalami kenaikan harga dan permintaan (booming) minyak dan kayu.

“Dulu ada booming minyak, booming kayu kita kehilangan. (Kali) ini tidak. Minerba harus menjadi sebuah fondasi dalam rangka memajukan negara kita Indonesia.” 

 

 

 Equityworld Futures