Selasa, 05 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Dunia Naik Signifikan, Pasar Saham Asia Ambrol

Equityworld Futures - Pasar saham Asia mencatat kerugian luar biasa usai aksi jual yang ramai dilakukan di Wall Street terdampak kekhawatiran kenaikan harga minya ke angka tertinggi. Padahal saat ini masih terjadi  gangguan rantai pasokan hingga memberi tekanan pada aktivitas ekonomi.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang melemah sebanyak 1,3 persen, jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut. Saham Jepang anjlok 2,8 persen, Korea Selatan merosot 2,5 persen dan saham Australia terpangkas 1,0 persen.

"Investor jelas khawatir tentang inflasi karena gangguan rantai pasokan dan reli harga-harga energi,"

Penurunan pasar membawa indeks acuan utama MSCI menjadi 619,87 poin, yang merupakan poin terendah sejak November 2020.

Indeks telah merosot lebih dari 5,0 persen tahun ini, dengan pasar Hong Kong dan Jepang di antara yang mencatat kerugian terbesar.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Turun Dolar AS Terus Naik, Kekhawatiran Inflasi Batasi Penurunan

"Kami telah melihat saham-saham teknologi mengungguli saham-saham yang dinilai berharga murah (value stocks) jadi jika inflasi tetap mengkhawatirkan, maka saham-saham teknologi cenderung terpukul,"

Sebelumnya, harga minyak juga sudah mencapai nilai tertinggi dalam tiga tahun setelah OPEC+ mengkonfirmasi akan tetap pada kebijakan produksinya saat ini karena permintaan untuk produk minyak rebound meski ditekan beberapa negara untuk menaikkan produksi yang lebih besar.

Minyak AS stabil di 77,60 dolar AS per barel, sehari setelah mencapai level tertinggi sejak 2014. Minyak mentah Brent berdiri di 81,30 dolar AS setelah naik ke level tertinggi tiga tahun.

Fokus pasar di Asia adalah apakah pengembang properti China Evergrande menawarkan kelonggaran kepada investor yang mencari tanda-tanda pelepasan aset. Saham perusahaan dihentikan untuk diperdagangkan.

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,94 persen menjadi 34.002,92 poin, indeks S&P 500 kehilangan 1,30 persen menjadi 4.300,46 poin, dan Nasdaq anjlok 2,14 persen menjadi 14.255,49 poinkarena investor melepas saham Big Tech dalam menghadapi kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik dampak kehati-hatian investor tentang perlunya menaikkan plafon utang pemerintah saat Amerika Serikat menghadapi risiko gagal bayar bersejarah dalam dua minggu.

Pada akhir perdagangan di Wall Street, Senat AS bersiap untuk memberikan suara pada RUU yang disahkan di Dewan Perwakilan Rakyat yang akan memperpanjang batas utang AS hingga Desember 2022, menghilangkan satu kebuntuan di Kongres yang membuat investor gelisah.

Nilai dolar AS yang diperdagangkan mendekati level tertinggi satu tahun versus mata uang utama menjelang data penggajian penting AS yang akan dirilis pada akhir pekan, yang mungkin menawarkan petunjuk tentang waktu pengurangan stimulus Federal Reserve dan dimulainya kenaikan suku bunga.

Indeks dolar, yang melacak greenback versus sekeranjang enam mata uang, naik tipis 0,09 persen menjadi 93,928. Euro turun 0,13 persen menjadi 1,1605 dolar, sementara yen diperdagangkan naik 0,12 persen menjadi 111 per dolar.

Harga emas terkunci dalam kisaran ketat dan berdiri di 1.763 dolar AS per ounce, setelah naik ke level tertinggi sejak 23 September.

 

 

 Equityworld Futures

Senin, 04 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Turun, Fokus Pertemuan Kebijakan Pasokan Terbaru OPEC+

Equityworld Futures - Harga minyak turun di Asia sebelum Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan negara mitranya (OPEC+) akan bertemu untuk membahas kebijakan pasokan yang dapat memutuskan apakah reli harga baru-baru ini adalah hal yang layak.

