Senin, 28 Juni 2021

PT Equityworld Futures : Minyak Turun tapi di Dekat Tertinggi 2018, Investor Tunggu Pertemuan OPEC+

Equityworld Futures - Harga minyak turun pada Senin (28/06) pagi di Asia setelah naik ke level yang terakhir terlihat pada Oktober 2018. Negosiasi antara AS dan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir akan berlanjut, sementara Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan negara mitra lainnya (OPEC+) akan bertemu pada minggu ini.

 

Harga minyak Brent turun 0,21% ke $75,22 per barel. Harga minyak WTI turun tipis 0,03% di $74,03 per barel.

 

OPEC+ akan membahas pasokan untuk Agustus 2021 ketika bertemu pada 1 Juli mendatang, dan selanjutnya dapat mengurangi pembatasan pasokan yang ada saat ini seiring terus membaiknya prospek permintaan bahan bakar.

 

"Kami berharap OPEC+ akan mencoba untuk menyeimbangkan kebutuhan pasar akan lebih banyak pasokan terhadap sifat rapuh dari pemulihan permintaan, pada pertemuan tersebut," 

 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Berjangka Naik Dipicu Data Inflasi

 

Mereka juga memperkirakan kelompok ini akan meningkatkan produksi sekitar 500.000 barel per hari pada Agustus, yang kemungkinan akan mendukung harga yang lebih tinggi.

 

Cairan hitam mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan minggu kelima seiring pemulihan ekonomi berlanjut di pasar-pasar utama seperti AS dan China, masing-masing negara eksportir dan importir minyak utama dunia. OPEC+ juga telah mempertahankan disiplin pasokan di sisi pasokan dan akan mengembalikan 2,1 juta barel per hari ke pasokan global mulai Mei hingga Juli 2021.

 

Namun, investor juga mewaspadai penyebaran virus COVID-19 varian Delta di negara lain seperti Australia.

 

Sementara itu, negosiasi antara Iran dan AS untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 diperkirakan akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang setelah perjanjian pemantauan antara kedua belah pihak berakhir pada minggu lalu. Kesepakatan itu, jika dihidupkan kembali, akan melihat ekspor Iran ditambahkan ke pasokan global.

 

 

Equityworld Futures

Sabtu, 26 Juni 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Pemulihan Permintaan

Equityworld Futures - Harga minyak dunia naik pada perdagangan kemarin. Harga minyak karena para pedagang optimis tentang prospek pemulihan permintaan.


Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus bertambah 75 sen menjadi menetap di USD74,05 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus naik 62 sen menjadi ditutup pada USD76,18 per barel di London ICE Futures Exchange, dilansir dari Xinhua.



Baca Juga : PT Equityworld Futures : Emas lebih rendah selama sesi AS


"Sentimen dan momentum harga tetap sangat positif," Eugen Weinberg, analis energi di Commerzbank Research, mengatakan dalam sebuah catatan. 

 

Pedagang juga menunggu pertemuan penting Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, karena kelompok tersebut dijadwalkan bertemu pada 1 Juli untuk meninjau tingkat produksi. 

 

Untuk minggu ini, patokan minyak mentah AS melonjak 3,9%, sementara Brent naik 3,6%, berdasarkan kontrak bulan depan.

 

 

Equityworld Futures

Kamis, 24 Juni 2021

PT Equityworld Futures : Gandeng AS, Indonesia Ingin Capai Nol Emisi Karbon

Equityworld Futures - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B Pandjaitan mengungkapkan bahwa pemerintah mengambil langkah penting dengan menjalin kerjasama bersama Amerika Serikat (AS) untuk mencapai nol emisi karbon (net zero carbon emission). 

 

“Mari saya mulai dengan berterima kasih kepada John Kerry (Utusan Khusus Presiden AS Perubahan Iklim) atas dukungan pribadinya dan dukungan Pemerintah AS kepada usaha-usaha kami. Forum bersama ini menunjukkan komitmen kedua negara (AS-Indonesia) untuk meningkatkan pencegahan perubahan iklim dalam mencapai nol emisi karbon untuk kesejahteraan manusia dan planet,” 

 

Dalam hal ini Pemerintah Indonesia sangat menghargai dukungan dan menyambut baik kerjasama dengan AS dalam topik-topik penting ini. Dan seperti yang akan dilihat dalam acara program hari ini, ini adalah kolaborasi fokus yang berkelanjutan.

 

“Indonesia telah membuat beberapa pengumuman penting tentang ambisi iklim kita dalam beberapa minggu terakhir, salah satunya kami mengumumkan nol emisi karbon pada tahun 2060 dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Kemudian PLN, sebagai perusahaan energi milik negara, telah memutuskan untuk memoratorium pembangunan baru pembangkit listrik bertenaga batu bara dalam perencanaan mereka mulai tahun 2023. Selain itu, kerja sama dalam pengembangan dan penerapan teknologi energi terbarukan akan menjadi prioritas utama dalam hubungan AS-Indonesia ini,” 

 

Baca Juga: PT Equityworld Futures : Harga Emas Kian Turun, Pasar Tunggu Data Ekonomi AS Terkait Inflasi

 

Kolaborasi ini, papar Menko Luhut, dapat mencakup topik pemodelan energi, transisi dari energi fosil, teknologi energi bersih, dan energi bersih tingkat lanjut melalui kolaborasi G to G dan lebih luas lagi terkait dengan investasi dan kemitraan. Konkretnya adalah mungkin untuk berkolaborasi dalam perencanaan dan pelaksanaan percontohan sub-nasional untuk nol emisi karbon bersih seperti misalnya untuk di kawasan Bali. 

 

“Dalam semua upaya ini, kebutuhan akan perubahan dan inovasi teknologi serta pembiayaan transisi adalah yang utama. Perubahan teknologi kewirausahaan dan keuangan yang inovatif sebagai kunci untuk mengubah ekonomi kita menjadi Natural Capital Carbon and Communities Superpowe. Kami berencana untuk meluncurkan pusat keunggulan dalam teknologi dan keuangan selama masa G20 di tahun 2022,”

 

Terkait hal tersebut, Menko Luhut menyatakan bahwa pemerintah Indonesia kini mencari sektor swasta untuk inovasi teknologi karena melalui kewirausahaan sektor swasta. 

 

Menko Luhut juga mengajak AS untuk bersama-sama membawa isu lingkungan dan perubahan iklim ke G20 pada tahun 2022. 

 

"Kami juga membutuhkan sebuah pusat seperti ‘centre of future knowledge’ yang akan fokus pada peran alih teknologi, R&D oleh investasi swasta dengan akademisi dan penelitian global terkemuka dalam mewujudkan masa depan yang bahagia dan berkelanjutan di Indonesia."

 

 

 

 Equityworld Futures

Rabu, 23 Juni 2021

PT Equityworld Futures : Menko Luhut: RI Bakal Produksi 600 Ribu Kendaraan Listrik

Equityworld Futures - Pemerintah telah meresmikan operasi produksi fasilitas HPAL (High Pressure Acid Leaching) di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Pengolahan bijih nikel HPAL berbasis teknologi hidrometalurgi ini akan mendorong percepatan hilirisasi mineral menuju industrialisasi berbasis baterai dan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan pada 2030, masyarakat secara global mempunyai kesadaran untuk mengurangi emisi dan akan mendorong kenaikan permintaan kendaraan listrik yang nilainya dapat mencapai 31,1 juta unit.

"Di Indonesia sendiri, pemerintah menargetkan dapat memproduksi 600 ribu unit kendaraan listrik roda empat dan 2,45 juta roda dua. Peningkatan permintaan kendaraan listrik dapat menaikkan permintaan baterai, terutama jenis NCM (nickel-cobalt-mangan)," 

Menko Luhut melanjutkan, bahwa teknologi pengolahan untuk bijih nikel bisa melalui jalur RKEF (pirometalurgi) maupun HPAL (hidrometalurgi) seperti yang ada di Pulau Obi ini. Smelter HPAL ini akan banyak memanfaatkan bijih nikel dengan kadar yang lebih rendah (limonit), yang jumlahnya sangat melimpah di Indonesia. Ini merupakan bagian dari optimasi atau peningkatan nilai tambah dari sumberdaya mineral yang dimiliki oleh Indonesia.

"Indonesia memiliki sumberdaya dan cadangan nikel serta cobalt yang cukup, didukung oleh mineral lain seperti tembaga, alumunium, dan timah yang akan menjadi modal besar untuk bermain dalam industri kendaraan listrik,”

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik, Powell Janji Suku Bunga Tidak akan Naik Terlalu Cepat

Proses HPAL dapat menghasilkan produk nikel kelas satu, yakni Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan turunannya berupa nikel sulfat (NiSO4) dan cobalt sulfat (CoSO4) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku baterai. Produk-produk ini bernilai tambah lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang dihasilkan dari jalur RKEF.