Harga minyak Brent turun 0,39% ke $78,97 per barel dan harga minyak WTI turun 0,43% ke $75,55 per barel. Brent berjangka mencapai level tertinggi hampir tiga tahun di atas $80 minggu lalu karena krisis energi global dan pulihnya permintaan bahan bakar memberi dorongan pada cairan hitam.

Dengan OPEC+ akan bertemu di kemudian hari, minat risiko telah "didorong oleh kepercayaan yang tumbuh dalam peningkatan kuat pertumbuhan global... karena investor fokus pada pertemuan OPEC+ mendatang",

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Mendekati Puncak Dua Minggu, Dolar AS Melemah

Beberapa negara menekan kelompok untuk meningkatkan produksi dan menurunkan harga seiring terus pulihnya permintaan bahan bakar. OPEC+ pada Juli 2021 setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari setiap bulan hingga setidaknya April 2022, untuk menghapus 5,8 juta barel per hari dari pemotongan yang ada.

Produsen tengah mempertimbangkan untuk menambahkan lebih banyak pasokan daripada yang ditetapkan dalam kesepakatan OPEC+, sumber OPEC mengatakan kepada Reuters. Namun, kenaikan apa pun akan berlaku mulai November karena volume Oktober sudah diputuskan pada pertemuan OPEC+ terakhir di bulan September.

Melonjaknya harga gas, yang telah meningkat 300% dan diperdagangkan sekitar $200 per barel, membatasi sebagian kerugian minyak. Peningkatan ini juga menyebabkan pengguna beralih ke bahan bakar minyak dan produk mentah lainnya untuk menghasilkan listrik serta kebutuhan industri lainnya.

 

 

 Equityworld Futures

Jumat, 01 Oktober 2021

PT Equityworld Futures : Laba PGN (PGAS) Meroket 2.800%

Equityworld Futures - Laba bersih PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN naik tajam pada kuartal II-2021. Pada laporan keuangan per 30 Juni 2021, laba PGN tercatat sebesar USD196,50 juta atau naik 2.823% dibanding 30 Juni 2020 sebesar USD6,72 juta.

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PGN mencatatkan pendapatan sebesar USD1,464 miliar atau turun 0,31% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD1,469 triliun dengan laba per saham dasar USD0,0081.

Adapun pendapatan Perseroan terbagi jadi dua, yaitu pihak berelasi terdiri dari niaga gas, transmisi gas, penjualan minyak dan gas, pendapatan pemrosesan gas, dan transportasi minyak, serta pihak ketiga terdiri dari niaga gas, transmisi gas, penjualan minyak dan gas, sewa fiber optik, transportasi minyak, pemrosesan gas, dan lain-lain.

Pihak ketiga menjadi kontributor utama pendapatan sebesar USD921,63 juta atau lebih tinggi dari sebelumnya USD813,41 juta. Pihak berelasi tercatat USD542,92 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD655,74 juta. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah pada masa dagang Asia

Kemudian, pendapatan distribusi gas bumi terdiri dari distribusi gas kepada industri dan komersial tercatat USD1,15 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya USD1,18 miliar, rumah tangga tercatat USD8,19 juta atau lebih tinggi dari sebelumnya USD4,08 juta, dan SPBG tercatat USD1,04 juta atau lebih tinggi dari sebelumnya USD1,03 juta.

Perseroan menjelaskan, penjualan minyak dan gas merupakan pendapatan atas penjualan minyak dan gas grup dari aktivitas produksi yang diperoleh dari kerja sama operasi minyak dan gas. 

Lalu, sewa fiber optik merupakan pendapatan PGASKOM atas penyediaan jaringan kepada pelanggan, dan pendapatan lain-lain merupakan pendapatan PGASSOL atas penyediaan jasa konstruksi dan pemeliharaan jaringan pipa kepada pelanggan.

PGAS mencatatkan adanya kenaikan beban pokok pendapatan di kuartal II-2021 menjadi USD1,01 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya USD1 miliar. Sementara itu, beban niaga dan infrastruktur turun menjadi USD156,97 juta dari sebelumnya USD174,80 juta, beban umum dan administrasi turun menjadi USD82,10 juta dari sebelumnya USD88,57 juta, dan beban keuangan turun menjadi USD80,32 juta dari sebelumnya USD84,10 juta.