“Untuk itu, kita perlu dukung dan terus didorong untuk terjadi peningkatan investasi agar ada penambahan line (jalur) produksi, sehingga kita mendapat sebesar-besarnya manfaat dari proses produksi ini,”

Dengan nilai investasi smelter HPAL dari PT. Halmahera Persada Legend (HPL) ini yang nilainya lebih dari satu milliar dollar (USD), diharapkan akan dapat menjadi faktor pendorong dan berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan di daerah, seperti peningkatan pendapatan daerah, penyerapan tenaga kerja lokal, pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan dan Kesehatan. Selain PT HPL, di KI Pulau Obi juga terdapat perusahaan smelter lainnya, yakni PT Megah Surya Pertiwi dan PT Halmahera Jaya Feronikel. Kedua perusahaan tersebut memproduksi ferronickel menggunakan RKEF. Di samping perusahaan smelter, ada juga perusahaan pertambangan bijih nikel, yaitu PT Gane Permai Sentosa dan PT Trimegah Bangun Persada. Mengingat banyaknya industri yang beroperasi di Pulau Obi ini.

“Diharapkan kawasan ini menjadi pusat pengembangan dan pusat pertumbuhan wilayah di Pulau Obi khususnya dan di Halmahera, serta Maluku Utara secara umum,”

Salah satu bentuk dukungan yang dilakukan pemerintah dalam pengembangan industri smelter ini, yakni adalah dukungan kesiapan tenaga kerja. Untuk itu pembangunan politeknik di kawasan industri seperti ini menjadi penting. Hal ini berguna agar dapat memberikan kesempatan yang luas bagi masyarakat lokal untuk menggali ilmu dan bekerja di industri smelter.

“Guna mendukung industri ini, kesiapan tenaga kerja menjadi penting. Perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal menjadi perhatian. Untuk itu, diperlukan fasilitas pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja yang akan bekerja di industri smelter ini,”

Mengingat pentingnya kawasan industri smelter yang beroperasi di Pulau Obi, maka untuk menjaga kelangsungan operasi dan investasinya, perlu dukungan dari pemerintah. Untuk itu Kawasan industri ini merupakan Kawasan industri strategis dan perlu untuk ditetapkan sebagai objek vital nasional.

“Kita perlu jadikan kawasan industri Pulau Obi ini sebagai kawasan industri strategis, dan perlu untuk dijadikan sebagai Objek Vital Nasional (Obvitnas).”

 

 

 Equityworld Futures

Selasa, 22 Juni 2021

PT Equityworld Futures : Naik Terus, Harga Minyak Diprediksi Tembus USD100/Barel Tahun Depan

Equityworld Futures - Harga minyak naik pada akhir perdagangan. Menguatnya harga minyak memperpanjang kenaikan pada minggu sebelumnya. 

 

Bank of America menilai, Brent kemungkinan akan mencapai rata-rata harga USD68 per barel pada tahun ini. Kemudian diperkirakan mencapai USD100 per barel pada tahun depan, karena permintaan dan penggunaan mobil pribadi lebih banyak. 

 

Harga minyak mendapat dukungan dari perkiraan pertumbuhan terbatas dalam produksi minyak AS. Hal ini memberi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) lebih banyak kekuatan untuk mengelola pasar dalam jangka pendek sebelum potensi kenaikan kuat dalam produksi minyak serpih AS pada 2022.

 

Selain itu, harga minyak naik didorong pelemahan dolar AS dan jeda pembicaraan mengakhiri sanksi AS terhadap minyak mentah Iran. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,36% menjadi 91,8945. Secara historis, harga minyak berbanding terbalik dengan harga dolar AS. 

 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Naik, Pernyataan Powell di Kongres AS Jadi Sorotan


Naiknya harga minyak karena negosiasi menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran terhenti. Setelah hakim Ebrahim Raisi memenangkan pemilihan presiden negara itu. 

 

"Pemilihan seorang garis keras di Iran membebani pasar (penawaran) karena sanksi tampaknya tidak akan dicabut,"

 

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus, melonjak USD1,39 atau 1,9% menjadi USD74,90 per barel. Sementara minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli terangkat USD2,02 atau 2,8% menjadi USD73,66. 

 

Kedua harga acuan minyak tersebut telah meningkat selama empat minggu terakhir karena optimisme atas laju vaksinasi Covid-19 global dan perkiraan peningkatan dalam perjalanan musim panas. 

 

 

Equityworld Futures

 

Senin, 21 Juni 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Kian Naik, Perundingan Nuklir Iran Ditunda Sementara

Equityworld Futures - Harga minyak naik di Asia sejalan dengan awal yang kuat dari musim mengemudi saat musim panas menopang kenaikan. Cairan hitam juga diuntungkan dari jeda dalam perundingan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran dan jika berhasil maka bisa menambah ekspor Iran ke pasar global.