Sementara itu, kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi tercatat USD275,16 juta, kas neto yang diperoleh dari aktivitas investasi tercatat USD11,30 juta, dan kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tercatat USD103,05 juta.

Perusahaan Gas Negara mencatatkan liabilitas sebesar USD4,35 miliar dan ekuitas USD3,17 miliar. Adapun total aset perseroan menurun menjadi USD4,35 miliar dibanding tahun 2020 sebesar USD4,57 miliar.

 

 

 Equityworld Futures

Kamis, 30 September 2021

PT Equityworld Futures : Minyak mentah lebih tinggi pada jam dagang AS

Equityworld Futures - Pada New York Mercantile Exchange, Futures minyak mentah untuk penyerahan November diperdagangkan pada USD74,83 per barrel pada waktu penulisan, meningkat 0,61%.

Instrumen ini sebelumnya diperdagangkan sesi tinggi USD per barrel. Minyak metah kemungkinan akan mendapat support pada USD71,61 dan resistance pada USD76,67.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Berjangka Makin Tertekan Isu Tapering Fed

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja greenback versus keranjang enam mata uang utama lainnya, naik 0,66% dan diperdagangkan pada USD94,398.

Sementara itu di ICE, Minyak brent untuk penyerahan Desember naik 0,40% dan diperdagangkan pada USD78,04 per barrel, sedangkan spread antara kontrak Minyak brent dan Minyak metah berada pada USD3,21 per barrel. 

 

 

Equityworld Futures

 

 

Rabu, 29 September 2021

PT Equityworld Futures : Dolar dan Obligasi AS Perkasa, Kilau Emas Kian Redup

Equityworld Futures - Harga emas anjlok lebih dari 1 persen pada perdagangan Selasa, setelah mencapai level terendah tujuh pekan, karena dolar menguat dan imbal hasil obligasi AS melonjak di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed lebih cepat dari perkiraan.

Harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi USD1.736,81 per ounce, setelah jatuh ke level terendah sejak 11 Agustus, USD1.726,19 per ounce.

Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menyusut 0,8 persen menjadi USD1.737,5 per ounce.

"Dot plot yang ditetapkan anggota FOMC menandakan kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih cepat dari perkiraan, dan pergerakan yang lebih tinggi dalam kurva imbal hasil terus berdampak negatif pada emas," 

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan opportunity cost untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik tapi di Terendah 7 Minggu, Yield Obligasi AS Kembali Positif

Imbal hasil obligasi AS 10-tahun naik kembali di atas 1,5 persen ke level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan, dengan pasar mulai memperhitungkan inflasi yang lebih tinggi di masa mendatang.

Beberapa investor memandang emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang dapat mengikuti langkah-langkah stimulus, tetapi lonjakan imbal hasil US Treasury menumpulkan beberapa daya tarik komoditas yang tidak memberikan bunga.

Indikasi sentimen, kepemilikan SPDR Gold Trust turun 0,3 persen menjadi 990,32 pada sesi Senin.

Chairman The Fed Jerome Powell, Selasa, mengatakan ekonomi Amerika masih jauh dari mencapai lapangan kerja maksimal, komponen kunci dari persyaratan bank sentral untuk menaikkan suku bunga.

Sementara itu Indeks Dolar (Indeks DXY) naik 0,4 persen membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"USD terapresiasi lebih lanjut selama beberapa hari terakhir, yang menambah tekanan pada harga emas. Pelaku pasar tampaknya memperkirakan kenaikan suku bunga lebih dini akan dilaksanakan oleh The Fed,"

Logam lainnya perak tergelincir 0,8 persen menjadi USD22,47 per ounce, paladium merosot 4,3 persen menjadi USD1.879,35 per ounce, dan platinum melorot 1,8 persen menjadi USD963,27 per ounce.

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 28 September 2021

PT Equityworld Futures : Harga Emas Berjangka Tertekan Kokohnya Dolar

Equityworld Futures - Harga emas berjangka nyaris tak berubah pada akhir perdagangan yang fluktuatif. Harga emas nyaris stagnan karena kenaikan dibatasi oleh menguatnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi, sementara investor menunggu pidato dari para pembuat kebijakan Federal Reserve untuk petunjuk lebih lanjut tentang strategi tapering.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik tipis USD0,3 atau 0,02%, menjadi ditutup pada USD1.752 per ounce.

“Kami masih memiliki beberapa kekhawatiran di luar sana yang menjaga tawaran safe haven tetap hidup saat turun. Tetapi kami terus melihat dolar membuat keuntungan dan menjaga sedikit tekanan pada kompleks komoditas, terutama emas,”

Indeks dolar naik 0,1% terhadap enam mata uang utama pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan naik ke level tertinggi dalam tiga bulan. 

Baca Juga: PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik Tipis, Penguatan Dolar & Yield Obligasi AS Tahan Kenaikan

Fokus pasar sekarang akan tertuju pada pidato pejabat Fed minggu ini termasuk Ketua Jerome Powell, yang akan bersaksi di depan Kongres tentang respons kebijakan bank sentral terhadap pandemi.

“Setiap kali kami memiliki pejabat Fed berbicara, kami mencari untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Pada titik ini, harapannya adalah pada pertemuanmereka (Fed) berikutnya yang akan mengumumkan beberapa jenis tapering,”

Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, tetapi kenaikan suku bunga Fed akan meningkatkan peluang kerugian memegang emas, yang tidak membayar bunga.

Investor juga mengawasi perkembangan seputar China Evergrande yang sarat utang, setelah raksasa properti China itu melewatkan tenggat waktu pembayaran bunga obligasi pekan lalu.

"Dengan momentum penurunan yang tampaknya melambat, emas dapat melihat beberapa penangguhan hukuman dalam waktu dekat tetapi prospek yang lebih luas tidak bagus,"

Emas mendapat dukungan setelah Presiden Federal Reserve Chicago Charles Evans berbicara kepada konferensi tahunan National Association for Business Economics di Virginia, mengatakan meskipun ekonomi AS hampir memenuhi standar Federal Reserve untuk mulai mengurangi program pembelian obligasi, dia yakin inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan saat ini tidak menuntut kenaikan suku bunga segera setelah tapering selesai.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 26,9 sen atau 1,2%, menjadi ditutup pada 22,694 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 1,70 dolar atau 0,17%, menjadi ditutup pada 981,6 dolar per ounce.

 

 

Equityworld Futures

Senin, 27 September 2021

PT Equityworld Futures : Tinjauan Mingguan: Kalender Energi & Logam Mulia ke Depan

Equityworld Futures - Terlepas dari seberapa tinggi harga energi selama tiga bulan ke depan, yang penting untuk diperhatikan adalah inflasi tidak akan menjadi lebih baik untuk Amerika atau, dalam hal ini, bagian dunia mana pun.

Kecuali kebutuhan, jika premis permintaan adalah bahwa seseorang hanya akan mampu membayar apa yang mampu, maka kehancuran permintaan kemungkinan akan terjadi jika harga minyak dan gas alam terus naik dan naik.

Siapa pun yang telah cukup lama mencoba-coba komoditas akan tahu pepatah "obat untuk harga tinggi adalah, harga tinggi."

Teori ini didasarkan pada Economics 101, yang mengatakan kecuali kita berbicara tentang persediaan yang akan memutuskan antara hidup dan mati, tidak ada bahan mentah yang akan menantang aturan keterjangkauan.

Tentu saja, dapat dikatakan bahwa tanpa gas atau minyak untuk memanaskan rumah selama badai musim dingin yang hebat seperti Texas Blitz tahun ini, orang akan mati.

Demikian pula, setidaknya 25.000 orang meninggal di seluruh dunia masing-masing karena kelaparan yang disebabkan oleh kelaparan dan kekurangan makanan/biji-bijian lainnya, menurut perkiraan PBB.

Sebagai manusia, hampir tidak mungkin bagi kita untuk sepenuhnya membuang energi dan komoditas pertanian dari kehidupan kita, tidak peduli seberapa mahal harganya.

Namun, manajer dana kuant Leigh Drogen mengingatkan kita di sebuah blog satu dekade lalu bahwa kita bisa membengkokkan hukum keberadaan kita sampai batas tertentu.