Iran adalah anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Harga minyak Brent terus naik 0,35% di $73,77 per barel dan harga minyak WTI kian naik 0,49% di $71,64 per barel menurut data Investing.com.

Prospek permintaan bahan bakar cerah seiring terus meningkatnya vaksinasi COVID-19 dan musim perjalanan di musim panas sedang berlangsung, telah mendorong kenaikan untuk Brent dan WTI berjangka selama empat minggu terakhir. Rebound itu juga telah mendorong premi spot untuk minyak mentah di Asia dan Eropa ke level tertinggi multi bulan.

"Rebound permintaan di musim panas belahan bumi utara begitu kuat sehingga pasar menjadi semakin khawatir tentang penurunan tajam lanjutan persediaan," tulis analis ANZ dalam catatan.

Negosiasi antara negara kekuatan dunia dan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir tahun 2015 dihentikan saat Ebrahim Raisi memenangkan pemilihan presiden Iran yang berlangsung selama minggu sebelumnya. Jeda ini diperkirakan akan berlangsung sekitar 10 hari.

Catatan ANZ mengatakan pemilihan umum itu dapat menunda kesepakatan nuklir, karena adanya “kemungkinan minyak Iran mencapai pasar dalam jangka pendek tampaknya tidak mungkin (terjadi).” Catatan itu menambahkan bahwa Iran bersikeras pada penghapusan sanksi AS terhadap Raisi sebelum kesepakatan tercapai.

 

 

Equityworld Futures

Jumat, 18 Juni 2021

PT Equityworld Futures : Harga Minyak Dunia Nyaris Anjlok 2%

Equityworld Futures - Harga minyak dunia anjlok hampir 2% dari level tertinggi dalam beberapa tahun pada akhir perdagangan. Harga minyak turun setelah naik selama lima hari beruntun, karena dolar menguat setelah bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga acuan secepatnya pada 2023.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus terpangkas USD1,31 atau 1,8%, menjadi ditutup pada USD73,08 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli turun USD1,11 atau 1,5%, menjadi menetap di USD71,04 per barel.

Kekhawatiran permintaan minyak muncul kembali setelah kasus Virus Corona baru melonjak di Inggris, sementara kekhawatiran pasokan atas kembalinya barel Iran juga membebani pasar.

Namun para pedagang mengatakan pemilihan presiden pada Jumat di Iran dapat menggagalkan pembicaraan nuklir antara Washington dan Teheran dan membiarkan sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran tetap berlaku.

Dolar AS menguat ke level tertinggi sejak pertengahan April terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya setelah Fed mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga pada kecepatan yang jauh lebih cepat dari yang diperkirakan. 

Baca Juga : PT Equityworld Futures : Harga Emas Lanjut Naik, Pasar Masih Cerna Pernyataan the Fed

Greenback yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal dalam mata uang lain, yang dapat mengurangi permintaan.

Inggris melaporkan kenaikan harian terbesar dalam kasus baru COVID-19 sejak 19 Februari, menurut angka pemerintah yang menunjukkan 11.007 infeksi baru, naik dari 9.055 sehari sebelumnya.

"Lonjakan kasus COVID di Inggris ini meskipun vaksinasi cepat akan meningkatkan banyak alarm tentang seberapa cepat seluruh Eropa akan dibuka kembali," 

"Minyak mentah bisa matang untuk ambil untung lebih lanjut jika komentar yang lebih optimis datang dari putaran terakhir pembicaraan nuklir Iran." 

Pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 telah mendekati kesepakatan, tetapi masalah-masalah penting tetap harus dinegosiasikan.

Iran sedang menuju ke pemilihan presiden pada Jumat, dengan kepala kehakiman garis keras Ebrahim Raisi di antara kandidat terdepan.

"Sangat mungkin pembicaraan nuklir bisa gagal jika kesepakatan tidak dilakukan pada Agustus (ketika) presiden reformasi saat ini Hassan Rouhani akan meninggalkan pemerintah,"

Washington telah memberikan sanksi kepada Raisi karena diduga terlibat dalam eksekusi tahanan politik. Pemilihannya akan mempersulit Amerika Serikat dan Iran untuk mencapai kesepakatan tentang pengayaan uranium Iran yang akan memungkinkan pencabutan sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran.

Analis mengatakan Iran dapat meningkatkan pasokan minyak sebesar 1 juta hingga 2 juta barel per hari jika sanksi dicabut.

 

 

Equityworld Futures