Bukti? Ketika harga gas di SPBU menjadi terlalu mahal atau harga pangan melambung tinggi, “kami kurangi berkendara, atau tidak sama sekali; kami makan lebih sedikit, atau dalam beberapa kasus yang menyedihkan tidak sama sekali,”

Dan meskipun mungkin tidak mudah untuk menghindari pemanasan rumah, pakaian termal dan selimut tambahan dapat membantu.

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Head to Head Tambang Emas Wabu dengan Grasberg Freeport

“Manusia sangat fleksibel ketika menghadapi situasi krisis yang timbul dari kelangkaan sumber daya,” tambah Drogen. “Beradaptasi dan bertahan, itu adalah naluri dasar manusia, itu juga naluri dasar perusahaan.”

Meskipun blog itu kemungkinan telah ditulis 10 tahun yang lalu, itu benar-benar berlaku untuk dunia yang dilanda Covid saat ini. Bukankah itu persis seperti yang telah kita lakukan selama 18 bulan terakhir? Bukankah kita lebih sedikit mengemudi dan hanya makan apa yang bisa kita dapatkan?

Dengan banyak perusahaan yang tetap sangat fleksibel dalam bekerja jarak jauh di tengah risiko lanjutan dari varian virus Delta, kita dapat terus melakukan hal yang sama. Seperti itu, pengajuan pengangguran mingguan di AS tetap di atas 300.000 per pekerjaan dan kita terus mendengar keluhan setiap hari tentang majikan yang tidak dapat menemukan karyawan.

Meskipun mungkin diperlukan pandemi sekali dalam seabad untuk mengubah praktik tentang bagaimana dan di mana pekerjaan dilakukan, tidak perlu harus mengambil jutaan infeksi baru setiap hari bagi orang untuk bersikeras bahwa mereka ingin bekerja dari rumah.

Tidak percaya? Tanya OPEC.

Pada puncak wabah Covid, kelompok minyak ini mengubah permainannya dari pertemuan dua kali setahun menjadi pertemuan Zoom setiap bulan sehingga dapat tetap berada di depan liku-liku pasar yang konstan.

Kala pandemi berada di bawah kendali yang lebih baik sekarang dan OPEC dapat mengadakan setidaknya pertemuan kuartalan di kantor pusatnya di Wina, grup ini tidak mengambil risiko. Terus bertemu hampir setiap bulan karena ini adalah cara terbaik untuk tidak terjebak oleh pasar.

Konsumen dapat memainkan permainan yang sama, mereka bersikukuh ingin bekerja dari rumah dan mengemudi lebih sedikit atau mengemudi hanya bila diperlukan karena harga gas rata-rata AS di pompa mencapai $3,19 per galon, naik dari $2,18 setahun sebelumnya. Tentu saja, kita dapat berargumen bahwa harga terendah pandemi sekitar $1 terlalu kecil bagi perusahaan minyak untuk bertahan hidup. Banyak yang masih ingat tingkat krisis keuangan $4 plus yang mencengangkan ketika minyak mentah mencapai $147 per barel. Brent sekarang hanya di bawah $80, dan konsumen dapat menyerap lebih banyak rasa sakit, bulls minyak akan berdebat.

Masalah dengan argumen itu adalah setiap tekanan pasokan—dan lonjakan serta kegagalan harga yang dihasilkan—memiliki pemicunya sendiri. Apa yang dapat ditoleransi 13 tahun yang lalu mungkin tidak hari ini bagi konsumen yang terkena inflasi ke kiri, kanan, dan tengah.

Ada beberapa katalis untuk situasi pasar minyak saat ini, salah satunya adalah Badai Ida yang telah berusia satu bulan—fenomena yang tidak dapat dibayangkan oleh orang yang berpikiran benar akan berlangsung selama ini.

Hingga Kamis, sekitar 294.414 barel setara minyak, atau 16,2% dari produksi di Pantai Teluk Meksiko AS tetap ditutup, menurut Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan AS, lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk memantau hal ini.

Gas alam, tentu saja, adalah pendorong utama lainnya untuk apa yang terjadi di minyak. Pada hari Jumat, harga gas alam naik lebih dari 100% pada tahun ini. Pada puncak bulan ini $5,65 per mmBtu, atau juta unit termal Inggris, harga berada di bawah puncak Februari 2014 sebesar $6,49.

Ada pembicaraan bahwa harga gas alam bisa mencapai $6 per mmBtu atau lebih dalam beberapa minggu mendatang. Jika itu masalahnya, dan harga bahan bakar naik lebih tinggi di pompa, itu mungkin saja menjadi pemicu bagi konsumen untuk mulai bereaksi dengan cara yang tidak terduga.

Ringkasan Pasar & Harga Minyak

West Texas Intermediate yang diperdagangkan di New York, patokan untuk minyak AS, ditutup naik 68 sen, atau 0,9%, pada $73,98 per barel. Untuk minggu lalu, WTI naik 2,8%.

Minyak mentah Brent yang diperdagangkan di London, patokan global untuk minyak, naik 84 sen, atau 1,1%, pada $78,09. Untuk minggu lalu, Brent naik 3,7%.

Itu adalah kenaikan minggu kelima berturut-turut untuk WTI dan keempat dalam lima minggu untuk Brent, yang keduanya naik sekitar 50% pada tahun ini.

Di awal sesi, WTI mencapai puncaknya di $74,27, level tertinggi sejak Oktober 2018. Sementara itu, Brent mencapai $78,24, menetapkan tonggak level yang sama.

Ringkasan Pasar & Harga Emas

Kontrak teraktif emas berjangka AS, Desember, turun $1,90, atau 0,1%, pada $1.751,70 per ounce di Comex New York.

Namun untuk minggu lalu, harga hampir datar, bahkan ditutup 30 sen lebih tinggi dari Jumat sebelumnya.

Tetapi bagi yang memantau pasar, terutama investor lama yang telah berulang kali terbakar mengikuti perkiraan optimis selama sembilan bulan terakhir, perbandingan mingguan sebenarnya seharusnya terhadap Rabu lalu.

Itu adalah hari ketika emas kehilangan 2%, terbesar sejak awal Agustus, karena imbal hasil obligasi AS melonjak dan dolar naik lebih tinggi juga karena spekulasi tindakan Federal Reserve yang hawkish atas stimulus ekonominya dan suku bunga yang lebih rendah untuk jangka waktu yang lebih lama.

"Emas telah berjuang melawan dolar yang lebih kuat yang berasal dari lonjakan imbal hasil Treasury pasca-Fed," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA.

“Emas berada di tempat yang sangat sulit dan volatilitas akan tetap tinggi dengan risiko yang tersisa ke sisi bawah. Kisah pertumbuhan AS akan terus meningkat jika pemodel COVID benar tentang penurunan stabil dalam kasus COVID hingga Maret.”

Moya menambahkan bahwa permintaan emas bisa menjadi masalah lebih lanjut jika raksasa properti China Evergrande (HK:3333), yang mengguncang pasar minggu ini dengan krisis utang yang berkembang, berhasil mencegah penularan. "Jika kejatuhan Evergrande tertahan selama akhir pekan, emas bisa rentan untuk menguji level $1.700."

Ketua Fed Jay Powell mengatakan pada akhir pertemuan kebijakan bulanan bank sentral pada hari Rabu mengulangi mantranya bahwa inflasi sedang tren di atas target Fed 2% per tahun karena biaya yang lebih tinggi untuk melakukan bisnis dalam ekonomi yang dibatasi pandemi.

Pasar terus menunjukkan memiliki sedikit kepercayaan pada Fed untuk dapat menahan inflasi dan mengirim imbal hasil obligasi ke level tertinggi beberapa tahun sejak akhir 2020 untuk mencerminkan hal itu. Emas, aset tanpa imbal hasil yang dianggap sebagai tempat berlindung yang aman, telah menjadi korban utama kenaikan imbal hasil.

Kalender Pasar Energi ke Depan

Senin, 27 September

Perkiraan persediaan minyak mentah Cushing (swasta)

Selasa, 28 September

Laporan mingguan stok minyak American Petroleum Institute.

Rabu, 29 September

Laporan mingguan EIA untuk stok minyak mentah

Laporan mingguan EIA untuk persediaan bensin

Laporan mingguan EIA untuk pasokan sulingan

Kamis, 30 September

Laporan mingguan EIA mengenai penyimpanan gas alam

Jumat, 1 Oktober

Survei mingguan pengeboran minyak AS dari Baker Hughes.

 

 

Equityworld Futures